Lembaga Keuangan Bank Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelancaran Pengembalian Kredit Usaha Rakyat

15

2.3. Lembaga Keuangan Bank

Lembaga keuangan merupakan suatu lembaga yang bertugas memberikan layanan keuangan termasuk di dalamnya pemberian jasa bantuan permodalan dan pembiayaan. Lembaga keuangan ini dibedakan menjadi lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Bank merupakan salah satu lembaga penyedia jasa keuangan. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rang ka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”. Adapun pengertian Bank menurut Global Association of Risk Proffesional GARP dan Badan Sertifikasi Manajemen Risiko adalah suatu lembaga yang telah memperoleh izin untuk melakukan kegiatan utama menerima deposito, memberikan pinjaman, menerima dan menerbitkan cek. Bank merupakan satu-satunya lembaga keuangan depositori. Sebagai lembaga keuangan depositori, bank memiliki izin untuk menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan, yaitu berupa giro, tabungan, dan deposito. Dana yang diperoleh kemudian dapat dialokasikan ke dalam aktiva dalam bentuk pinjaman dan investasi. Kekhususan kegiatan yang dilakukan oleh bank inilah yang membedakan bank dari lembaga keuangan lain. Di samping kekhususan dalam menghimpun dana masyarakat atau dana pihak ketiga tersebut, bank diperbolehkan untuk menjalankan usaha yang sama dengan lembaga keuangan lain. Adapun jenis-jenis bank dapat digolongkan menjadi beberapa macam berdasarkan formalitas undang-undang, kepemilikan, penekanan kegiatan usaha, dan pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha Dendawijaya 2001 Jenis bank berdasarkan formalitas undang-undang dilandaskan oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat. Jenis bank berdasarkan kepemilikannya dibedakan menjadi lima jenis yaitu bank milik Negara BUMN, bank milik pemerintah daerah BUMD, bank milik swasta nasional, bank milik swasta campuran nasional dan asing, dan bank milik asing. 16 Penggolongan jenis bank berdasarkan penekanan kegiatan usahanya yaitu bank retail, bank korporasi, bank komersial, bank pedesaan, bank pembangunan, dan lain-lain. Sedangkan jenis bank berdasarkan pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha dibedakan menjadi bank konvensional yang menetapkan bunga sebagai biaya modal dalam penyetoran simpanan serta penyaluran kredit dan bank berdasarkan prinsip syariah yang menerapkan konsep bagi hasil dalam penyetoran simpanan serta pemberian kredit. Produk bank merupakan bentuk kegiatan jasa yang dihasilkan bank. Produk bank dipisahkan ke dalam dua sisi, yaitu sisi pasiva dan sisi aktiva. Produk-produk bank dari sisi pasiva meliputi: 1 Giro. Merupakan simpanan dari pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, surat perintah pebayaran, atau dengan pemindabukuan. 2 Tabungan. Adalah simpanan dari nasabah kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut ketentuan atau syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro danatau lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. 3 Deposito. Merupakan simpanan dari nasabah kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan bank yang bersangkutan Produk-produk bank dari sisi pasiva ini biasa dikenal dengan sebutan kredit pasif. Produk-produk bank dari sisi aktiva atau yang biasa disebut kredit aktif meliputi: 1 Kredit modal kerja. Pemberian kredit dari bank kreditur kepada nasabah debitur untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan debitur. 2 Kredit investasi. Kredit yang digunakan untuk membeli barang modal investasi. 3 Kredit off shore. Fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur domestik dalam bentuk valuta asing dan dilaksanakan melalui cabang bank yang bersangkutan di luar negeri. 17 4 Kredit on shore. Fasilitas kredit yang diberikan oleh unit kredit dalam negeri kantor wilayah, cabang, atau divisi korporasi yang diberikan kepada debitur dalam negeri dalam bentuk valuta asing. 5 Kredit cash collateral. Merupakan kredit khusus yang diberikan kepada pemegang deposito berjangka bank yang bersangkutan, bank pemerintah, atau bank asingswasta nasional yang bonafid dan pemegang tabungan bank yang bersangkutan. 6 Kredit profesi. Kredit yang diberikan oleh bank dalam rangka membantu para profesional dokter, akuntan publik, pengacara, konsultan, dan sebagainya untuk mengembangkan profesinya. 7 Kredit konsumsi. Kredit yang diberikan oleh bankkepada debitur untuk keperluan membeli barang-barang konsumsi yang dibutuhkannya. 8 Kredit sindikasi. Kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur biasanya nasabah korporasi atau perusahaan secara bersama-sama dengan bank lain berdasarkan kesepakatan bersama atas beberapa ketentuan, seperti porsivolume kredit dan agunan masing-masing bank, tingkat suku bunga, dan lain-lain. 9 Kredit-kredit program. Berbagai jenis kredit yang dibeerikan oleh bank dalam rangka memenuhi ketentuan untuk mengikuti suatu program pemerintah seperti kredit canda kulak, kredit usaha kecil KUK, dan sebagainya. Selain berbagai jenis produk yang dihasilkan bank di atas, bank juga memberikan berbagai pelayanan jasa yang mencakup jasa perbankan dalam negeri dan luar negeri seperti pemindahbukuan transfer, surat keterangan bank, delegasi kredit, dan lain sebagainya. 2.4. Lembaga Penjaminan PT Askrindo didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan Bank Indonesia pada tahun 1971. Askrindo bergerak pada bidang asuransi kredit bank dan juga usaha-usaha lainnya, khusus di bidang penjaminan. Visi dari Askrindo adalah menjadi perusahaan asuransi nasional terpercaya dan kompetitif yang mengutamakan pelayanan prima dengan dukungan sumber daya dan lembaga keuangan yang kuat di dalam dan di luar negeri untuk pihak-pihak yang berkepentingan, dengan misi mendukung program pemerintah di bidang ekonomi 18 dalam menciptakan UMKM yang tangguh melalui kegiatan usaha asuransi danatau penjaminan. Perum Jaminan Kredit Indonesia Jamkrindo merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN yang didirikan berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 95 Tahun 2000 tanggal 7 November 2000. Perusahaan ini didirikan untuk meneruskan Perusahaan Umum Pengembangan Keuangan Koperasi Perum PKK dengan sasaran dan lingkup usaha diperluas. Perluasan sasaran dan lingkup usaha tersebut antara lain dengan memberikan pelayanan tidak hanya kepada koperasi melainkan juga kepada UMKM. Pelayanan yang diberikan Jamkrindo di antaranya berupa kegiatan penjaminan kredit bank atau bukan bank, penjaminan atas pembiayaan sewa guna usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen dan pembiayaan pola bagi hasil,penjaminan atas pembelian barang secara angsuran, penjaminan atas transaksi kontrak jasa, pemberian pinjaman dengan pola bagi hasil, bantuan manajemen dan konsultasi, penerbitan surety bond, dan kegiatan lain yang menunjang tercapainya visi dan misi perusahaan. 2.5. Kredit Usaha Rakyat KUR Kredit Usaha Rakyat KUR adalah Kredit Modal Kerja KMK dan atau Kredit Investasi KI dengan plafon kredit sampai dengan Rp500 juta. Di samping itu, terdapat pula KUR Mikro dengan plafon kredit maksimal Rp. 5 juta. Pinjaman ini diberikan kepada usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi yang memiliki usaha produktif yang layak feasible namun belum bankable. Pinjaman tersebut sebagian dijamin dengan program penjaminan kredit oleh pemerintah melalui PT. Asuransi Kredit Indonesia Askrindo dan Perum Jaminan Kredit Indonesia Jamkrindo. Besarnya coverage penjaminan maksimal yang diberikan Askrindo dan Jamkrindo adalah sebesar 70 persen dari nilai kredit. Selebihnya harus disediakan oleh pihak debitur yang menjadi risiko bank penyalur karena dana yang disalurkan melalui KUR tersebut adalah sepenuhnya berasal dari bank penyalur. Bunga pinjaman dalam pengembalian kredit ini adalah sebesar 1,125 persen per bulan. 19

2.6. Pasar Kredit pada Usaha Mikro