2.3 Kawasan Lindung
Menurut Keputusan Presiden No. 32 tahun 1990, kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian hidup yang
mencakup Sumber Daya Alam SDA dan Sumber Daya Buatan, meliputi 1 kawasan yang memberikan perlindungan bawahnya, 2 kawasan perlindungan
setempat, 3 kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan cagar budaya, 4 kawasan rawan bencana.
Kriteria dan tata cara penetapan hutan lindung menurut Surat Keputusan Mentari Pertanian No. 837 tahun 1980 adalah sebagai berikut :
Mempunyai lereng lapang lebih besar dari 45
Tanah yang sangat peka terhadap erosi yaitu tanah regosol, litosol, organosol, dan rensina dengan lereng lapangan lebih dari 15
Merupakan jalur pengaman aliran sungai air, sekurang – kurangnya 100
m di kanan kiri sungai atau aliran air tersebut atau 100 m sekeliling mata air tersebut
Merupakan pelindung mata air, sekurang – kurangnya dengan jari – jari
200 m di sekeliling mata air
Mempunyai ketinggian 2000 m atau lebih diatas permukaan air laut Kriteria kawasan lindung menurut Keputusan Presiden No. 32 tahun 1990 adalah
sebagai berikut :
Kawasan hutan dengan faktor – faktor lereng lapang, jenis tanah, curah
hujan yang melebihi skor 175
Kawasan hutan mempunyai lereng lapang ≥ 40
Kawasan hutan dengan ketinggian 2000 m
100 m kiri kanan sungai besar dan 50 m dari kiri kanan anak sungai
Merupakan pelindung mata air, sekurang – kurangnya dengan jari – jari
200 m di sekeliling mata air tersebut
50 – 100 m dari tepi waduk danau
100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat
2.4 High Conservation Value Area HCVAs
Pada umumnya konservasi ditangani dan dilakukan di wilayah yang telah ditetapkan. Namun demikian sudah harus dilakukan pengelolaan kawasan di luar
kawasan konservasi misalnya hutan produksi yang membuka peluang untuk konservasi spesies dan sebagainya. Pengelolaan ” Hutan Bernilai Konservasi
Tinggi ” HCVF kemudian menjadi elemen baru yang amat penting dalam
kebijakan kehutanan di tingkat nasional maupun internasional Meijaard et al, 2006.
Daryatun et al 2003 menyatakan kawasan hutan dengan nilai konservasi tinggi adalah kawasan hutan yang memiliki satu atau lebih ciri
– ciri berikut : HCV1.Kawasan hutan yang mempunyai konsentrasi nilai
– nilai keanekaragaman hayati yang penting secara global, regional dan
lokal misalnya spesies endemi, spesies hampir punah, tempat menyelamatkan diri refugia.
HCV2. Kawasan hutan yang mempunyai tingkat lanskap yang luas yang penting secara global, regional dan lokal, yang berada di dalam
atau mempunyai unit pengelolaan, dimana sebagian besar populasi spesies, atau seluruh spesies yang secara alami ada di kawasan
tersebut berada dalam pola – pola distribusi kelimpahan alami.
HCV3. Kawasan hutan yang berada di dalam atau mempunyai ekosistem yang langka, terancam atau hampir punah.
HCV4. Kawasan hutan yang berfungsi sebagai pengatur alam dalam situasi yang kritis seperti perlindungan daerah aliran sungai, pengendalian
erosi. HCV5. Kawasan hutan yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan
dasar masyarakat lokal mis, pemenuhan kebutuhan pokok, kesehatan.
HCV6. Kawasan hutan yang sangat penting untuk identitas budaya tradisional lokal kawasan budaya, ekologi, ekonomi, agama yang
penting yang diidentifikasi bersama dengan masyarakat lokal yang bersangkutan.
2.5 Sistem Informasi Geografis SIG 2.5.1 Definisi