60 Menurut Fellows 2000, ketika kadar air bahan pangan turun hingga
di  bawah  kadar  air  kritis,  kecepatan  pengeringan  secara  perlahan  akan turun  hingga  mendekati  nol  pada  kadar  air  kesetimbangan.  Falling  rate
periode ini merupakan tahap paling panjang dari operasi pengeringan, dan
pada  beberapa  bahan  pangan  seperti  pengeringan  biji-bijian  kadar  air awal  bahan  yang  dikeringkan  dan  hanya  tahap  falling  rate  yang
merupakan tahap pengeringan yang diamati. Menurut Earle 1983, kurva laju  pengeringan  falling  rate  periode  ini  dipengaruhi  oleh  sifat  spesifik
bahan dan kondisi proses.
B. Kualitas Produk
Pengamatan  kualitas  produk  dilakukan  untuk  melihat  pengaruh perbedaan  suhu  proses  pada  flash  dryer  1  dengan  flash  dryer  2  terhadap
kualitas  berupa  kadar  air,  derajat  putih,  persentase  kerak,  dan  retained  on 100 mesh. Pengamatan dilakukan pada pati kering pada valve cyclone.
a. Kadar air
Penggukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan  alat  FD-600 untuk  sampel  pati  kering  dan  Moisture  Meter  KETT  F1-B  untuk  sampel
pati  basah.  Penggunaan  alat  uji  yang  berbeda  untuk  pati  kering  dan  pati basah  ini  menyesuaikan  dengan  metode  analisis  yang  digunakan
perusahaan.  Hasil  pengamatan  kadar  air  dapat  dilihat  pada  Lampiran  21. dan Gambar 28.
Gambar 28. Hasil pengamatan kadar air
5 10
15 20
25 30
35 40
1 6
.0 1
9 .3
2 1
.3 1
6 .0
1 9
.3 2
1 .3
8 .0
1 .0
1 4
.0 8
.0 1
.0 1
4 .0
2 4
.0 2
.0 4
.0 2
4 .0
2 .0
4 .0
25-Mei-09 26-Mei-09 27-Mei-09 29-Mei-09 02-Jun-09 03-Jun-09
k ad
ar ai
r
waktu pengamatan
k.a. sagu basah k.a. sagu kering
FD 1 k.a.sagu kering
FD 2 x=10,6
x=11,0 x=34,4
Keterangan : FD = Flash Dryer
k.a. pati basah
k.a. pati kering FD 1
k.a. pati kering FD 2
61 Data  hasil  pengamatan  kadar  air  menunjukkan  kadar  air  pati  basah
bervariasi  mulai  dari  33,1  hingga  35,5,  dengan  rata-rata  34,3. Variasi  ini  dikarenakan  pati  basah  disuplai  oleh  delapan  unit  Dewatering
Centrifuge DC yang berbeda. Variasi juga dapat disebabkan oleh waktu
pengisian  DC  dan  penurunan  pati  basah  yang  berbeda  antar  operator. Variasi kadar air pati basah ini sangat berpengaruh terhadap variasi proses
pengeringan dan juga variasi kadar air pati kering. Kadar  air  pati  kering  valve  cyclone  bervariasi  dari  8,6  hingga
14,2  pada  FD  1  dan  9,0  hingga  12,4  pada  FD  2.  Target  kadar  air  pati kering  valve  cyclone    adalah  11.42.  Variasi  kadar  air  pati  kering  valve
cyclone ini  disebabkan  variasi  kadar  air  pati  basah  dan  variasi  kecepatan
pemasukan  pati  basah.  Variasi  kadar  air  pati  kering  valve  cyclone  ini menunjukkan  pengaturan  pemasukan  pati  basah  belum  efisien  karena
mengakibatkan  penggunaan  energi  untuk  penghilangan  air  yang  tidak perlu. Nilai rata-rata kadar air pati kering valve cyclone adalah 10,6 pada
FD  1  dan  11,0  pada  FD  2.  Secara  statistik,  kadar  air  pati  kering  valve cyclone
pada  FD 1 tidak berbeda nyata dengan FD 2 pada taraf signifikasi 5,  hal  ini  dapat  dilihat  dari  p-value  yang  lebih  kecil  dari  0.05,  yaitu
sebesar  0,39  ketika  dilakukan  uji  t  independent  t-test.  Hasil  uji  t  dapat dilihat pada Lampiran 22.
b. Derajat putih, Persentase kerak, dan