Pemesanan yang direncanakan Persediaan akhir
Keterangan : 1.
Persediaan awal adalah persediaan bahan baku yang dimiliki perusahaan di awal periode.
2. Kebutuhan kotor adalah total kebutuhan bahan baku pada suatu periode
pemesanan. 3.
Kebutuhan bersih adalah kebutuhan bahan baku yang tidak dapat lagi dipenuhi oleh persediaan perusahaan dan merupakan selisih antara
kebutuhan kotor dengan persediaan awal. 4.
Penerimaan terjadwal adalah besarnya pesanan yang direncanakan akan diterima untuk suatu periode tertentu.
5. Pesanan yang direncanakan adalah besarnya pesanan yang direncanakan
akan dipesan pada suatu periode dengan harapan akan diterima oleh perusahaan pada saat yang tepat.
Dalam analisis ini digunakan teknik LFL dan teknik EOQ sistem MRP, serta metode yang digunakan oleh perusahaan.
2.4.1. Teknik LFL
Dalam kebijakan ini, ukuran lot untuk satu batch dipilih untuk memenuhi kebutuhan bersih satu periode tunggal. Perusahaan
memesan tepat sebesar yang dibutuhan tanpa persediaan pengaman dan tanpa antisipasi atas pesanan lebih lanjut. Teknik ini dapat
menekan biaya yang ditanamkan dalam persediaan barang-barang terikat.
Pesanan dalam teknik LFL dilakukan sebelum barang tersebut digunakan sebesar kebutuhan bersih, yaitu kebutuhan kotor dikurangi
persediaan yang ada di tangan untuk periode-periode awal dan diharapkan pesanan akan diterima pada saat persediaan tersebut
dibutuhkan pada periode-periode berikutnya. Setelah persediaan awal dihabiskan tidak terdapat persediaan yang ada di tangan, sehingga
kebutuhan kotor adalah sama dengan kebutuhan bersih, yang kemudian dipesan sebelumnya dengan harapan akan diterima tepat
pada waktunya. Teknik LFL ini memberikan penghematan pada biaya
penyimpanan, karena bahan baku dipesan sebesar kebutuhan bersih produksinya. Oleh karena itu, penumpukan bahan baku di gudang
dalam jumlah yang melimpah dapat dihindari. Kekurangan dari teknik LFL adalah teknik ini tidak dapat digunakan apabila bahan
baku yang digunakan jumlahnya sedikit di pasaran, sehingga permintaan tepat pada waktunya tidak dapat dilakukan.
2.4.2. Teknik EOQ
Model EOQ digunakan untuk menentukan mutu pesanan optimal yang akan meminimalkan biaya pemesanan persediaan
tahunan dan biaya penyimpanan tahunan. Setelah diperoleh nilai kuantitas pesanan optimal dengan teknik EOQ, maka dilakukan
pengolahan data dalam tabel MRP seperti yang dilakukan dengan teknik LFL. Besar pesanan adalah sebesar kelipatan dari EOQ yang
lebih besar dan terdekat dengan kebutuhan bersih. Apabila terdapat pesediaan awal yang cukup besar, maka perusahaan tidak perlu
melakukan rencana penerimaan bahan baku sampai persediaan awal tersebut tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan bahan baku
perusahaan. Keuntungan penggunaan teknik EOQ adalah pemesanan yang
dilakukan lebih besar dari kebutuhan bersihnya, sehingga apabila terjadi perubahan kuantitas produksi menjadi lebih besar, maka
persediaan bahan baku tersedia. Kekurangan teknik ini adalah biaya penyimpanan menjadi lebih besar, jika dibandingkan dengan teknik
LFL. Tujuan dari sebagian besar model persediaan adalah
meminimalkan biaya total. Dengan asumsi bahwa harga per unit
bahan baku dan lead time konstan serta tidak terjadi kekurangan barang, maka biaya-biaya yang nyata adalah biaya pemesanan dan
biaya penyimpanan. Sehingga dengan meminimalkan jumlah pemesanan dan penyimpanan, dapat berarti meminimalkan biaya
total. Penjelasan mengenai hubungan antara biaya-biaya tersebut dapat dilihat dalam Gambar 1.
Q D
S Q
H TC
+ =
2
............................................................ 6
2 Q
H THC
=
Q D
S TOC
=
Dimana : TC
= Total biaya persediaan setahun total Rp TOC = Total biaya pemesanan setahun Rp
THC = Total biaya penyimpanan setahun Rp Q2 = Persediaan rataan
D2 = Jumlah pesanan kg S
= Biaya pemesanan Rp
Rumusan EOQ dari biaya total
Q D
S Q
H TC
+ =
2
TC min :
= dQ
dTC
dan
2 2
Q d
TC d
1
. .
2
−
+ =
Q D
S H
TC
. 2
2
= −
= Q
D S
H dQ
dTC
2 .
2
H Q
D S
=
H D
S Q
. 2
2
=
H D
S Q
. 2
= sudah optimal ..................................... 7
Berdasarkan Gambar 1 tersebut, terlihat hubungan antara biaya persediaan dengan kuantitas pesanan. Biaya persediaan tersebut
terdiri atas biaya pemesanan S.DQ dan biaya penyimpanan H.Q2. Jika Q naik, komponen biaya pemesanan menurun karena lebih
sedikit pesanan ditempatkan per tahun. Pada waktu yang sama komponen biaya penyimpanan meningkat, karena lebih banyak biaya
pemesanan rataan yang tertahan. Titik B merupakan kondisi dimana biaya persediaan mencapai
kondisi yang optimal. Pada titik ini, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan besarnya sama, sehingga total biaya persediaan adalah
sebesar A, yang besarnya sama dengan dua kali B. Pada kurva TC total cost terlihat bahwa titik A merupakan titik yang paling rendah,
dimana biaya pemesanan dan biaya penyimpanan seimbang, atau terjadi trade off antara biaya pemesanan dan biaya penyimpanan,
sehingga menyebabkan biaya persediaan paling minimum.
Kondisi di atas titik EOQ menunjukkan biaya penyimpanan yang lebih tinggi dibandingkan biaya pemesanan. Biaya penyimpanan
cenderung tinggi, karena semakin banyak jumlah bahan baku yang disimpan, maka biaya yang dikeluarkan juga semakin besar.
Sedangkan untuk biaya pesanan, semakin banyak jumlah yang dipesan, maka biaya pemesanan cenderung menurun.
Kondisi kuantitas pesanan di bawah titik EOQ menunjukkan biaya pesanan yang lebih tinggi dibandingkan biaya penyimpanan.
Biaya pemesanan cenderung besar, karena semakin kecil jumlah bahan baku yang dipesan, maka biaya pesanan semakin tinggi.
Sedangkan biaya penyimpanan cenderung kecil, karena semakin sedikit jumlah bahan baku yang dipesan, maka biaya penyimpanan
menjadi semakin kecil. Metode pengendalian persediaan lainnya adalah model analisis
ABC. Menurut Herjanto 2003, analisis ABC bertujuan untuk mengklasifikasikan persediaan, biasanya berdasarkan jumlah rupiah
yang tertanam pada barang-barang tersebut. Pada analisis ini persediaan terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu A sangat penting, B
penting dan C kurang penting. Secara umum kelompok A tersedia 15 dari total persediaan dengan biaya 70-80 dari total biaya
persediaan. Kelompok B tersedia 35 dari total persediaan dengan jumlah biaya persediaan 15-25 dari total biaya persediaan dan
kelompok C tersedia 50 dari total persediaan dan memerlukan biaya 5 dari total biaya persediaan. Grafik analisis ABC dapat dilihat pada
Gambar 2.
2.5. Penelitian Terdahulu yang Relevan