64
3. Produk
Dalam Undang-Undang Perbankan Bebas-Riba, disebutkan beberapa jenis akad dasar yang digunakan dalam sistem perbankan syariah di Iran, baik
untuk proses penghimpunan maupun proses penyaluran. Dalam Pasal 3 disebutkan bahwa bank dibolehkan menerima simpanan dalam bentuk: simpanan
qardulhasan dan simpanan investasi berjangka. Simpanan investasi berjangka,
bagi pemanfaatan di mana bank memiliki kekuatan untuk memeriksa, harus digunakan dalam joint venture, mudarabah, sewa-beli, transaksi cicilan,
mozaraah , mosaqat, investasi langsung, transaksi forward, dan joaalah. Selain
akad-akad di atas, UU No. 21 Tahun 2008 lebih banyak memfasilitasi produk dengan akad salam, istishna, dan jasa dengan akad hawalah dan kafalah.
4. Pengawas Syariah
Secara umum, Iran juga memiliki Dewan Syura Perekonomian Islam yang terdiri dari para ulama dan para ahli ekonomi. Mereka bergabung dan
duduk bersama untuk mengawasi apakah sistem dan undang-undang yang berlaku sesuai dengan hukum Islam atau tidak.
8
Dewan ini berada di bawah Majelis Syura Islami yang mengesahkan undang-undang, termasuk Undang-
Undang Perbankan Bebas Riba. Namun secara institusional, bank yang beroperasi di Iran bertanggung jawab langsung kepada Majelis Umum Bank
Markazi Iran yang beranggotakan Menteri Urusan Ekonomi dan Keuangan, Menteri Perdagangan, Kepala Organisasi Manajemen dan Perencanaan, dan satu
8
Wawancara pribadi dengan Ayatullah Dr. Zamani, pada tanggal 10 September 2010.
65 lagi menteri yang dipilih oleh Dewan Kementerian. Pada tanggal 14 November
2010, parlemen Iran meloloskan peraturan yang mengeluarkan presiden sebagai anggota Majelis Umum dan nantinya beranggotakan tujuh ekonom
9
dengan tujuan independensi bank sentral dari pemerintahan.
Sementara di Indonesia, melihat semakin berkembangnya lembaga keuangan syariah dan adanya Dewan Pengawas Syariah DPS pada setiap
lembaga,
10
Majelis Ulama Indonesia MUI memandang perlu untuk mendirikan Dewan Syariah Nasional DSN sebagai tempat menampung berbagai
masalahkasus yang memerlukan fatwa. DSN beranggotakan para ulama, praktisi, dan pakar dalam bidang yang terkait dengan muamalah syariah. DPS
pada setiap lembaga keuangan syariah LKS mempunyai tugas memberikan nasihat dan saran kepada LKS, melakukan pengawasan, dan mediator antara
LKS dengan DSN dalam mengkomunikasikan usul dan saran pengembangan produk dan jasa.
11
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 624PBI2004 tentang Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip
9
Iranian President Removed As Central Bank Board Chairman, diakses pada tanggal 22 November 2010 dari
http:www.rferl.orgcontentIranian_President_Removed_As_Central_Bank_ Board_Chairman2222076.html
.
10
Dewan Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI, DSN-MUI: Jakarta, 2006, h. 425.
11
Dewan Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI, h. 434.
66 Syariah,
12
DPS juga mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan hasil pengawasan sekurang-kurangnya setiap 6 enam bulan kepada Direksi LKS,
DSN, dan Bank Indonesia. Fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional kemudian dijadikan hukum positif dalam bentuk Peraturan Bank
Indonesia agar dapat ditaati oleh institusi perbankan.
12
Peraturan Bank Indonesia No. 624PBI2005, h. 27.
67
Matriks Perbandingan Perbankan Syariah Iran-Indonesia
Iran Indonesia
Bank Sentral
• Independen dan bebas dari campur tangan
pemerintah • Instrumen kebijakan
moneter: operasi pasar terbuka, GWM antara 10-
30, lender of the last resort
, minimum expected profit ratio of bank
. • Memiliki penetapan
minimal dan maksimal profit return
. • Independen dan bebas dari
campur tangan pemerintah • Instrumen kebijakan
moneter: operasi pasar terbuka, penetapan tingkat
diskonto, penetapan cadangan wajib minimum
bank syariah sebesar 8, lender of the last resort,
pengaturan kredit atau pembiayaan
Legalitas
• Undang-Undang Perbankan Bebas-Riba
tahun 1983 • Undang-Undang No. 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
• Diperkuat dengan Peraturan Bank Indonesia yang sesuai
dengan Fatwa MUI.
Produk
• Dalam undang-undang mengatur dua produk
tabungan utama, yakni qardulhasan
dan deposito berjangka.
• Dalam undang-undang, akad-akad lain yang
digunakan untuk pembiayaan seperti
murabahah , musaqat, dan
jualah .
• Dalam UU mengatur dua produk utama
penghimpunan dana, yakni wadiah
dan mudarabah atau akad lain yang tidak
bertentangan. • Penyaluran pembiayaan
dengan menggunakan akad mudarabah, musyarakah,
salam , istishna, IMBT,
Pengawas Syariah
• Undang-undang dan peraturan yang berlaku
disahkan oleh Majelis Syura Islam melalui
persetujuan Dewan Garda.
• Perbankan bertanggung jawab langsung kepada
Majelis Umum bank sentral.
• Di setiap lembaga keuangan terdapat DPS, yang
bertanggung jawab memberikan laporan
kepada DSN dan Bank Indonesia
68
B. Analisis SWOT Perbankan Syariah Kedua Negara