Sejarah Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi Visi dan Misi Struktur Organisasi

Tanggung jawab tertinggi ada pada direksi dan dewan komisaris PT Holcim Indonesia Tbk. Dewan komisaris bertugas mengawasi direksi serta mengkaji dan memberikan persetujuan atas keputusan yang dibuat pihak manajemen. Direksi bertanggung jawab membuat laporan keuangan, menyusun rencana usaha, termasuk rencana pengelolaan risiko dan rencana strategis, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, membuat sekaligus mengawasi jalannya sistem pengawasan internal perusahaan. Dewan komisaris mengadakan pertemuan sebanyak empat kali, sedangkan direksi 12 kali. Dalam melaksanakan tugasnya, dewan komisaris dibantu oleh komite audit, yaitu tim independen yang terdiri dari sejumlah tenaga ahli di bidangnya, dan diketuai oleh seorang komisaris independen. Komite audit membantu dewan komisaris menjalankan sistem pengawasan internal, mengevaluasi hasil audit eksternal dan internal, mengkaji proses manajemen risiko, serta mengevaluasi berbagai persoalan keuangan. departemen audit internal melaksanakan tugas sesuai standar akuntansi internasional, dan melaporkan kepada komite audit.

4.2 Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi

4.2.1 Sejarah Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi

Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi dibentuk dari inisiatif Dharmawan Reksodiputro, manajer Departemen Community Relations di PT Holcim Indonesia Tbk. Reksodiputo bekerja sama dengan para tokoh masyarakat di Kecamatan Klapanunggal mendirikan sebuah lembaga keuangan mikro syariah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar perusahaan. Pada tanggal 9 juni 2006 berdirilah Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi dengan modal awal sebesar Rp 201.000.000,00. Berkat dukungan semua pihak, Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi ini berkembang dan terus berkembang dari waktu ke waktu, memasuki usianya yang ke 3 2009 Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi mencatat aset sebesar Rp 2.514.385.461,00 dengan jumlah penerima manfaat mencapai 2.801 orang, adapun pembiayaan yang terserap oleh masyarakat mencapai Rp 1.477.285.500,00 dengan penerima manfaat pembiayaan mencapai 1.146 orang nasabah.

4.2.2 Visi dan Misi

Visi Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi adalah “Menjadi lembaga keuangan mikro syariah yang profesional, kokoh, bermanfaat dan amanah dalam menumbuhkembangkan ekonomi ummat berlandaskan asas dan prinsip-prinsip dasarnya yang maju, berkembang, terpercaya, aman, nyaman, transparan dan berkehati-hatian”. Misi Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi ummat khususnya ekonomi kecil. 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas usaha, meningkatkan kesempatan kerja dan penghasilan masyarakat. 3. Menghimpun dan mengelola dana masyarakat sehingga memiliki nilai tambah bagi orang lain. 4. Membebaskan masyarakat kecil dari riba dan rentenir.

4.2.3 Struktur Organisasi

Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi memiliki struktur organisasi yang sederhana. Pengawas terdiri dari tiga orang: tokoh masyarakat, perwakilan dari Badan Pemberdayaan Desa dan perwakilan departemen community relations PT Holcim Indonesia Tbk. Struktur organisasi Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi disajikan pada Gambar 3. Sumber: Profil Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi Gambar 3. Struktur Organisasi Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi Pengawas berfungsi mengaudit laporan tahunan dan tengah tahun yang dilaporkan oleh pengurus. Pengurus terdiri dari dua orang yang bertugas melakukan perencanaan dan inovasi serta menentukan kebijakan pelaksanaan Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi. Pengurus bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pendiri. Manajer bertugas mengelola operasional Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi yang membawahi divisi keuangan, divisi pemasaran dan staf umum. Manajer bertanggung jawab langsung kepada pengurus. Pengawas Pengawas Pengawas Pengurus Pemasaran Keuangan Manajer Staf Umum

4.2.4 Produk