Analisis Regresi Linear Berganda

3.1.5 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah metode yang digunakan untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel tak bebasnya. Model regresi yang digunakan adalah : Y = b + b i X i + e i dimana : b = intersep konstanta b i = koefisien regresi variabel ke i i = 1,2,3,…..,17 ei = sisa Pendugaan koefisien regresi bi dengan menggunakan metode Ordinary Least Squares OLS. Suatu model regresi klasik atau regresi linear umum harus memenuhi beberapa asumsi, diantaranya : 1 Nilai yang diharapkan bersyarat dari e variabel pengganggu, tergantung pada Xi tertentu adalah nol. Tiap populasi Y yang berhubungan dengan suatu X tertentu didistribusikan di sekitar nilai rata-rata dengan beberapa nilai Y diatas nilai rata-rata dan beberapa di bawahnya. 2 Tidak adanya autokorelasi berurutan atau tidak adanya autokorelasi. 3 Homoskedastisitas yang berarti bahwa populasi Y yang berhubungan dengan berbagai nilai X mempunyai varians yang sama. 4 Variabel pengganggu e dan varians yang menjelaskan X tidak berkorelasi. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Sebagai salah satu unit produksi PTP Nusantara VIII, Rancabali turut memberikan kontribusi bagi produksi teh di Jawa Barat. Apabila produksi teh di Rancabali meningkat, maka produksi PTPN VIII juga akan meningkat dan akhirnya produksi teh Indonesia pun akan meningkat pula. Faktor-faktor produksi yang ada di Rancabali terdiri dari lahan, modal, tenaga kerja dan teknologi. Dari keempat faktor produksi tersebut, tenaga kerja memegang peranan yang paling penting, karena produktivitas dari modal, lahan dan teknologi sangat ditentukan oleh tenaga kerja. Dengan semakin tingginya tingkat produktivitas tenaga kerja, maka akan semakin tinggi pula tingkat produktivitas dari faktor produksi yang lainnya. Selain pemetik, buruh pengolahan merupakan tenaga kerja yang berhubungan langsung dalam menentukan jumlah dan mutu produksi yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena bagian pengolahan yang bertanggung jawab dalam menentukan jumlah produksi kering dan mutu teh. Bila produksi pucuk basah yang diterima tidak diolah secara benar dan sesuai dengan prosedur kerja, maka akan dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, karena dapat meningkatkan biaya produksi. Oleh sebab itu, upaya peningkatan produktivitas buruh sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan produksi teh di perkebunan Rancabali. Dalam upaya meningkatkan produktivitas buruh bagian pengolahan pabrik dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Mengacu pada berbagai hasil penelitian mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya produktivitas kerja buruh bagian pengolahan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal berhubungan dengan kondisi diri buruh seperti: umur, jenis kelamin, pengalaman kerja, dan tingkat pendidikan. Sedangkan faktor-faktor yang bersifat eksternal berhubungan dengan kondisi di luar diri buruh pengolahan seperti: status kerja, alokasi waktu kerja dan hubungan atasan dengan bawahan. Penelitian ini akan mengukur dan menganalisis beberapa faktor yang diduga mempengaruhi tingkat produktivitas buruh bagian pengolahan yang terdapat di PTPN VIII Kebun Rancabali. Adapun faktor-faktor tersebut tersebut adalah faktor usia karyawan, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja, jumlah tanggungan keluarga, jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan, jumlah pendapatan keluarga di luar penghasilan responden sebagai buruh pengolahan dalam satu bulan, jumlah pendapatan pokok sebagai buruh pengolahan dalam satu bulan, tunjangan, cuti tahunan, bonus akhir tahun, status kerja, sistem bekerja, alokasi waktu kerja, persepsi kepuasan pendapatan yang diterima dan kondisi lingkungan sosial. Kondisi lingkungan sosial dalam penelitian ini adalah hubungan atasan-bawahan dan hubungan sesama karyawan. Kondisi semua faktor di atas bila diperbaiki akan meningkatkan produktivitas kerja buruh, yang selanjutnya akan meningkatkan hasil dan mutu produksi teh Rancabali. Kerangka Pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Keterangan : ------- = ruang lingkup penelitian Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali Penurunan Produktivitas Tenaga Kerja Tenaga Kerja khususnya Buruh Faktor Internal ¬ Usia ¬ Jenis kelamin ¬ Tingkat pendidikan ¬ Pengalaman kerja ¬ Jumlah tanggungan keluarga ¬ Jumlah pengeluaran keluarga ¬ Jumlah pendapatan pokok ¬ Tunjangan ¬ Bonus akhir tahun ¬ Cuti tahunan ¬ Jumlah pendapatan diluar penghasilan Faktor eksternal ¬ Hubungan atasan- bawahan ¬ Hubungan sesama karyawan ¬ Status kerja ¬ Kepuasan kompensasi yang diterima ¬ Sistem kerja ¬ Alokasi waktu kerja Sumberdaya Lahan Sumberdaya Modal Sumberdaya Teknologi Produktivitas Lahan Produktivitas Modal Produktivitas Teknologi Produktivitas Total Produksi Teh Tujuan Perusahaan

3.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan pada fungsi yang menyatakan hubungan antara tingkat