Pengawasan Mutu Bahan Baku Pengawasan Mutu Pengawasan Proses Pengawasan Mutu Produk Akhir

48

l. Penggudangan

Tapioka yang telah dikemas disusun pada pallet-pallet kemudian disimpan dalam gudang yang berukuran 2880 m 2 . Penyusunan pallet didalam gudang dilakukan dengan menggunakan forklift. Lama penyimpanan di dalam gudang bervariasi, tetapi batasnya adalah enam bulan. Sedangkan masa kadaluarsa tapioka produksi PT. UJA 1 menurut perusahaan adalah dua tahun.

C. Pengawasan Mutu

a. Pengawasan Mutu Bahan Baku

Pengawasan mutu bahan baku dilakukan dengan memeriksa kadar air dan kadar pati singkong, kandungan tanah singkong, kandungan bonggol pada singkong, dan kesegaran singkong. Pengiukuran kadar air singkong dilakukan setiap pagi dengan menggunakan alat Kett-F1-B, sedangkan kadar pati singkong diukur dengan menggunakan metode Specific Gravity Methode dangan alat berupa timbangan kadar pati. Pemeriksaan kandungan tanah, bonggol, dan kesegaran singkong dilakukan secara langsung dengan mengamati singkong yang diturunkan dari truk. Kadar pati, kandungan tanah, bonggol, dan kesegaran singkong menentukan potongan pembelian yang diberlakukan perusahaan kepada pemasok singkong.

b. Pengawasan Mutu

Incoming Material Pengawasan mutu Incoming Material dilakukan pada belerang, kemasan, dan benang jahit kemasan. Pengawasan dilakukan untuk menjamin kualitas incoming material sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan perusahaan. 49

c. Pengawasan Proses

In Plant Quality Contol Pengawasan proses dilakukan pada produk antara dan proses. Parameter yang diamati diantaranya kekentalan meliputi ampas ekstraktor I dan II dan milk separator I, II, dan III, residu SO 2 milk separator III, pH ampas dan milk, suhu proses pengeringan, dan timbangan pada packing.

d. Pengawasan Mutu Produk Akhir

Pengawasan produk akhir meliputi parameter-parameter kualitas yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Pengamatan dilakukan terhadap sampel produk 24 jam produksi. Parameter-parameter mutu produk yang diamati dan standarnya dapat dilihat pada Lampiran 6. 50

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Proses

Pengamatan proses dilakukan pada empat parameter proses, yaitu sifat psikrometri udara, kecepatan udara, kecepatan pemasukan pati basah, dan sifat dehidrasi pati basah.

a. Sifat Psikrometri Udara Pengering

Pengamatan sifat psikrometri udara dilakukan enam kali pada tiga shift produksi yang berbeda, dua kali pengamatan pada shift siang 08.00-16.00 WIB, dua kali pada shift sore 16.00-24.00 WIB, dan dua kali pada shift malam 24.00-08.00 WIB. Parameter psikrometri yang diamati meliputi suhu input udara, RH input udara, volume spesifik input udara, suhu udara kering, dan suhu udara basah. Hasil pengamatan sifat psikrometri udara pengering pada flash dryer 1 dan flash dryer 2 dapat dilihat pada Lampiran 7a dan 7b. Gambar 19. Variasi suhu input udara Hasil pengamatan suhu input udara dapat dilihat pada Gambar 19. Suhu input udara pengering bervariasi selama 24 jam pengamatan pada kisaran suhu 27 o C hingga 38,9 o C. Tidak ada perbedaan yang nyata antara suhu input udara pada FD 1 dengan FD 2 pada taraf signifikasi 5, hal ini dapat dilihat dari p-value sebesar 0,57 ketika dilakukan uji t independent t-test. Hasil uji t dapat dilihat pada Lampiran 8. Tidak adanya perbedaan suhu input udara FD 1 dan FD 2 dikarenakan kedua 25 27 29 31 33 35 37 39 1 6 .0 1 9 .3 2 1 .3 1 6 .0 1 9 .3 2 1 .3 8 .0 1 .0 1 4 .0 8 .0 1 .0 1 4 .0 2 4 .0 2 .0 4 .0 2 4 .0 2 .0 4 .0 25-May-09 26-May-09 27-May-09 29-May-09 2-Jun-09 3-Jun-09 S u h u in p u t u d ar a o C Waktu pengamatan FD 1 FD 2 Keterangan : FD = Flash Dryer X=33,3 X=32,7