Peramalan Permintaan Jumlah Pemesanan Ekonomis Waktu Tunggu Persediaan Pengaman ROP

Kebijakan pengendalian persediaan bahan baku meliputi peramalan permintaan, penentuan jumlah pemesanan ekonomis, lead time LT, safety stock SS dan reorder point ROP.

a. Peramalan Permintaan

Dalam lingkungan perusahaan, peramalan banyak digunakan untuk memprediksi atau mengestimasi permintaan pada masa mendatang. Peramalan permintaan adalah istilah yang sangat populer di dunia bisnis dan menyangkut peramalan permintaan yang akan datang berdasarkan permintaan masa lalu atau berdasarkan perhitungan tertentu Indrajit dan Pranoto, 2005.

b. Jumlah Pemesanan Ekonomis

Menurut Assauri 2008, jumlah pemesanan ekonomis merupakan besarnya pesanan yang diadakan agar menghasilkan biaya-biaya persediaan yang minimal. Dalam menentukan jumlah pemesanan yang ekonomis, harus diupayakan agar biaya-biaya penyimpanan, kekurangan bahan dan pemesanan diperkecil.

c. Waktu Tunggu

Menurut Assauri 2008, LT adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan-bahan sampai dengan kedatangan bahan-bahan yang dipesan tersebut dan diterima di gudang persediaan.

d. Persediaan Pengaman

Menurut Assauri 2008, persediaan pengaman adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan. Ada beberapa faktor yang menentukan besarnya persediaan pengaman, yaitu : 1 Rataan tingkat permintaan dan rataan masa tenggang 2 Keragaman permintaan pada masa tenggang 3 Keinginan tingkat pelayanan yang diberikan Besarnya persediaan pengaman untuk permintaan tidak tetap dengan lead time yang bersifat konstan, dan diperoleh dengan menggunakan rumus berikut : d L Z SS σ = ........................................................... 1 Dimana SS = Safety Stock Z = Service Level L = LT d σ = Simpangan baku dari tingkat pemakaian bahan baku per hari. Simpangan baku digunaan untuk menentukan besarnya persediaan pengaman dengan pendekatan service level. Service level merupakan peluang tidak terjadi kekurangan persediaan selama waktu tunggu yang digambarkan dalam bentuk persentase .

e. ROP

Menurut Assauri 2008, ROP titik pemesanan kembali merupakan suatu titik atau batas dari jumlah persediaan yang pada suatu saat dimana pemesanan harus diadakan kembali. ROP merupakan titik dimana pesanan baru dilakukan Hansen, D.R. dan Maryanne M.M., 2000. ROP terjadi jika jumlah persediaan yang terdapat di dalam stok berkurang terus. Dengan demikian, perusahaan harus menentukan berapa banyak batas minimum tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan, sehingga tidak terjadi kekurangan persediaan. Umumnya model ROP ditentukan oleh sifat pemakaian, yaitu : 1. ROP dengan Tingkat Pemakaian Bahan Baku Tetap Dalam model ini, besarnya permintaan tetap, sehingga tidak ada penambahan persediaan. Rumus matematiknya adalah : ROP = d x L .............................................................. 4 ROP = reorder point unit d = Pemakaian bahan baku per hari unithari = Pemakaian bahan baku tahunan : jumlah hari kerja per tahun L = LT untuk pemesanan baru hari 2. ROP dengan Tingkat Pemakaian Bahan Baku Tidak Tetap Dalam model ini, besarnya permintaan tidak tetap. Besarnya ROP pada model ini merupakan penjumlahan antara besarnya permintaan yang diharapkan selama masa tenggang dan persediaan tambahan atau disebut dengan SS. Maka rumusnya menjadi : ROP = d x L + SS ...................................................... 5 ROP = reorder point unit d = Pemakaian bahan baku per hari unithari = Pemakaian bahan baku tahunan : jumlah hari kerja per tahun L = LT untuk pemesanan baru hari SS = Safety stock atau persediaan pengaman unit

2.3. Bahan Baku