61 Data hasil pengamatan kadar air menunjukkan kadar air pati basah
bervariasi mulai dari 33,1 hingga 35,5, dengan rata-rata 34,3. Variasi ini dikarenakan pati basah disuplai oleh delapan unit Dewatering
Centrifuge DC yang berbeda. Variasi juga dapat disebabkan oleh waktu
pengisian DC dan penurunan pati basah yang berbeda antar operator. Variasi kadar air pati basah ini sangat berpengaruh terhadap variasi proses
pengeringan dan juga variasi kadar air pati kering. Kadar air pati kering valve cyclone bervariasi dari 8,6 hingga
14,2 pada FD 1 dan 9,0 hingga 12,4 pada FD 2. Target kadar air pati kering valve cyclone adalah 11.42. Variasi kadar air pati kering valve
cyclone ini disebabkan variasi kadar air pati basah dan variasi kecepatan
pemasukan pati basah. Variasi kadar air pati kering valve cyclone ini menunjukkan pengaturan pemasukan pati basah belum efisien karena
mengakibatkan penggunaan energi untuk penghilangan air yang tidak perlu. Nilai rata-rata kadar air pati kering valve cyclone adalah 10,6 pada
FD 1 dan 11,0 pada FD 2. Secara statistik, kadar air pati kering valve cyclone
pada FD 1 tidak berbeda nyata dengan FD 2 pada taraf signifikasi 5, hal ini dapat dilihat dari p-value yang lebih kecil dari 0.05, yaitu
sebesar 0,39 ketika dilakukan uji t independent t-test. Hasil uji t dapat dilihat pada Lampiran 22.
b. Derajat putih, Persentase kerak, dan
Retained on 100 mesh
Pengamatan derajat putih, persentase kerak, dan retained on 100 mesh
dilakukan untuk
mengetahui pengaruh
perbedaan suhu
flash dryer 1 dan flash dryer 2 terhadap ketiga parameter kualitas tersebut.
Hasil pengamatan derajat putih, persentase kerak, dan retained on 100 mesh dapat dilihat pada Lampiran 23. dan Gambar 29.
a
Gambar 29.
m Hasil penga
mesh menunjukka menyebabkan
retained on 100
dari 0.05 keti untuk deraja
Lampiran 25 Derajat
berdasarkan pe standar BaSO
berpengaruh t sangat mudah
24-72 jam se dimana terjadi
pigmen biru, teroksidasi m
dengan molekul pigmen warna
0.0 20.0
40.0 60.0
80.0 100.0
D e
r a
ja t
p u
ti h
b c
. Pengaruh perbedaan suhu proses pada kualit
a derajat putih, b persentase kerak, c retai mesh.
pengamatan derajat putih, persentase kerak dan nunjukkan perbedaan suhu proses pengeringan tida
bkan perbedaan kualitas produk derajat putih, pe 100 mesh. Hal ini dapat dilihat dari p-value
etika dilakukan uji t independent t-test, yai jat putih Lampiran 24, 2.04 untuk pe
5, dan 2.04 untuk retained on 100 mesh Lam t putih diukur dengan menggunakan alat
n perbandingan tingkat keputihan produk dibandi SO
4
. Dibandingkan suhu proses, umur uh terhadap derajat putih. Menurut Alves 2002
udah rusak dan biasanya menjadi tidak layak setelah panen akibat proses kerusakan fisiolog
adi sistesis komponen fenolik sederhana terj u, coklat dan hitam. Diduga komponen polif
membentuk substansi kuinon yang membe olekul kecil seperti asam amino untuk kemudi
na yang disimpan dalam jaringan vascular.
1 2
95.6 95.7
FD
0.0 0.5
1.0 1.5
2.0 2.5
3.0 3.5
1 2
3.2 3.4
P e
r se
n tas
e k
e r
ak
FD
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
R e
r ai
n e
d o
n 100
m e
sh
62 c
litas produk : etained on
100
dan retained on 100 tidak secara nyata
, persen kerak, dan yang lebih kecil
yaitu sebesar 0.94 persentase kerak
mpiran 26. t Whitenessmeter
bandingkan dengan singkong lebih
2002 umbi singkong ak makan setelah
ologis yang cepat, erjadi membentuk
polifenol pada umbi bentuk kompleks
udian membentuk
1 2
1.3 1.4
FD
63 Persentase kerak dan Retained on 100 mesh diukur dengan
menggunakan shieve shaker. Kerak adalah pati yang tidak lolos saringan 80 mesh, sedangkan Retained on 100 mesh adalah pati yang lolos saringan
80 mesh tetapi tidak lolos saringan 100 mesh. Terbentuknya kerak dan kasarnya tapioka Retained on 100 mesh tinggi pada proses pengolahan
tapioka sangat berpengaruh baik pada kualitas tapioka maupun produktivitas tapioka. Persentase kerak lebih berpengaruh pada
produktivitas, yang mana apabila kerak tinggi maka jumlah produksi akan turun karena banyak tapioka yang seharusnya menjadi ptoduk jadi justru
menjadi kerak. Sedangkan Retained on 100 mesh lebih berpengaruh kepada kualitas, dan dipersyaratkan harus lebih rendah dari 2.
c. Sifat Gelatinisasi Tapioka