Penerima manfaat program sosial dan pendidikan paling sedikit dibandingkan dengan program ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Jumlah
yang sedikit disebabkan program ini memiliki sasaran penerima manfaat yang tertentu, misalnya siswa penerima beasiswa harus berprestasi dan memiliki
kesulitan ekonomi. Peserta EVE dibatasi hanya 60 orang setiap tahunnya dan memiliki prestasi di sekolahnya. Berbeda dengan penerima manfaat program
pembangunan infrastruktur yang bisa dimanfaatkan siapa saja dan mencakup wilayah yang luas, misalnya pembangunan jalan desa yang mencakup tiga RW
sehingga bisa dimanfaatkan banyak warga.
8.2 Hasil Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi
8.2.1 Hasil
Pelaksanaan Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi memberikan kesempatan bagi komunitas lokal untuk memutus rantai kemiskinan melalui
pembiayaan usaha mikro dengan cara meciptakan dan mengelola usaha sendiri. Pembiayaan usaha mikro diharap mampu memciptakan lapangan pekerjaan,
memperoleh pendapatan dan pada tujuan akhirnya mencapai kesejahteraan. Hasil yang didapat dalam bidang ekonomi adalah dana yang berasal dari
pembiayaan usaha mikro sehingga mampu digunakan untuk menjalankan usaha, misalnya mendirikan warung makan atau membeli bibit ikan gurame untuk
dikembangkan. Ragam jenis usaha yang berhasil dikembangkan antara lain jasa menjahit, berdagang, jasa perbaikan sepeda motor, ternak kambing dan itik serta
tambak udang. Nominal pembiayaan mikro yang disalurkan berkisar antara 500 ribu hingga lima juta rupiah dengan jangka waktu pengembalian antara tiga
hingga sepuluh bulan. Besar bagi hasil ditentukan melalui kesepakatan antara kreditur dengan manajemen Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi, biasanya
berkisar antara satu hingga 2,5 persen. Hasil yang didapat dari pembiayaan usaha mikro adalah dana kredit yang
disalurkan dan sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hasil lain yang didapat adalah jumlah penerima manfaat dari pembiayaan yang
disalurkan melalui Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi. Perkembangan Keuangan dan Penerima Manfaat Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi
disajikan pada Tabel 12. Tabel 12.
Perkembangan Keuangan dan Penerima Manfaat Baitul Maal Wa Tamwil Swada Pribumi
2006 2007
2008 Aset
360.443.929 1.031.794.895
2.514.385.461 Modal PT Holcim Indonesia Tbk rupiah
256.800.000 183.200.000
175.000.000 Modal dari sumber lainnya rupiah
1.000.000 79.902.639
18.296.970 Jumlah Pembiayaan rupiah
313.255.750 739.093.750
1.477.285.500 Biaya Operasional Rupiah
27.301.442 188.806.166
340.050.149 Penerima Manfaat orang
1.076 2.295
2.801 Sumber: Rincian Rekening Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi Tahun 2006, 2007 dan
2008.
Aset Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi menunjukan
perkembangan yang sangat pesat dari modal awal sejumlah 201 juta rupiah pada tahun 2006 menjadi 2,5 miliar rupiah pada akhir tahun 2008. Perkembangan aset
tersebut berasal dari modal tambahan yang disalurkan PT Holcim setiap tahunnya, modal dari sumber lainnya yang sah, keuntungan operasional dan dana yang
berhasil diserap untuk dihimpun dan dikembangkan oleh manajemen Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi dengan penyaluran pembiyaan atau jenis usaha
lainnya yang sah. Peningkatan aset dan dana yang terserap menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi.
Jumlah pembiayaan yang disalurkan setiap tahunnya juga mengalami peningkatan dari 313 juta rupiah saat awal berdiri pada tahun 2006, 739 juta rupiah pada tahun
2007 dan 1,47 miliar rupiah pada tahun 2008. Peningkatan jumlah pembiayaan menunjukkan kebutuhan masyarakat terhadap akses pembiayaan.
8.2 Efisiensi