Sistem Pengupahan Karyawan pelaksana buruh bagian pengolahan di PTPN VIII Kebun

Tabel 7. Daftar Tenaga Kerja PTPN VIII Kebun Rancabali Pimpi nan Gol IIIA - IVD Karya-wan Gol IB -IID Karyaw an Gol IA Ho norer KLM Uraian L L P L P L P L P Administratur 1 Sinder Kepala 1 Sinder Asisten: - Kebun 5 - Pengolahan 3 - Teknik 2 - TUK 1 Pelaksana 200 6 70 7 56 3 8 10 55 2 66 Total 13 206 1270 18 1212 Sumber: Bagian Umum PTPN VIII Kebun Rancabali, 2005

5.4 Sistem Pengupahan Karyawan pelaksana buruh bagian pengolahan di PTPN VIII Kebun

Rancabali terdiri atas buruh yang berstatus buruh tetap dan buruh lepas. Sistem pengupahan pada bagian pengolahan dilakukan berdasarkan jumlah pucuk basah yang diterima. Bila pucuk yang diterima lebih dari 40 ton hari, maka buruh akan menerima upah borongan sedangkan bila kurang dari 40 ton hari, buruh pengolahan tetap mendapat upah harian. Karyawan yang berstatus buruh tetap memperoleh upah setiap harinya berdasarkan jumlah pucuk basah yang akan diolah setiap harinya ditambah dengan hari libur nasional atau cuti, yaitu upah berdasarkan UMP yang berlaku, sedangkan buruh yang berstatus buruh lepas hanya mendapatkan upah harian dan bila ada upah borongan. Sistem pengupahan yang ditetapkan oleh perusahaan, disesuaikan dengan golongan masing-masing karyawan serta status kerja para karyawan. Golongan yang terdapat di PTPN VIII Kebun Rancabali mulai dari golongan IVD sampai dengan golongan IA, sedangkan berdasarkan status kerja dibagi menjadi karyawan tetap dan karyawan lepas. Karyawan yang mempunyai golongan dan berstatus karyawan tetap mendapatkan upah minimum provinsi UMP khusus untuk sektor perkebunan. Sedangkan untuk karyawan yang berstatus kerja harian lepas sistem pengupahannya hanya berdasarkan upah pokok per bulan tanpa mendapatkan tunjangan, dan bila ada borongan maka buruh tersebut akan mendapatkan upah borongan berdasarkan jumlah produksi kering yang dihasilkannya. Pada umumnya, buruh pengolahan mempunyai golongan IA, dengan upah pokok yang diterimanya setiap bulan berkisar antara Rp 322.000 – Rp 362.000 pada tahun 2005 atau sekitar Rp 14.400 per hari, baik untuk buruh tetap ataupun buruh lepas. Sedangkan tunjangan hanya diberikan kepada buruh tetap saja setiap bulannya sebesar Rp 107.000 – Rp 120.000 pada tahun 2005. Upah borongan diberikan berdasarkan jumlah produksi kering yang dihasilkannya sebesar Rp 400 per kg produksi kering. Hari kerja dalam seminggu adalah enam hari kerja, dimulai dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu. Jam kerja yang diberlakukan oleh pihak perkebunan untuk karyawan yang ada di kantor dan di lapangan adalah tujuh jam dalam setiap hari Senin sampai dengan Sabtu. Jam kerja karyawan pengolahan disesuaikan dengan kedatangan pucuk ke pabrik untuk diolah lebih lanjut.

5.5 Kegiatan Budidaya Tanaman Teh