19
2.6. Pasar Kredit pada Usaha Mikro
Jika kredit diartikan sebagai barang ekonomi, maka permintaan terhadap kredit akan sangat dipengaruhi oleh harga kredit yang ditunjukkan dengan tingkat
bunga kredit. Sehingga semakin tinggi tingkat bunga maka jumlah permintaan kredit akan turun. Selain itu pendapatan dan bank pemberi kredit juga
mempengaruhi permintaan terhadap kredit Rachmina 1994. Secara garis besar terdapat dua sumber kredit, yaitu sumber formal dan
sumber non-formal. Maka dengan demikian terdapat dua pasar kredit bagi usaha pada sektor mikro ini, yaitu pasar kredit formal dan pasar kredit non-formal.
Kedua pasar kredit tersebut mempunyai karakteristik dan struktur yang berbeda, sehingga dalam batas-batas tertentu kedua pasar tersebut bersifat independen.
Demikian juga dengan tingkat bunga yang ditetapkan pada kedua pasar berbeda cukup besar, dimana tingkat bunga pasar kredit formal relatif lebih rendah dari
pasar kredit non-formal Rachmina 1994.
2.7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit telah diteliti pada berbagai penelitian terdahulu. Alamsyah 2007 yang meneliti tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian kredit macet pada kredit usaha pedesaan Kupedes dalam sektor agribisnis di BRI Unit Ciomas, Bogor
mengemukakan bahwa jumlah tanggungan keluarga, jarak rumah debitur dengan bank sertaomzet usaha memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat
pengembalian Kupedes. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga dan semakin jauhnya jarak rumah dengan bank serta semakin kecilnya omzet usaha
yang diperoleh maka kemungkinan timbulnya kredit macet semakin besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor yang sebelumnya diduga berpengaruh
terhadap tingkat pengembalian kredit seperti usia, tingkat pendidikan, pengalaman berusaha, jangka waktu pengembalian, serta beban bunga ternyata tidak berperan
dalam menentukan kemampuan pengembalian kredit. Adapun model analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah model regresi logistik.
Adapun penelitian Handoyo 2009 yang mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian pembiayaan syariah untuk UMKM
agribisnis pada KBMT Wihdatul Ummah Kota Bogor dengan menggunakan
20 model analisis regresi logistik mengemukakan bahwa omzet usaha, pengalaman
usaha, serta frekuensi peminjaman memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat pengembalian pinjaman tersebut. Sementara itu faktor yang sebelumnya diduga
berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit seperti tingkat pendidikan, besarnya jumlah pinjaman, jangka waktu pengembalian, pola penagihan pinjaman
serta penggunaan pinjaman ternyata tidak berperan dalam menentukan kemampuan pengembalian kredit.
Hermawan 2007 menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembalian kredit umum pedesaan Kupedes untuk usaha mikro,
kecil, dan menengah di Kabupaten Bogor dengan menggunakan model analisis logistik biner. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa karakteristik individu yang
berpengaruh nyata dan negatif terhadap pengembalian Kupedes adalah jarak rumah debitur dengan BRI. Sedangkan berdasarkan analisis deskriptif diketahui
bahwa pengembalian kredit bermasalah paling banyak terjadi pada tingkat usia tertentu. Karakteristik usaha yang berpengaruh nyata dan positif terhadap
pengembalian Kupedes adalah omzet, pengalaman kredit, dan jangka waktu pengembalian pinjaman. Berdasarnya analisis deskriptif disimpulkan bahwa
pengembalian kredit, dan jangka waktu pengembalian bahwa pengembalian kredit bermasalah terjadi pada nasabah yang mempunyai nilai agunan di bawah
nilai tertentu. Muhammah 2008 menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
tingkat pengembalian kredit oleh UMKM studi kasus nasabah Kupedes pada PT. Bank Rakyat Indonesia,Tbk Unit Cigudeg Cabang Bogor. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor omzet usaha serta frekuensi peminjaman kredit memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat pengembalian Kupedes. Hal
tersebut menunjukkan bahwa faktor yang sebelumnya diduga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit seperti usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, jarak rumah dengan kantor unit lama usaha, jangka waktu pengembalian, serta beban bunga ternyata tidak berperan
dalam menentukan kemampuan pengembalian kredit. Secara umum, faktor-faktor yang diduga mempengaruhi pengembalian
kredit pada penelitian-penelitian terdahulu tersebut mewakili karakteristik
21 personal, karakteristik usaha, dan karakteristik kredit. Karakter personal meliputi
usia, jenis kelamin, jarak rumah nasabah dengan bak, jumlah tanggungan, serta pembinaan. Karakter usaha meliputi pengalaman usaha, omzet usaha, serta
pengalamanfrekuensi peminjaman kredit. Sedangkan karakter kredit meliputi jumlah peminjaman, beban bunga, jangka waktu pengembalian, agunan, serta
peggunaan kredit dan pola penagihan. Masing-masing penelitian tidak menggunakan seluruh faktor, melainkan hanya faktor-faktor yang dianggap
peneliti relevan terhadap objek penelitian. Walaupun berbagai penelitian dengan objek kredit kepada golongan
ekonomi lemah ini telah banyak dilakukan, penelitian terkait dengan objek serupa akan perlu terus dilakukan. Hal ini berkaitan dengan berkembangnya inisiatif
pemerintah untuk terus mendukung pengembangan golongan ekonomi lemah tersebut dan kajian serta evaluasi mengenai keadaan yang terjadi di lapangan akan
dapat menjadi masukan bagi berbagai pihak untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus.
Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian terdahulu. Kesamaan terdapat pada beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap pengembalian
kredit. Faktor-faktor yang di dalam penelitian ini diduga mempengaruhi tingkat pengembalian kredit KUR terdiri dari jenis kelamin sebagai variable dummy,
tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dalam keluarga, serta pinjaman yang dilakukan pada pihak lain yang merupakan karakteristik personal. Karakteristik
usaha yang diduga berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian kredit adalah pendapatanomzet usaha serta lama usaha. Sementara itu, Karakteristik kredit
meliputi besarnya jumlah pinjaman serta lamanya masa pengembalian yang disepakati. Kesamaan juga terdapat pada alat analisis yang digunakan dalam
penelitian terdahulu, yaitu penggunaan analisis regresi logistik untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi yang mempengaruhi yang mempengaruhi
tingkat pengembalian kredit. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu selain lokasi
yang masih tergolong baru dan belum pernah ada yang meneliti di BRI unit Cimanggis, penelitian ini juga meneliti mengenai program pemerintah terkini
mengenai pembiayaan sektor ekonomi lemah dari pemerintah yakni Kredit Usaha
22 Rakyat KUR. Selain itu, penelitian ini juga menambahkan variabel pinjaman
lain. Variabel ini dipilih berdasarkan fenomena di lapangan yang menunjukkan bahwa masih kredit informal masih sering menjadi andalan bagi sektor ini ketika
membutuhkan dana dengan segera meskipun dengan bunga yang harus dibayar tinggi kemudian. Selain kredit informal, fenomena menjamurnya kredit
kepemilikan motor juga mengambil peranan dalam menambah beban berat kewajiban pembayaran angsuran dan bunga setiap bulan. Hal ini ditunjang dengan
pengalaman beberapa petugaspejabat kredit yang menuturkan bahwa nasabah yang memiliki pinjaman lain selain pada BRI Unit Cimanggis cenderung lalai
dalam mengembalikan pinjaman KUR.
Input unit Total
Produksi unit
Total Produksi
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Permintaan dan Penawaran Kredit