Pemetaan Kebijakan Umum Konservasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemetaan

Pemetaan dapat didefinisikan sebagai suatu proses terpadu yang mencakup pengumpulan, pengolahan dan visualisasi dari data spasial keruangan. Data spasial umumnya didefinisikan sebagai data keruangan yang terkait dengan permukaan Bumi termasuk dasar laut serta obyek, fenomena dan proses yang berada, terjadi atau berlangsung di atasnya. Produk suatu proses pemetaan adalah suatu informasi spasial yang dapat divisualisasikan dalam bentuk atlas kertas maupun elektronis, peta kertas maupun dijital, basis data dijital maupun Sistem Informasi Geografis SIG.

2.2 Kebijakan Umum Konservasi

Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 merupakan suatu aturan dasar di bawah Undang Undang Dasar 1945 yang mengatur seluruh aktivitas yang terkait dengan pemanfaatan sumberdaya alam hayati beserta ekosistemnya. Undang undang ini disusun mengingat bahwa sumber daya alam hayati Indonesia dan ekosistemnya yang mempunyai kedudukan serta peranan penting bagi kehidupan adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu perlu dikelola dan dimanfaatkan secara lestari, selaras, serasi dan seimbang bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia pada khususnya dan umat manusia pada umumnya, baik masa kini maupun masa depan; Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya merupakan tanggung jawab dan kewajiban pemerintah serta masyarakat. Kegiatan konservasi tersebut meliputi: 1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan, 2. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta eksistemnya; dan 3. Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Perlindungan sistem penyangga kehidupan ditujukan bagi terpeliharanya proses ekologis yang menunjang kelangsungan kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Untuk mewujudkan tujuan sistem penyangga kehidupan, pemerintah menetapkan wilayah tertentu sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan; 1. Pola dasar pembinaan wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan; 2. Pengaturan cara pemanfaatan wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan. Oleh karena hal tersebut, maka setiap pemegang hak atas tanah dan hak pengusahaan di perairan di dalam wilayah sistem penyangga kehidupan wajib menjaga kelangsungan fungsi perlindungan wilayah tersebut. Wilayah sistem penyangga kehidupan yang mengalami kerusakan secara alami danatau oleh karena pemanfaatannya serta oleh sebab-sebab lainnya diikuti dengan upaya restorasi maupun rehabilitasi secara berencana dan berkesinambungan. Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, dilaksanakan melalui kegiatan : 1. Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya; 2. Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, yang dilakukan baik di dalam maupun di luar kawasan suaka alam, dilaksanakan dengan tetap menjaga keutuhan kawasan hutan alam agar tetap dalam keadaan asli. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan : 1. Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam; 2. Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar. Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam dilakukan dengan tetap menjaga kelestarian fungsi kawasan. Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar dilakukan dengan memperhatikan kelangsungan potensi, daya dukung, dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa liar.

2.3 Kawasan Lindung