2.6 Pendugaan dan Pengukuran Biomassa
Menurut  Brown  1997  ada  dua  pendekatan  untuk  menduga  biomassa  dari pohon,  yaitu  pendekatan  pertama  berdasarkan  pendugaan  volume  kulit  sampai
batang  bebas  cabang  yang  kemudian  dirubah  menjadi  kerapatan  biomassa Tonha,  sedangkan  pendekatan  kedua  secara  langsung  dengan  menggunakan
persamaan  regresi  biomassa  atau  lebih  dikenal  dengan  persamaan  Allometrik. Pendugaan biomassa pada pendekatan pertama menggunakan persamaan berikut :
Biomassa di atas tanah  Tonha = VOB x WD x BEF ........Brown et al 1989 Di mana :
VOB   =   volume batang bebas cabang dengan kulit  m
3
ha, WD   =   kerapatan  kayu  biomassa  kering  oven  ton  dibagi  volume
biomassa  m
3
, BEF   =   perbandingan  total  biomassa  pohon  kering  oven  di  atas  tanah
dengan biomassa kering oven volume inventarisasi hutan. Pendekatan  kedua    penentuan  kerapatan  biomassa  dengan  menggunakan
persamaan  regresi  biomassa  berdasarkan  diameter  batang  pohon.  Dasar  dari persamaan  regresi  ini  adalah  hanya  mendekati  biomassa  rata-rata  per  pohon
menurut  sebaran  diameter,  dengan  menggabungkan  sejumlah  pohon  pada  setiap kelas  diameter  dan  menjumlahkan  total  seluruh  pohon  untuk  seluruh  kelas
diameter. Biomassa di atas tanah Y = a D
b
Di mana : Y = berat kering per pohon kg, dan
D = diameter setinggi dada 130 cm, a dan b merupakan konstanta. Pengukuran  biomassa  vegetasi  dapat  memberikan  informasi  tentang  nutrisi
dan  persediaan  karbon  dalam  vegetasi  secara  keseluruhan,  atau  jumlah  bagian- bagian  tertentu.  Mengukur  biomassa  vegetasi  pohon  tidaklah  mudah,  khususnya
pada hutan campuran dan tegakan tidak seumur. Menurut  Chapman  1976,  diacu  dalam  Onrizal  2004  metode  pendugaan
biomassa  di  atas  tanah  dikelompokkan  dalam  dua  kategori,  yaitu  1  metode pemanenan yang terdiri atas a metode pemanenan individu tanaman, b metode
pemanenan kuadrat dan c metode pemanenan individu pohon  yang mempunyai luas bidang dasar rata-rata, dan 2 metode pendugaan tidak langsung yang terdiri
dari a metode hubungan Allometrik, yakni dengan mencari korelasi yang paling baik  antara  dimensi  pohon  dan  biomassanya,  dan  b  crop  meter,  yaitu  dengan
cara  mengunakan  seperangkat  alat  elektroda  yang  kedua  kutubnya  diletakkan  di atas permukaan tanah pada jarak tertentu. Menurut Hairiah dan Rahayu S 2007,
pendugaan  biomassa  di  atas  permukaan  tanah  bisa  diukur  dengan  menggunakan metode  langsung  destructive  dan  metode  tidak  langsung  non  destructive.
Metode  tidak  langsung  digunakan  untuk  menduga  biomassa  vegetasi  yang berdiameter
≥ 5 cm, sedangkan untuk menduga biomassa vegetasi yang memiliki diameter    5  cm  vegetasi  tumbuhan  bawah  menggunakan  metode  secara
langsung. Brown  1997  menyatakan  bahwa  pada  pendugaan  cadangan  biomassa  atau
karbon  pada  vegetasi,  pengukuran  diameter  bervariasi  yaitu  untuk  daerah  kering dengan  laju  pertumbuhan  pohon  sangat  lambat,  biasa  digunakan  batas  minimum
2,5  cm  dan  untuk  daerah  yang  beriklim  basah,  batas  minimum  pengukuran diameter  yang  digunakan  2,5
–10  cm,  akan  tetapi  secara  umum  biasa  digunakan ukuran diameter minimum 5 cm.
2.7 Kadar Abu