22
Dominansi m
2
ha =
Luas bidang dasar suatu jenis Luas seluruh petak
Dominansi Relatif =
Dominansi suatu jenis x 100 Dominansi seluruh jenis
Frekuensi =
Jumlah petak terisi suatu jenis Jumlah seluruh petak
Frekuensi Relatif =
Frekuensi suatu jenis x 100 Frekuensi seluruh jenis
Indeks Nilai Penting = KR + FR +DR
Indeks Nilai Penting = KR + FR Tumbuhan bawah
Luas bidang dasar suatu jenis =
2
. .
4 1
i
d
Keterangan :
d
i
= diameter jenis ke-i KR = Kerapatan Relatif
FR = Frekuensi Relatif DR = Diameter Relatif
- Status perlindungan PP. N0 7 tahun 1999,
SK. Mentan No. 54KptsUm1972, SK. Menhut N0. 261Kpts-IV1990
,
daftar CITES
3.7 Pemetaan Kawasan HCV High Conservation Value Area
Pemetaan kawasan HCV dilakukan ketika sudah didapatkan kawasan yang benar-benar mengandung nilai konservasi tinggi melalui pengecekan lapang. Hasil
pemetaan ini dapat dijadikan pedoman pengelolaan kawasan perkebunan.
23
Peta DAS Digital
Peta Kawasan Sempadan
Overlay Buffering
Gambar 10 Proses Pembuatan Peta Kawasan Lindung untuk Identifikasi HCV
Peta kawasan lindung peta dugaan kawasan HCV
Full AsessmentPenilaian
menyeluruh Citra Satelite
Peta Rupa Bumi
Cropping Digitasi,editing,
transformasi koordinat, map join, atributing
Digitasi,editing, transformasi koordinat,
map join, atributing
Peta Penutupan Lahan
Peta curah hujanklasfikasi
curah hujan Peta Jenis
Tanah Digitasi,editing,
transformasi koordinat, map join, atributing
Peta Jenis Tanah Peta Kontur
DEM Kontur
Peta Kemiringan Lereng
Scoring, Query builder calculate Peta kawasan hutan Lindung
Peta kawasan HCV In ERDas 9.1
In ArcView 3.2 Data
Result Processing
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Singkat Kebun Kertowono
Kebun Kertowono dibuka pada tahun 1875 oleh Perusahaan Perkebunan N.V Ticdeman Van Ker Chen TVK dengan tanaman kina. Pada tahun 1910
mulai ditanami teh beserta pembibitannya sebagai upaya diversifikasi usaha komoditi perkebunan.
Tahun 1942-1945 sebagian tanaman teh dan kina di bongkar untuk ditanami tanaman pangan, dan setelah Jepang meninggalkan Indonesia tanaman
teh diperluas dengan mengganti sebagian tanaman kina. Berdasarkan perkembangan waktu, dapat disampaikan :
Tahun 1957 : Masa nasionalisasi dimana perkebunan milik Belanda diambil
alih menjadi milik negara Indonesia. Tahun 1959-1961 : Kebun Kertowono bergabung dalam PPN V.
Tahun 1961 : PPN IV bergabung dalam PPN Aneka Tanaman XII atau PPN
ANTAN XII Tahun 1968
: Kebun Kajaran di wilayah Kecamatan Pasirian yang dikelola NV. Kajaris Expera bergabung dengan kebun Kertowono.
Tahun 1972 : Menjadi Perusahaan Negara Perkebunan PNP XXIII yang
merupakan penggabungan PPN ANTAN XII dan PPN Karet XV.
Tahun 1995 : Kebun Gunung Gambir menjadi kebun bagian Kertowono
sesuai SK. Direksi PTP XXIV-XXV selaku Direksi PTP XXIII.
Tahun 1996 : Kebun Gunung Gambir kembali memisahkan diri dari Kebun
Kertowono dan menjadi kebun tersendiri. PT Perkebunan XXIII, XXVI, XXIX bergabung menjadi PTP Nusantara
XII Persero berdasarkan Peraturan Pemerintah No.17 tanggal 1996 dengan akta Notaris Harun Kamil, SH. No. 45
tanggal 11 Maret 1996.