Kecepatan Udara Pengering Kondisi Proses

56 penangkapan air udara pengering dapat dilihat pada Lampiran 14a dan 14b. Secara statistik, kapasitas penangkapan air udara pengering pada FD 1 tidak berbeda nyata dengan FD 2 pada taraf signifikasi 5, hal ini dapat dilihat dari p-value yang lebih besar dari 0.05, yaitu sebesar 0,074 ketika dilakukan uji t independent t-test. Hasil uji t dapat dilihat pada Lampiran 15.

b. Kecepatan Udara Pengering

Pengamatan kecepatan udara pengering dilakukan pada cerobong pemasukan udara. Dengan menggunakan alat anemometer, dapat diketahui kecepatan dari udara pengering. Kecepatan udara ini kemudian dikalikan dengan luas penampang cerobong pemasukan untuk mengetahui debit pemasukan udara pengering. Hasil pengamatan kecepatan udara pengering dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil pengamatan kecepatan udara Flash Dryer Kecepatan udara ms Luas Penampang cerobong pemasukan udara m 2 Debit udara masuk m 3 jam 1 3,08 2,08 23.063,04 2 9,87 0,75 26.649,00 Kecepatan pemasukan udara sangat berpengaruh terhadap kapasitas pengeringan dari flash dryer. Hal ini berkaitan dengan massa udara pengering yang kontak dengan bahan yang dikeringkan per satuan waktu tertentu. Semakin cepat pemasukan, berarti semakin banyak massa udara pengering yang kontak dengan bahan yang dikeringkan dan semakin banyak pula air yang dapat dihilangkan dari bahan setiap satuan waktunya. Berdasarkan pengamatan, udara pada FD 2 lebih cepat dari FD 1. Hal ini karena pada cerobong pemasukan FD 2 ada penambahan kipas untuk mempercepat pemasukan udara. c. Kapasitas Pengeringan Kapasitas pengeringan dihitung dengan mengkalikan kapasitas penangkapan air udara pengering dengan massa udara pengering yang melewati bahan yang dikeringkan per satuan waktu tertentu, dalam hal ini dihitung pada basis satu Jam. Hasil perhitungan kapasitas pengeringan dapat dilihat pada Lampiran 16. 57 Gambar 25. Kapasitas pengeringan udara Hasil pengamatan kapasitas pengeringan udara pengering dapat dilihat pada Gambar 25. Kapasitas pengeringan udara pengering dipengaruhi dua faktor, yaitu debit udara dan kapasitas penangkapan air udara. Semakin besar debit udara, semakin besar kapasitas pengeringan. Begitu juga, semakin tinggi kapasitas penangkapan air udara, kapasitas pengeringan pun semakin tinggi. Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan kapasitas pengeringan dapat dilakukan dengan memperhatikan dua faktor tersebut, yaitu dengan meningkatkan kecepatan udara atau meningkatkan kapasitas penangkapan air udara pengering. Peningkatan kapasitas penangkapan air udara pengering sendiri dapat ditingkatkan dengan meningkatkan suhu udara kering. Berdasarkan hasil pengamatan, kapasitas pengeringan udara pada FD 1 1479.10 kg airjam lebih rendah dari FD 2 1554.55 kg airjam. Hal ini dikarenakan selain kapasitas penangkapan air udara pada FD 2 lebih tinggi, kecepatan udara pada FD 2 juga lebih tinggi dari FD 1. Secara statistik, kapasitas pengeringan pada FD 1 tidak berbeda nyata dengan FD 2 pada taraf signifikasi 5, hal ini dapat dilihat dari p-value yang lebih besar dari 0.05, yaitu sebesar 0,079 ketika dilakukan uji t independent t-test. Hasil uji t dapat dilihat pada Lampiran 17. 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 16. 00 19. 30 21. 30 16. 00 19. 30 21. 30 08. 00 10. 00 14. 00 08. 00 10. 00 14. 00 24. 00 02. 00 04. 00 24. 00 02. 00 04. 00 25-May- 09 26-May- 09 27-May- 09 29-May- 09 2-Jun-09 3-Jun-09 K a p a si ta s p e n g e ri n g a n K g a ir J a m Waktu pengamatan FD 1 FD 2 X=1479.10 X=1554.55 Keterangan : FD = Flash Dryer 58

d. Kecepatan pemasukan pati basah