2. CSR Assesment, yaitu upaya untuk memetakan kondisi perusahaan dan
mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah tepat untuk membangun struktur perusahaan yang
kondusif bagi penerapan tanggung jawab sosial perusahaan secara efektif. 3.
CSR Manual Building, yaitu inti dalam memberikan petunjuk pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan bagi konsumen perusahaan. Pedoman
ini diharapkan mampu memberikan kejelasan dan keseragaman pola pikir dan pola tindak seluruh elemen perusahaan guna tercapainya pelaksanaan
program yang terpadu, efektif dan efisien.
2.1.2 Evaluasi Program
Kegiatan evaluasi program merupakan salah satu pilar penting yang tidak dapat diabaikan dalam penyelenggaraan program pembelajaran dan pemberdayaan
masyarakat karena berkaitan dengan penyelenggaraan program selanjutnya. Musa 2005 menyatakan evaluasi program yang terencana akan memberikan dampak
bagi penguatan dan pengembangan program. Keberhasilan atau kegagalan suatu program dapat diketahui jika kita melakukan evaluasi terhadap program tersebut.
Evaluasi program adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan suatu obyek yang dilakukan secara terencana, sistematik dengan
arah dan tujuan yang jelas. Secara umum evaluasi dapat diartikan sebagai upaya seksama untuk mengumpulkan, menyusun mengolah dan menganalisa fakta, data
dan informasi untuk menyimpulkan harga, nilai, kegunaan dan kinerja mengenai sesuatu barang, pekerjaan, organisasi, dan lain-lain yang kemudian dibuat
kesimpulan sebagai proses dari pengambilan keputusan. Musa, 2005.
Menurut Budimanta 2008, ada beberapa alasan perlunya melakukan evaluasi program, antara lain:
1. Mengetahui sejauhmana perkembangan dari pelaksanaan program.
2. Mengetahui sejauhmana ketercapaian tujuan.
3. Mengetahui dampak yang terjadi dari program yang telah dilakukan.
4. Mengetahui perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang terjadi.
5. Menentukan tepat atau tidaknya media pembelajaran yang digunakan.
6. Menentukan ketepatan pendekatan dan teknik yang digunakan.
7. Menentukan kinerja fasilitator dalam memberikan materi pelatihan,
pembelajaran atau pemberdayaan. 8.
Mengungkapkan faktor-faktor penghambat. 9.
Mengajak semua pihak yang terlibat dalam kegiatan untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilaksanakan.
10. Menentukan kegiatan selanjutnya agar lebih efisien dan efektif dengan meminimalisasi faktor penghambat.
Adapun pengertian program adalah serangkaian proses yang diarahkan untuk pencapaian suatu tujuan khusus atau hasil. Sumber daya yang diubah
disebut input masukan sedangkan hasil yang dicapai dibagi menjadi tiga golongan yaitu output hasil, outcome manfaat dan impact dampak. Masukan
adalah semua jenis barang, jasa, dana, tenaga manusia, teknologi dan sumber daya lainnya yang selalu tersedia untuk terlaksananya suatu kegiatan dalam rangka
menghasilkan output hasil dan mencapai tujuan program.
Tujuan merupakan hasil-hasil yang diharapkan akan dicapai oleh suatu proyek atau program pembangunan. Tujuan dapat disusun secara bertingkat
menjadi dua tahapan atau lebih yaitu sebagai berikut : 1.
Output : hasil atau tujuan jangka pendek;
2. Outcome : manfaat atau tujuan jangka menengah;
3. Impact
: dampak atau tujuan jangka panjang; Wibisono
1989 mengemukakan jenis-jenis evaluasi
yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi program, yaitu sebagai berikut:
1. Evaluasi Input, adalah penilaian terhadap kesesuaian antara input-input
program dengan tujuan program. Input adalah semua jenis barang, jasa, dana, tenaga manusia, teknologi dan sumberdaya yang perlu tersedia untuk
terlaksananya suatu kegiatan dalam rangka menghasilkan Output dan tujuan suatu proyek atau program.
2. Evaluasi Output, adalah penilaian terhadap output-output yang dihasilkan
oleh program untuk megetahui ketercapaian program. Output adalah produk atau jasa tertentu yang diharapkan dapat dihasilkan oleh suatu
kegiatan dari input yang tersedia, untuk mencapai tujuan program. Output juga biasa disebut sebagai hasil langsung atau tujuan jangka pendek.
3. Evaluasi Outcome, adalah penilaian terhadap manfaat yang di peroleh dari
penggunaan output-output program. Misalnya keuntungan hasil usaha dari kredit yang diterima masyarakat. Outcome biasa disebut sebagai manfaat,
pengaruh atau tujuan jangka menengah.
4. Evaluasi Impact, adalah penilaian terhadap dampak yang diperoleh dari
outcome program yang merupakan kenyataan sesungguhnya yang dihasilkan oleh program pada tingkat yang lebih luas. Evaluasi diarahkan
pada pengaruh lebih jauh dari program, misalnya kebutuhan pangan rumah tangga, yang diukur oleh tingkat ketersediaan pangan, akses terhadap
pangan dan tingkat penggunaan pangan. Impact biasa disebut dampak atau tujuan jangka panjang.
Unsur-unsur pokok yang harus dipenuhi dalam setiap kegiatan evaluasi program Budimanta, 2008:
1. Obyek yang dinilai,
2. Tujuan evaluasi,
3. Alat evaluasi,
4. Proses evaluasi,
5. Hasil evaluasi,
6. Standard yang dijadikan pembanding,
7. Proses perbandingan antara hasil evaluasi dengan standard.
Jenis-jenis evaluasi program dapat dikategorikan berdasarkan waktu pelaksanaannya Musa, 2005:
1. Evaluasi Awal Ex-ante Evaluation
Evaluasi awal adalah evaluasi yang dilakukan sebelum sesuatu program dilaksanakan. Evaluasi ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui
apakah program memang layak dilaksanakan secara ekonomis, teknis, finansial, sosial, maupun politis. Evaluasi ini dikenal juga sebagai studi
kelayakan.
2. Evaluasi Proses On-going Evaluation
Evaluasi proses atau monitoring dilakukan pada setiap tahapan dalam perencanaan dan pelaksanaan program. Evaluasi proses adalah evaluasi
yang dilakukan ketika program sedang berjalan untuk mengetahui apakah tahapan program berlangsung sebagaimana mestinya, sesuai yang
dirumuskan pada perencanaan program. 3.
Evaluasi Akhir Ex-post Evaluation Evaluasi akhir adalah evaluasi yang dilakukan pada saat program selesai
dilaksanakan untuk melihat hasil dan kesesuaian dengan tujuan. Menurut Kelsey dan Hearne 1955 dalam Mugniesyah 2006, evaluasi
program bermanfaat untuk: 1.
Menguji secara berkala pelaksanaan program, yang mengarahkan perbaikan kegiatan yang berkelanjutan.
2. Membantu memperjelas manfaat yang penting dan tujuan-tujuan khusus
program serta memperjelas dan mengukur sampai seberapa jauh tujuan- tujuan tertentu tercapai.
3. Menjadi pengukur keefektifan metode yang digunakan.
4. Menyediakan data dan informasi yang penting untuk perencanaan program
selanjutnya. 5.
Menyediakan bukti tentang nilai atau pentingnya program. 6.
Menyediakan bukti-bukti tentang keberhasilan untuk memberikan rasa puas dan kepercayaan kepada mereka yang terlibat dalam program.
2.1.3 Lembaga Keuangan Mikro