dan  tinggi  pohon  dalam  meter.  Model  persamaan  yang  digunakan  adalah  model yang  hanya  terdiri  dari  satu  peubah  bebas  saja  :  W  =  aD
b
dan  W  =  a  +  bD  dan model yang terdiri dari dua peubah bebas: W = aD
b1
H
b2
dan W = a + b1D + b2H, begitupun  dengan  model  pendugaan    karbonnya  :  C  =  aD
b
dan  C  =  a  +  bD,  dan model yang  terdiri dari dua peubah bebas: C = aD
b1
H
b2
dan C = a +  b1D + b2H. Dimana  W  adalah    biomassa  dalam  Kgha,  C  adalah  karbon  dalam  Kg  Cha,  D
adalah diameter dalam meter, H adalah tinggi  pohon dalam meter dan a,b  adalah konstanta.  Keempat  model  tersebut  digunakan  untuk  menduga  hubungan  antara
biomassa dan karbon dengan diameter dan tinggi  pohon.
3.8 Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah : 1.  Analisis  deskriptif  dan  penyajian  dalam  bentuk  gambar  Histogram,  diagram
batang dan lain- lain. 2.  Analisis perbedaan kadar karbon pada bagian-bagian pohon dilakukan analisis
statistik dengan uji t-student. Adapun parameter yang diuji adalah : a.  Perbedaan  kadar  karbon  tetap  rata-rata  setiap  bagian  pohon  yaitu  pada
bagian  akar,  tunggak,  batang,  batang  setelah  cabang  pertama,  cabang, ranting, daun dan tumbuhan bawah.
b.  Perbedaan  kadar  karbon  pada  tiap  pohon  berdasarkan  diameter  pohon setinggi dada
1.3 m. Prosedur uji statistiknya adalah sebagai berikut:
1.  Menentukan formulasi hipotesis H
: Tidak ada pengaruh X terhadap Y H
1
: Ada pengaruh X terhadap Y 2.
Menentukan taraf nyata α  dan t tabel Taraf nyata yang digunakan 5  0,05
Nilai t tabel memiliki derajat bebas db = n-2 t
α;n-2
= 2,015 3.  Menentukan kriteria pengujian
H diterima H
1
ditolak apabila t-hit ≤ t tabel
H ditolak  H
1
diterima apabila t-hit  t tabel 4.  Menentukan nilai uji statistik  nilai t-hit
Rumus yang digunakan adalah Walpole 1995 : t hitung  =
dimana : t hitung   =  Beda nilai tengah
χ
1
=  Rataan kadar karbon bagian pohon ke-1
χ
2
=  Rataan kadar karbon bagian pohon ke-2 d
=  Selisih  nilai  beda  tengah  populasi,  karena  tidak ada beda jumlah populasi pohon, maka d0 = 0
S²
1
=  Ragam bagian pohon ke-1 S²
2
=  Ragam bagian pohon ke-2 n
1
=  Jumlah contoh bagian pohon ke-1 n
2
=  Jumlah contoh bagian pohon ke-2 5.  Membuat kesimpulan
Menyimpulkan Ho diterima atau ditolak.
n1 n 2
d0
BAB IV KONDISI UMUM
4.1 Letak dan Luas
Penelitian  ini  mengambil  lokasi  di  desa  Jugalajaya  Kecamatan  Jasinga, Kabupaten  Bogor.  Kecamatan  Jasinga  termasuk  ke  dalam  wilayah  Kabupaten
Bogor Barat dengan batas-batas administrasi sebagai berikut: a.  Sebelah Utara
: Kec. Parung Panjang dan Kec. Tenjo. b.  Sebelah Barat
: Kec. Tenjo dan Kec. Lebak. c.  Sebelah Timur
: Kec. Parung Panjang dan Kec. Cigudeg. d.  Sebelah Selatan  : Kec. Sukajaya, Kec. Cigudeg dan Kec. Lebak.
Kecamatan  Jasinga,  Kabupaten  Bogor  memiliki  luasan  total  sebesar  10.848 ha  dengan  perincian  1.699  ha  adalah  lahan  sawah  dan  sisanya  seluas  9.149  ha
adalah  lahan  kering.  Berdasarkan  data  yang  diperoleh  dari  Dinas  Pertanian  Dan Kehutanan  Kabupaten  Bogor  dapat  diketahui  bahwa  luas  hutan  rakyat  total  di
Kabupaten  Bogor  pada  tahun  2007  adalah  sebesar  25.980,17  ha,  dimana  untuk Kecamatan Jasinga seluas 517 ha.
4.2 Iklim