6.2 Masukan Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi
Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi adalah lembaga keuangan mikro berbasis syari’ah yang merupakan sistem ekonomi Islam. Baitul Maal Wa
Tamwil Swadaya Pribumi didirikan atas inisiasi PT Holcim Indonesia Tbk dan berlokasi di Ruko Rawa Jejed 2, Jalan Raya Klapanunggal – Bojong, Kilometer 1.
Pendirian Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi didasarkan pada kesulitan komunitas lokal mendapatkan pembiayaan usaha mikro karena tidak memiliki
nilai estimasi keuntungan outstanding yang besar dan jaminan yang mudah dicairkan liquiditas jika mengajukan pembiayaan di bank atau lembaga
keuangan konvensional lainnya. Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi pertama kali diusulkan oleh
Reksodiputro, manajer departemen community relations PT Holcim Indonesia Tbk. Ide mendirikan Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi didapat ketika
Reksodiputro sering kali melewati kantor “Dompet Dhuafa” di Jalan Metro Pondok Indah. Reksodiputro menginginkan lembaga keuangan serupa ada di
wilayah operasional PT Holcim Indonesia Tbk. Keinginan adanya lembaga keuangan mikro yang mampu memberikan pembiayaan usaha mikro diungkapkan
oleh Reksodiputro: “...kami melihat kok belum ada yah lembaga keuangan di sekitar
Klapanunggal yang bisa menjangkau masyarakat untuk mendapat kredit mikro..karena itu kami ingin ada yang bisa seperti itu..”
Reksodiputro, manajer departemen community relations
Reksodiputro memberanikan diri untuk berkonsultasi dengan manajemen “Dompet Dhuafa” untuk memulai pembentukkan Baitul Maal Wa Tamwil
Swadaya Pribumi. Setelah resmi didirikan pada tanggal 9 Juni 2006, manajemen
“Dompet Dhuafa” memberikan pendampingan bagi manajemen Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi yang baru terbentuk selama tiga bulan sehingga baru
mulai beroperasi pada tanggal 9 Agustus 2006. Program pembiayaan usaha mikro sebenarnya ada sejak tahun 2001 ketika
PT Holcim Indonesia Tbk memberikan pinjaman bergulir bagi kelompok masyarakat, tetapi program tersebut tidak berjalan efektif karena dikelola sendiri
PT Holcim Indonesia Tbk. Kendala utama yang menjadi hambatan adalah tidak adanya pengawasan, sistem tanpa bunga dan jangka waktu pengembalian selama
dua tahun menyebabkan dana yang diberikan tidak kembali untuk digulirkan kepada kreditur lainnya. Pendirian Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribuni
diharapkan memperbaiki keadaan sebelumnya. Pengelolaan secara profesional oleh komunitas lokal dan terpisah dari manajemen PT Holcim Indonesia
menjamin keberlanjutan ekonomi komunitas melalui pembiayaan usaha mikro sebagaimana komitmen PT Holcim Indonesia Tbk pada pembangunan
berkelanjutan. Kendala dalam mengelola dana bergulir diungkapkan sebagaimana kutipan:
“..dananya kan dari perusahaan, jadi masyarakat merasa tidak perlu mengembalikannya..kita kesulitan dalam kolektabilitasnya,
bisa dibilang kredit macetlah..kalau yang mengelola masyarakat kan mereka jadi merasa itu dana pinjaman harus dikembalikan..”
Ary Wahyu Setiawan, staf departemen communiy relations
PT Holcim Indonesia Tbk sejak tahun 2006 telah menyalurkan dana sebesar 615 juta rupiah dalam tiga tahap untuk biaya operasional, pemodalan,
pengadaan alat dan pendampingan bagi manajemen Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi. Penyaluran secara bertahap dilakukan sebagai kontrol
keuangan Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi dari PT Holcim Indonesia Tbk selaku pengawas dan mitra Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi. PT
Holcim Indonesia Tbk menyalurkan Rp 256.800.000,00 pada tahun 2006, Rp 183.200.000,00 pada tahun 2007 dan Rp 175.000.000,00 pada tahun 2008.
Tahapan penyaluran dana Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Tahapan Penyaluran Dana Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi
Waktu Penyaluran
Deskripsi Jumlah
Rupiah
April 2006 Penunjukkan BMT Center “Dompet Dhuafa”
sebagai konsultan pembentukkan Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi
55.700.000 Juni 2006
Operasional Modal
51.100.000 150.000.000
Total tahun 2006 256.800.000
Februari 2007 Operasional
Modal 75.000.000
75.000.000 Maret – Juni 2007
Pengadaan peralatan 4.500.000
November 2007 Penunjukkan BMT Al-Karim sebagai konsultan
pengembangan operasional 28.700.000
Total tahun 2007 183.200.000
Maret 2008 Operasional
Modal 75.000.000
100.000.000 Total tahun 2008
175.000.000 Total Keseluruhan
615.000.000 Sumber:
Program community relations PT Holcim Indonesia Tbk Tahun 2008
Penyaluran dana bagi Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi dari PT Holcim Indonesia dilakukan melalui departemen community relations. Dana yang
disalurkan adalah biaya operasional dan perkiraan peningkatan jumlah pembiayaan usaha mikro kepengurusan tahun berikutnya yang diusulkan
manajemen Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi melalui Rapat Rutin periode pertama setiap awal tahun kepengurusan.
BAB VII PENGELOLAAN BAITUL MAAL WA TAMWIL
SWADAYA PRIBUMI
Pembiayaan usaha mikro bagi komunitas lokal melalui Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi merupakan program tanggung jawab sosial PT Holcim
Indonesia Tbk di bidang ekonomi lokal. Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi didirikan atas inisiasi PT Holcim Indonesia Tbk, dikelola oleh komunitas
lokal dan bermitra dengan PT Holcim Indonesia Tbk melalui departemen community relations. Pembiayaan bagi usaha mikro komunitas lokal diklaim
sebagai program andalan dan paling memberdayakan. Klaim tersebut didasarkan pada fakta perkembangan aset awal sejumlah 201 juta rupiah pada tahun 2006
menjadi 2,5 milyar pada tahun 2008 dengan jumlah penerima manfaat 1.700 orang di 6 desa.
Untuk mendapatkan pembiayaan usaha mikro dari Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi kreditur sebelumnya harus menjadi nasabah dan memiliki
simpanan minimal Rp 25.000,00. Setelah tercatat, nasabah berhak untuk mendapatkan pembiayaan usaha mikro dengan mengisi formulir perdaftaran.
Persayaratan untuk dapat menerima pembiayaan adalah calon kreditur memiliki usaha skala mikro 500 ribu hingga lima juta rupiah yang dikelola sendiri,
memiliki jaminan tangible memiliki nominal ataupun intangible tidak memiliki nominal dan membutuhkan pembiayaan usaha mikro untuk melanjutkan
usahanya. Setelah mengajukan permohonan manajemen Baitul Maal Wa Tamwil
akan melakukan survei kelayakan pemberian pembiayaan usaha mikro. Jika