Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Perusahaan dalam aktivitasnya pada masa lalu lebih banyak bergerak dalam konteks mengupayakan keuntungan bagi perusahaan 6 . Dalam perkembangan terkini, perusahaan dituntut untuk memberikan kontribusi dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan bermasyarakat. Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan katalis untuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan 7 . Hasil Earth Summit di Rio de Janeiro pada tahun 1992 dan World Summit di Afrika Selatan pada tahun 2002 berhasil mendorong International Organization for Standardization menerbitkan ISO 26000 sebagai standar pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan pada tahun 2009. Sedangkan dasar hukum pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia mengacu pada Pasal 33 UUD 1945, UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, UU No. 25 dan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas serta Peraturan Menteri BUMN No. 5 Tahun 2007 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Peraturan Menteri BUMN No. 5 Tahun 2007 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan mengatur alokasi dana yang harus dikeluarkan perusahaan untuk program 6 Dalam konsep triple bottom line yang diperkenalkan oleh John Elkington dikenal sebagai pencapaian profit oriented. 7 Earth Summit di Rio de Janeiro pada tahun 1992 telah menyepakati perubahan paradigma pembangunan dari paradigma yang bertumpu pada pertumbuhan ekonomi economic growth menjadi pembangunan yang berkelanjutan sustainability development, Budimanta, 2008. tanggung jawab sosial sebesar satu sampai tiga persen dari laba bersih perusahaan. Penjelasan tentang tanggung jawab sosial perusahaan berdasarkan undang-undang di Indonesia disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Penjelasan tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Berdasarkan Undang-Undang yang Berlaku di Indonesia. No. Acuan Penjelasan 1 Pasal 33 UUD 1945 Pasal 33 UUD 1945 merupakan suatu Undang-undang yang paling mendasar dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan, di mana segala sumber daya alam dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 2 UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Perusahaan-perusahaan yang aktivitasnya terkait dengan lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, tanggung jawab sosial perusahaan dimaknai sebagai suatu upaya dalam pengelolaan lingkungan, di mana di dalamnya memuat hal-hal sebagai berikut: lingkungan hidup, pengelolaan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. 3 UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan yang dikuasai oleh negara serta merupakan komoditas vital yang menguasai hajat hidup orang banyak dan mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional sehingga pengelolaannya harus dapat secara maksimal memberikan kemakmuran dan kesejahteraan. 4 UU No. 25 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya. 5 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. 6 Peraturan Menteri BUMN No. 5 Tahun 2007 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tanggung jawab sosial perusahaan dilihat pada perspektif kemitraan dan bina lingkungan yang diaplikasikan melalui peningkatan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri serta melakukan pemberdayaan kondisi sosial. Sumber: Budimanta, 2008. Perkembangan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan turut mengembangkan berbagai definisi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan pertama kali dikemukakan oleh Carrol dalam Budimanta 2008, tanggung jawab sosial perusahaan meliputi ekonomi, legalitas, etika dan harapan masyarakat untuk mengorganisasi diri dalam satu waktu. Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan komitmen perusahaan untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik bersama dengan para pihak yang terkait, utamanya masyarakat di sekelilingnya dan lingkungan sosial dimana perusahaan tersebut berada, yang dilakukan terpadu dengan kegiatan usahanya secara berkelanjutan Budimanta, 2002. Menurut Daniri 2008 8 tanggung jawab sosial perusahaan diartikan sebagai tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para stakeholders, terutama komunitas atau masyarakat di sekitar wilayah kerja dan operasinya. Pengertian tentang tanggung jawab sosial perusahaan tidak saja dikembangkan oleh para pakar Community Development, tetapi juga berbagai lembaga terkait di tingkat nasional maupun internasional. Lingkar Studi Corporate Social Responsibility 2009 9 mendefinisikan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai upaya sungguh-sungguh dari perusahaan untuk meminimumkan dampak negatif, mengkompensasi dampak negatif residual dan memaksimumkan dampak positif operasinya dalam ranah ekonomi, sosial, dan lingkungan, terhadap seluruh pemangku kepentingan, untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. The World Bussiness Council for Sustainable Development dalam Wibisono 2002 mengartikan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai komitmen dunia usaha untuk terus bertindak secara etis, 8 Achmad Daniri, Artikel Standarisasi Tanggung Sosial Perusahaan, 2008. www.madani-ri.com diakses pada tanggal 5 Mei 2009. 9 Makalah dalam Seminar Lets CSR di Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, 2009. beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara luas. Sedangkan International Organization for Standardization yang menerbitkan draft ISO 26000, yang mendefinisikan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai tanggung jawab suatu organisasi atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku transparan dan etis Daniri, 2008. Desain tanggung jawab sosial perusahaan memiliki keragaman dengan ciri dan komponen khasnya masing-masing. Ragam desain yang terdapat dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan antara lain sebagai berikut: 1. Karitas, adalah bantuan yang diberikan oleh perusahaan dalam bentuk sumbangan yang bersifat insidental. Kapasitas dan akses masyarakat tidak berubah dari kondisi semula, tetap marginal, akibatnya tidak bisa memutus rantai kemiskinan dan benang kusut pendidikan Azhari, 2007. Karitas biasanya dimaksudkan untuk memberi bantuan untuk kebutuhan dan kendala yang sifatnya sesaat dan mendesak, misalnya menolong korban bencana alam dengan memberi bantuan berupa uang, makanan, pakaian, obat-obatan atau mengirim makanan bagi rakyat suatu wilayah yang tertimpa bencana kelaparan Saidi, 2003. 2. Filantropi, adalah hibah yang ditujukan untuk kegiatan yang bersifat investasi sosial. Filantropi diharapkan mampu menghasilkan penguatan masyarakat dan sekaligus modal sosial. Aktifitas filantropi seharusnya ditujukan pada kegiatan seperti pendidikan, peningkatan peluang ekonomi bagi mereka yang kalah dalam persaingan dan peningkatan kapasitas organisasi masyarakat dalam upaya mengatasi krisis sosial Saidi, 2003. 3. Kewarganegaraan korporat, serupa dengan filantropi namun ada beberapa ciri yang membedakan kewarganegaraan korporat dengan filantropi, yaitu sebagai berikut Kiroyan, 2008: a. Prinsip kesukarelaan, pemahaman tanggung jawab sosial perusahaan sebagai kebijakan perusahaan yang melebihi keharusan yang diatur dalam hukum. b. Pengelolaan atau internalisasi dari apa yang disebut dalam ilmu ekonomi sebagai dampak eksternal negatif. c. Orientasi terhadap pemangku kepentingan yang bukan semata-mata kepada kepentingan pemegang saham. d. Penyelarasan tanggung jawab sosial dan ekonomi, tanggung jawab sosial perusahaan tidak boleh berdampak negatif terhadap aspek ekonomis penyelenggaraan bisnis. e. Praktek dan tata nilai, bagi mereka yang mempraktekannya, tanggung jawab sosial perusahaan bukan semata-mata bagian dari suatu strategi bisnis melainkan merupakan penerapan dari suatu falsafah atau tata nilai yang dianut. f. Melampaui filantropi, tanggung jawab sosial perusahaan dianggap identik dengan filantropi, yaitu kedermawanan perusahaan terhadap mereka yang nasibnya kurang beruntung. Analisis terhadap ragam desain pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dapat dilakukan dengan analisis komponen masukan, proses, hasil, manfaat dan dampak. Analisis dilakukan dengan melihat karakteristik dan komponen masing-masing desain pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan seperti yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Matriks Analisis Karakteristik dan Komponen Desain Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Komponen Karitas Filantropi Kewarganegaraan Korporat Masukan  Tradisi  Hibah sosial  Uang  Makanan  Obat–obatan  Tren  Etika  Hukum  Hibah pembangunan  Alokasi 1–3 dari laba  Keterlibatan sosial  Sukarela  Seluruh sumber daya perusahaan Proses  Insidental  Melalui kepanitiaan  Terorganisir  Terprogram  Yayasan  Profesionalisasi  Terinternalisasi dalam kebijakan perusahaan  Keterlibatan seluruh sumber daya perusahaan  Divisi khusus yang menangani TJSP Hasil  Mengatasi masalah sesaat  Mencari penyebab masalah  Mengatasi masalah  Kontribusi langsung kepada masyarakat  Pendampingan Manfaat  Akses dan kapasitas masyarakat tetap  Investasi sosial  Peningkatan peluang ekonomi  Keragaman stakeholders Dampak  Ketergantungan  Perilaku masyarakat selalu meminta  Pengembangan pemikiran  Peningkatan kapasitas organisasikelembagaan  Penguatan masyarakat  Ekonomi komunitas  Harmonisasi dengan masyarakat  Kelestarian lingkungan  Partisipasi masyarakat Sumber: Rahman, 2009 Perencanaan dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan secara umum terdiri dari tiga langkah utama yang merupakan suatu tingkatan yang merepresentasikan ragam desain pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan Wibisono, 2002: 1. Awareness Building, yaitu langkah awal untuk membangun kesadaran perusahaan mengenai arti penting tanggung jawab sosial perusahaan dan komitmen manajemen. 2. CSR Assesment, yaitu upaya untuk memetakan kondisi perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah tepat untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan tanggung jawab sosial perusahaan secara efektif. 3. CSR Manual Building, yaitu inti dalam memberikan petunjuk pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan bagi konsumen perusahaan. Pedoman ini diharapkan mampu memberikan kejelasan dan keseragaman pola pikir dan pola tindak seluruh elemen perusahaan guna tercapainya pelaksanaan program yang terpadu, efektif dan efisien.

2.1.2 Evaluasi Program