11 Di samping itu, usaha mikro menghadapi pula faktor-faktor yang masih
menjadi kendala dalam peningkatan daya saing dan kinerja usaha mikro, yaitu: 1
Lemahnya sistem pembiayaan dan kurangnya komitmen pemerintah bersama lembaga legislatif terhadap dukungan permodalan usaha mikro, sehingga
keberpihakan lembaga-lembaga keuangan dan perbankan masih belum seperti yang diharapkan
2 Kurangnya kemampuan usaha mikro untuk meningkatkan akses pasar
3 Terbatasnya informasi sumber bahan baku dan panjang jaringan distribusi
4 Belum terciptanya “blue print” platform teknologi dan informasi, yang
meliputi masalah regulasi, pembiayaan, standarisasi, lisensi jenis teknologi tepat
5 Proses perizinan pendirian badan usaha, paten, merek, hak cipta, investasi,
izin yang masih birokratis, biaya tinggi, dan waktu yang lama. Namun demikian jika mendapatkan sokongan dari berbagai pihak yang
saling terintegrasi sebenarnya sektor usaha mikro akan dapat berkembang lebih baik. Pertama, pemerintah memberikan regulasi dan supervisi yang tepat, dalam
hal ini peran pemerintah. Kedua, tersedianya sumber permodalan dan pembiayaan yang mudah dijangkau dan sustainable, yang perannya diperankan oleh perbankan
dan lembaga keuangan mikro. Dan ketiga, adanya pendampingan untuk capacity building yang diperankan oleh kalangan akademisi termasuk lembaga
pemeringkat, konsultan manajemen, dan sebagainya Kusmuljono 2009.
2.2. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Kredit
Kredit berasal dari bahasa latin credere yang artinya mempercayai. Adapun berbagai definisi kredit menurut beberapa pandangan adalah sebagai
berikut: 1
Menurut UU Perbankan No. 14 Tahun 1967, kredit adalah penyediaan uang atas tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan
pinjam meminjam antar bank dan pihak lain dalam hal dimana pihak peminjam wajib melunasi utang setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah
bunga yang ditetapkan. 2
Dalam ensiklopedia umum, kredit dijelaskan sebagai sistem keuangan untuk memudahkan pemindahan modal dari pemilik kepada pemakai dengan
12 harapan akan mendapatkan keuntungan. Kredit diberikan berdasarkan
kepercayaan orang lain yang memberikannya terhadap kecakapan dan kejujuran si peminjam.
Seseorang akan dikenai beban bunga apabila ia menggunakan jasa kredit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kredit merupakan bentuk kegiatan yang
bermotif saling mendapatkan keuntungan antara pihak kreditur dan debitur, dimana pihak kreditur akan mendapatkan keuntungan dari penagihan bunga
periodik kepada debitur dan debitur mendapatkan keuntungan dari manfaat modal yang diperoleh dari kredit.
Selain saling menguntungkan, kredit juga memberikan konsekuensi penanggungan risiko bersama, baik oleh kreditur maupun debitur. Risiko yang
mungkin ditanggung oleh kreditur adalah apabila jasa kredit yang diberikan mempunyai masalah dalam pengembaliannya. Sedangkan risiko yang mungkin
ditanggung oleh debitur adalah jika ia tidak mampu membayar lunas kredit yang ia terima sesuai dengan perjanjian jatuh tempo maka debitur dapat dituntut dan
akan kehilangan agunan yang menjadi jaminan dalam pemberian kredit. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan unsur-unsur yang terdapat dalam
kredit yaitu: 1
Kepercayaan, keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan,baik dalam bentuk uang, barang, ataupun jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. 2
Waktu, yaitu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dan kontraprestasi yang diterima pada masa yang akan datang. Dalam hal ini
terkandung nilai waktu dari uang yang mencerminkan sejumlah uang dengan nominal tertentu nilainya akn lebih besar pada waktu sekarang dibandingkan
dengan nilai pada waktu yang akan dating. 3
Degree of Risk, yaitu tingkat risiko yang dihadapi akibat jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dan kontraprestasi yang akan diterima
di masa yang akan dating. Semakin lama jarak waktu tersebut maka tingkat risikonya semakin tinggi. Adanya risiko inilah yang menimbulkan perlunya
jaminan pemberian kredit.
13 Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan
menurut Suyatno 1995 antara lain sebagai berikut: 1
Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang Para pemilik uangmodal dapat secara langsung meminjamkan uangnya
kepada para pengusaha yang membutuhkannya untuk meningkatkan produksi atau untuk meningkatkan usahanya. Selain itu para pemilik uangmodal juga
dapat menyimpan uangnya pada lembaga-lembaga keuangan. Keuangan tersebut diberikan sebagai pinjaman kepada perusahaan-perusahaan untuk
meningkatkan usahanya. 2
Kredit dapat meningkatkan peredaran lalu lintas uang Kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan
pembayaran baru seperti cek, giro bilyet, dan wesel. Sehingga apabila pembayaran dilakukan dengan cek, giro bilyet, dan wesel maka peredaran
uang giral akan dapat meningkat. Di samping itu, kredit perbankan yang ditarik secara tunai dapat pula meningkatkan peredaran uang kartal sehingga
lalu lintas uang akan berkembang pula. 3
Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang Dengan kredit, para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang
jadi sehingga daya guna barang tersebut menjadi meningkat. Di samping itu kredit dapat pula meningkatkan peredaran barang, baik melalui penjualan
secara kredit maupun dengan membeli barang-barang di satu tempat dan menjualnya ke tempat lain. Pembelian tersebut berasal dari kredit. Hal ini
juga berarti bahwa kredit tersebut dapat pula meningkatkan manfaat suatu barang.
4 Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi
Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakn diarahkan kepada usaha-usaha seperti pengendalian inflasi, peningkatan ekspor, dan
pemenuhan kebutuhan pokok rakyat. Untuk menekan laju inflasi pada tahun 1966 yang lebih kurang sebesar 650 persen, pemerintah memberlakukan
kebijakan uang ketat melalui pemberian kredit usaha yang selektif dan terarah untuk melindungi usaha-usaha yang bersifat non-spekulatif. Arus
kredit diarahkan pada sektor-sektor yang produktif dengan pembatasan
14 kualitatif dan kuantitatif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi dan
memenuhi kebutuhan dalam negeri agar dapat diekspor. Kebijakan tersebut telah berhasil dengan baik.
5 Kredit dapat meningkatkan kegairahan usaha
Setiap orang yang berusaha selalu ingin meningkatkan usaha tersebut. Namun ada kalanya keinginan tersebut dibatasi oleh kemampuan
permodalan. Bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat mengatasi kekurangmampuan para pengusaha di bidang permodalan sehingga para
pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya. 6
Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas
usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Peningkatan usaha dan proyek-proyek baru memerlukan tenaga kerja untuk melaksanakan proyek
tersebut. Dengan demikian mereka akan mendapatkan pendapatan. Dengan tertampungnya tenaga kerja tersebut, maka pemerataan pendapatan akan
meningkat pula. Berdasarkan tujuan pengunaannya menurut Suyatno 1995, kredit dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 1
Kredit Konsumtif yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang atau
jasa-jasa yang dapat memberikan kepuasan langsung kepada konsumen. Jenis kredit ini digunakan untuk membiayai hal-hal yang bersifat konsumtif seperti
kredit perumahan, kredit kendaran, serta kredit untuk pembelian makanan. Secara tidak langsung kredit konsumtif akan memberikan efek produktif
dengan cara meningkatkan dari barang atau jasa yang dibeli pelanggan. 2
Kredit Produktif yaitu kredit yang digunakan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya
proses produksi. 3
Kredit Perdagangan, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli barang-barang untuk dijual kembali
15
2.3. Lembaga Keuangan Bank