36
V. ASPEK PRODUKSI
A. Bahan Baku Produksi
a. Bahan Baku Utama
Bahan  baku  utama  produksi  tapioka  adalah  umbi  singkong Manihot  esculanta  Crantz.  Singkong  yang  banyak  digunakan
di PT. UJA 1 saat ini adalah dari varietas Katsetsar dan Thailand. Ciri-ciri varietas singkong yang digunakan di PT. UJA I dapat dilihat pada Tabel
4.
Tabel 4.
Karakter varietas singkong yang diterima PT. UJA 1 Parameter
Varietas Katsetsart
Thailand Warna kulit luar
Coklat muda Coklat muda
Tekstur kulit luar Tipis dan mudah
terkelupas Tipis dan mudah
terkelupas Warna kulit dalam
Coklat Coklat
Warna daging Putih
Putih kekuningan Kadar pati
24-28 21-24
PT UJA 1, 2009 Singkong  yang  digunakan  sebagai  bahan  baku  di  PT.  UJA  1
diperoleh  dari  petani  sekitar  perusahaan,  petani  plasma,  dan  perkebunaan milik  perusahaan  sendiri.  Petani  plasma  merupakan  bagian  dari  sistem
Pertanian  Inti  Rakyat  PIR,  dengan  perusahaan  sebagai  Inti  dan masyarakat  sebagai  Plasma  atau  unit  pendukung.  Didalam  sistem  PIR,
perusahaan  menyediakan  tanah,  bibit,  penyuluhan,  dan  pengawasan, sebaliknya  petani  plasma  berkewajiban  menjual  hasil  panennya  ke
perusahaan.
b. Bahan Pembantu
1. Air Bersih
Air  yang  digunakan  dalam  proses  pembuatan  tapioka  diperoleh dari sumur bor. Sumur bor yang digunakan di PT. UJA I terdapat pada
tiga lokasi di sekitar areal pabrik. Masing-masing sumur bor memiliki pompa  dengan  kapasitas  60,  69,  dan  73  m
3
per  jam.  Air  sumur kemudian  diproses  melalui  serangkaian  penyaringan  pada  rumah  bak
air.
37 2.
Belerang Belerang  merupakan  bahan  pembantu  yang  berfungsi  membantu
proses  ekstraksi  pati  dari  komponen-komponen  lain  seperti  serat  dan kotoran. Selain itu belerang juga dapat berfungsi sebagai anti mikroba
dan juga anti pencoklatan browning. Menurut Winarno 1984, sulfit digunakan dalam bentuk gas SO
2
, garam Na atau K-sulfit, bisulfit, dan metabisulfit.  Bentuk  efektifnya  sebagai  pengawet  adalah  asam  sulfit
yang terdisosiasi dan terutama terbentuk pada pH di bawah 3. Molekul sulfit  lebih  mudah  menembus  dinding  sel  mikroba,  bereaksi  dengan
asetaldehida  membentuk  senyawa  yang  tidak  dapat  difermentasi  oleh enzim mikroba, mereduksi ikatan disulfida enzim, dan bereaksi dengan
keton membentuk
hidroksisulfonat yang
dapat menghambat
mekanisme  pernapasan.  Selain  sebagai  pengawet,  sulfit  juga  dapat berinteraksi  dengan  gugus  karbonil.  Hasil  reaksi  ini  akan  mengikat
melanoidin sehingga mencegah timbulnya warna coklat. Belerang  yang  digunakan  di  PT.  UJA  I  adalah  padatan  belerang
yang  berbentuk  mangkuk  dengan  berat  rata-rata  700  gram.  Kristal belerang tidak langsung digunakan dalam proses produksi, akan tetapi
di  bakar  terlebih  dahulu  di  tungku  pembakaran.  Gas  SO
2
yang diperoleh  kemudian  dilarutkan  dengan  air  di  menara  air  belerang.
Gas  SO
2
yang  terlarut  dalam  air  kemudian  akan  membentuk  larutan asam sulfit H
2
SO
3
melalui reaksi: SO
2
+ H
2
O      H
2
SO
3.
Air yang telah mengandung asam sulfit ini kemudian dialirkan menuju proses yang ekstraksi pati dengan menggunakan sistem pipa.
B. Proses Produksi