Gambar 15 Kandungan Biomassa Bagian Pohon pada Kelas Diameter 50 cm Keatas.
Pada histogram Gambar 15 ditunjukkan distribusi kandungan biomassa pada berbagai bagian pohon akar diameter 5 cm dan diameter 5 cm, tunggak,
batang, cabang, batang setelah cabang pertama, ranting dan daun pada kelas diameter 50 cm keatas. Berdasarkan hasil analisis laboratorium menunjukkan
bahwa bagian batang memiliki kandungan biomassa paling besar diantara bagian pohon yang lainnya yaitu sebesar 11.814 Kgha sedangkan bagian pohon yang
mempunyai kandungan biomassa terkecil terdapat pada bagian tunggak yaitu sebesar 668.8 Kgha. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa
kandungan biomassa mengalami penurunan mulai dari batang, cabang, akar diameter 5 cm, batang setelah cabang pertama, ranting, daun, akar diameter 5
cm sampai tunggak.
5.1.10 Model Pendugaan Biomassa Berdasarkan Hubungan Dengan
Diameter dan Tinggi Pohon
Berdasarkan hasil perhitungan kandungan biomassa kering, dapat ditentukan model pendugaan hubungan biomassa dengan diameter dan tinggi
pohon. Pemilihan persamaan allometrik terbaik dilakukan dengan menguji beberapa persamaan. Bentuk persamaan yang diujikan dan dipakai untuk
pendugaan biomassa ini adalah model yang hanya terdiri dari satu peubah saja : W = aD
b
dan W = a + bD dan model yang terdiri dari dua peubah : W = aD
b1
H
b2
dan W = a + b1D + b2H. Dimana W adalah biomassa dalam Kgha, D adalah diameter
pohon dalam meter, H adalah tinggi total pohon dalam meter. Sedangkan a dan b adalah konstanta.
Tabel 35 Model Pendugaan Hubungan Biomassa Pohon Sengon Dengan Diameter dan Tinggi Pohon
Bagian Model Linear
R
2
adj S
P
Akar Ø 5 cm W = - 0,0161 + 1,20 D
66,5 0,036
0,008 W = - 0,0877 + 0,948 D + 0,154 H
80,7 0,027
0,007 Akar Ø 5 cm
W = 398.107,17 D
3.24
85,50 0,193
0,001 W = 144.543,9 D
2.86
H
1.38
84,60 0,199
0,004 Tunggak
W = 23,9 D
1.12
88,1 0,113
0,000 W = 28,8 D
1.04
H
0.187
88,3 0,112
0,002 Batang
W = - 42,9 + 549 D 96,90
15,270 0,000
W = - 32,3 + 550 D – 1,84 H
96,50 16,270
0,000 Cabang
W = - 0,68 + 421 D 86,00
10,976 0,001
W = - 13,7 + 763 D – 7,69 H
93,50 7,472
0,000 Batang Setelah
Cabang Pertama W = - 14,0 + 349 D
81,00 9,606
0,001 W = - 10,3 + 382 D
– 2,08 H 81,30
9,515 0,006
Ranting W = - 15,8 + 543 D
87,70 4,807
0,000 W = 3.388,4 D
2.17
H
0.939
87,3 0,176
0,002 Daun
W = 0,04 + 48,8 D 93,7
1,877 0,000
W = - 2,74 + 16,4 D + 0,741 H 97,1
1,278 0,000
Total W = - 79,5 + 1.303 D
98,30 25,619
0,000 W = - 67,6 + 1.442 D
– 3,16 H 98,10
27,211 0,000
Keterangan : R-Sqadj = Koefisien determinasi P = Taraf nyata
S = Simpangan baku
Pada Tabel 35 disajikan model pendugaan untuk menduga kandungan biomassa dengan melihat hubungan antara diameter dan tinggi pohon. Pada model
pertama digunakan untuk menduga hubungan antara biomassa dengan diameter sedangkan untuk model kedua digunakan untuk menduga hubungan antara
biomassa dengan diameter dan tinggi pohon. Pada Tabel 35 dapat dilihat bahwa R-Sqadj berkisar antara
66,5
-98,3 dari kedua model persamaan, W = aD
b
memiliki koefisien determinasi adjustment R-Sqadj dengan kisaran
66,5
- 98,3. Sedangkan persamaan W = a D
b1
H
b2
memiliki koefisien determinasi adjustment R-Sqadj yang lebih kecil yakni dengan kisaran
80,7
-98,1. Dari Tabel 35 terlihat pula bahwa beberapa persamaan atau model tersebut diatas dapat
diterima P 0,05 karena peubah bebasnya tinggi dan diameter memiliki pengaruh yang nyata terhadap perubahan biomassa.
5.1.11 Potensi Kandungan Karbon Tegakan Sengon Berdasarkan Kelas