memperhitungkan biaya yang menjadi beban perusahaan, serta menyiapkan laporan keuangan.
20. Logistic Assistant Manager : bertanggung jawab dalam membuat
perencanaan dan pelaksanaan pengadaan barang-barang seperti mesin produksi, suku cadang, bahan baku, bahan perkantoran, kemasan yang
diperlukan dalam operasional perusahaan.
5.4 Divisi Bioplant PT. Teknokultura
Divisi Bioplant merupakan divisi pengelolaan pengembangan bioteknologi kultur jaringan untuk tanaman hutan dan kayu. Divisi ini mengandalkan teknologi
perbanyakan kultur jaringan serta rekayasa genetika tanaman untuk menghasilkan berbagai bibit tanaman berkualitas prima.
5.4.1 Fasilitas dan Kapasitas
Kegiatan usaha PT. Teknokultura dikembangkan pada kawasan biotek PT Teknokultura pada areal 11 hektar yang terletak di Cikupa Tanggerang km 30,
dimana setengahnya merupakan lahan tanaman Divisi Bioplant. Lokasi ini dapat dijangkau dalam waktu 45 menit dari Semanggi Jakarta. Saat ini PT.
Teknokultura mempunyai kapasitas produksi untuk dapat menghasilkan 20 juta tanaman per tahun.
Dalam menjalankan aktivitasnya, divisi Bioplant PT. Teknokultura didukung oleh berbagai fasilitas antara lain :
1. Laboratorium Kultur Jaringan Laboratorium kultur jaringan seluas 2500 m
2
dibangun dengan standar internasional, merupakan fasilitas pendukung produksi bibit unggul yang
memiliki kapasitas produksi 10 - 20 juta bibittahun. Dengan penguasaan metoda kultur jaringan, maka perbanyakan bibit yang berasal dari sumber
tanaman terpilih diharapkan dapat menghasilkan bahan tanaman dalam jumlah massal yang memiliki kualitas prima sesuai induknya true to
type. Jenis bibit tanaman yang diproduksi terdiri dari kelompok tanaman hortikultura, tanaman kehutanan, tanaman hutan, dan tanaman industri.
2. Lapangan Nursery Nursery dirancang untuk dapat mendukung proses adaptasi dan
pendewasaan tanaman hasil perbanyakan in-vitro sampai menjadi bibit siap tanam sesuai dengan kebutuhan konsumen. Nursery ini berlokasi di
Cikupa Tanggerang, Desa Kalirejo Lampung Tengah, Desa Pondok, Grogol Sukoharjo Jawa Tengah, Desa Waylo dan Sawa Namlea Pulau
Buru. Nursery pendukung yang tersebar pada beberapa daerah dibangun untuk mendukung distribusi bibit dari areal produksi bibit utama di
Cikupa, Tanggerang.
5.4.2 Produk dan Pemasaran
Dengan berbagai daya dukung yang ada, Divisi Bioplant PT. Teknokultura dapat menyediakan beberapa tahap produk yaitu :
1. Produk In-vitro Pada awalnya, berbagai jenis bibit didatangkan dari Belanda dan Amerika.
Kemudian diolah melalui proses mulai dari inisiasi, sterilisasi, multiplikasi, hingga pengakaran sehingga terbentuk tanaman yang
sempurna planlet. Planlet inilah yang kemudian diekspor ke konsumen mancanegara secara ekonomis, diantaranya Belanda, Amerika dan Inggris.
Produk in-vitro pada Divisi Bioplant terdiri dari tanaman jati, tanaman anggrek serta
± 300 jenis tanaman hias. 2. Produk Paska-aklimatisasi
Produk paska-aklimatisasi merupakan produk yang diperoleh setelah melalui proses penyesuaian planlet dari kondisi mikro dalam botol
heterotrof ke kondisi lingkungan luar autotrof. Produk ini ditargetkan untuk pengembangan satelit nursery di berbagai wilayah nusantara.
3. Produk Siap Tanam Adalah produk paska-aklimatisasi yang telah dikembangkan di lapangan,
yang dapat langsung digunakan oleh para petani maupun konsumen secara umum bagi program penanamannya. Varietas produk siap tanam terdiri
dari berbagai jenis tanaman hutan, diantaranya jati, mahoni sengon, gmelina, alpukat, asem, nangka, petai, kemiri dan karet. Pada umumnya
produk ini dipasarkan ke dalam proyek-proyek pemerintah, seperti Dinas Perhutani, dll.
Beberapa produk yang dipasarkan oleh Divisi Bioplant juga ditangani oleh Regional Manager, mulai dari pemasaran bibit, penanaman, pemeliharaan
maintenance hingga mencapai tanaman jadi selama beberapa bulan sesuai
kontrak. Beberapa proyek yang telah ditangani oleh Regional Manager diantaranya pengelolaan tanaman di kawasan Bogor, Ujung Kulon, Lampung,
Pulau Buru, Solo, dan Serang. Dengan kemampuan sumberdaya manusia dan manajemen nursery yang
telah dimiliki, Divisi Bioplant PT. Teknokultura juga menghasilkan berbagai bibit yang dikembangkan melalui perkecambahan, berbagai pembiakan vegetatif
konvensional lain seperti ‘minicutting’ maupun okulasi dan stek pucuk. Dengan berbagai teknologi benih yang dimiliki PT. Teknokultura, kontrol kualitas dan
homogenitas produk tetap menjadi acuan standar produksi PT. Teknokultura.
5.5 Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan