Penelitian Terdahulu yang Relevan

2.5. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dalam penelitian Adam 2003 mengenai Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Nata de Coco pada PT. Halilintar Bahana Prima, Jakarta. Penelititan yang dilakukan oleh Adam menggunakan pendekatan analisa atau MRP dengan teknik LFL, teknik EOQ dan teknik PPB. Dari ketiga teknik yang digunakan, penghematan rataan terbesar pada tiap jenis bahan baku Nata de coco dan gula pasir diperoleh berturut-turut adalah teknik LFL dan PPB. Penghematan biaya persediaan tertinggi pada nata dan gula pasir, terdapat pada teknik LFL 35,62 dan 68,75. Penghematan biaya pemesanan tertinggi untuk bahan baku nata dan gula pasir, terdapat pada teknik PPB 65 dan 38,8. Sementara itu, penghematan biaya penyimpanan tertinggi pada nata dan gula pasir terdapat pada teknik LFL 100, maka direkomendasikan sebagai alternatif metode pengendalian persediaan bahan baku bagi perusahaan. Anggraeni 2007 melakukan penelitian mengenai Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Mie Instant di PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Dalam penelitiannya, digunakan metode simulasi, yaitu model simulasi skenario 1 dan skenario 2. Model simulasi skenario 1 didasarkan pada ROP peneliti, sedangkan model simulasi skenario 2 didasarkan pada ROP perusahaan. Dari hasil perhitungan, total biaya persediaan bahan baku yang paling optimal menggunakan model simulasi skenario 1 Rp 790.594.896, dengan total penghematan biaya persediaan bahan baku perusahaan 35. Total biaya persediaan bahan baku yang paling optimal menggunakan model simulasi skenario 2 Rp 831.4430496, dengan total penghematan biaya persediaan bahan baku perusahaan 33. Dengan hasil yang didapatkan, direkomendasikan metode simulasi skenario 1 yang didasarkan pada ROP sebagai alternatif metode pengendalian persediaan bahan baku bagi perusahaan. Dalam penelitian Widyastuti 2005 mengenai Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Es Krim pada PT. Indomeiji Dairy Foods PT. IDF, Sukabumi, Jawa Barat. Dalam penelititannya, dibandingkan metode perusahaan dengan metode MRP teknik LFL, EOQ dan PPB. Analisis yang dilakukan meliputi analisis perbandingan antar metode terhadap jenis bahan baku, yaitu Skimmed Milk Powdered SMP dan gula dengan kriteria frekuensi pemesanan, kuantitas pemesanan, biaya pembelian, biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya persediaan. Selanjutnya, dilakukan analisis penghematan antar metode pada keseluruhan bahan baku yang diteliti dengan kriteria : biaya pembelian, biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya persediaan. Berdasarkan hasil perhitungan, metode MRP teknik LFL mengalami penghematan pada semua kriteria, kecuali pada biaya pemesanan bahan baku. Teknik LFL mengalami penghematan biaya persediaan Rp. 43.816.554,25 81,25, yang diperoleh dari biaya penyimpanan variabel dan biaya pemesanan. Sedangkan teknik EOQ dan PPB tidak mengalami penghematan pada biaya persediaan. Berdasarkan hasil tersebut, maka teknik LFL direkomendasikan sebagai metode alternatif dalam pengendalian persediaan perusahaan. Hatiarsih 2007 melakukan penelitian mengenai Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Susu pada PT. Australia Indonesia Milk Industries PT. AIMI, Jakarta. Dalam penelitiannya, dilakukan analisis perbandingan terhadap tiap jenis bahan baku dan analisis penghematan antar metode pada keseluruhan bahan baku dengan kriteria : biaya pemesanan, biaya pembelian, biaya penyimpanan dan biaya persediaan. Berdasarkan hasil perhitungan dari ketiga perhitungan dari ketiga teknik yang diterapkan, maka metode MRP dengan teknik LFL mengalami penghematan pada semua kriteria, kecuali pada biaya pemesanan bahan baku. Teknik LFL mengalami penghematan Rp. 371.661.872 59.86. Hal ini sesuai dengan teori teknik LFL, yaitu berusaha meminimumkan persediaan bahan baku, bahkan menghilangkan persediaan, sehingga teknik LFL dapat direkomendasikan pada perusahaan sebagai metode pengendalian persediaan. Hal ini secara keseluruhan dapat dikatakan teknik LFL dari segi penghematan biaya dapat diterapkan pada perusahaan dalam jangka pendek selama permintaan konsumen berdasarkan pesanan, sehingga besarnya produksi dapat diperkirakan.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Bahan baku merupakan faktor utama di dalam perusahaan untuk menunjang kelancaran proses produksi, baik dalam perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Persediaan bahan baku yang terlalu banyak meningkatkan biaya penyimpanan dan mengurangi dana investasi di bidang lainnya. Sedangkan kekurangan dalam persediaan bahan baku dapat mengganggu kelancaran operasional perusahaan, maka perusahaan perlu melakukan pengendalian atas persediaan bahan baku untuk membuat suatu persediaan benilai optimal. PT Boehringer Ingelheim Indonesia adalah salah satu perusahaan global di bidang farmasi. Dalam operasionalnya, PT. Boehringer Ingelheim Indonesia memiliki sistem manajemen pengendalian persediaan yang terencana. Oleh karena itu, dipelajari sistem pengendalian persediaan yang dilakukan oleh PT. Boehringer Ingelheim Indonesia, Bogor, khususnya teknik penentuan ukuran lot pemesanan dan membandingkannya dengan teknik LFL dan teknik EOQ yang ada di teori, sehingga dapat memberikan alternatif teknik penentuan ukuran lot pemesanan paling optimal bagi sistem pengendalian persediaan PT. Boehringer Ingelheim Indonesia, Bogor. Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3. Dari kerangka berpikir tersebut dilakukan penelitian terhadap persediaan bahan baku di PT. Boehringer Ingelheim Indonesia, Bogor, yaitu bahan baku x dan bahan baku y. Analisis yang dilakukan meliputi analisis perbandingan dan penghematan antara teknik penentuan ukuran lot pemesanan perusahaan dengan teknik LFL dan EOQ pada system MRP dengan kriteria frekuensi pemesanan, kuantitas pemesanan, biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya persediaan secara keseluruhan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh teknik penentuan ukuran lot pemesanan yang menghasilkan biaya persediaan paling minimum.