44
Gambar 15. Continous centrifugal starch separator
Corbishley dan Miller, 1984
h. Penurunan Kadar Air
Proses  penurunan  kadar  air  dilakukan  dengan  menggunakan  alat Dewatering  Centrifuge
DC.  Prinsip  kerjanya  adalah  memisahkan  air bebas  pada  bahan  berdasarkan  ukuran  partikel  dengan  bantuan  gaya
centrifugal  dan  kain  saring  filter  sehingga  menghasilkan  pati  basah pati  basah.  Kadar  air  pati  basah  yang  dihasilkan  biasanya  berkisar
34-36. Alat DC yang digunakan di PT. UJA 1 ada dua jenis, yang dibedakan
berdasarkan  sistem  otomatisasinya.  Alat  DC  manual  menggunakan  alat pengeruk  yang  dioperasikan  secara  manual.  Kecepatan  putaran  DC
750 rpm dan daya tampung bekisar 325 kg. Sedangkan  DC semi otomatis memiliki  pompa  hidrolik  otomatis,  sehingga  ketika  pengerukan  ingin
dilakukan, operator tinggal memencet tombol untuk mengeruk. Kecepatan putar  DC  semi-otomatis  adalah  1100  rpm  dengan  daya  tampung  sebesar
225 kg. masing-masing jenis DC  yang ada adalah empat unit, hanya saja yang beroperasi hanya tiga unit untuk masing-masing jenis DC.
Bagian dalam alat ini terdiri dari anyaman kawat berukuran 4-6 mesh yang dilapisi dengan kain poliester yang memungkinkan hanya komponen
pati  yang  tertahan.  Air  dari  suspensi  pati  akan  terdorong  melewati  kain poliester  akibat  adanya  gaya  sentrifugal.  Endapan  pati  basah  yang
Feed of starch Outlet for effluent
Separator bowl
Hollow spindle Outlet for concentrated
starch milk Inlet for washwater
Pump for washwater Nozzle
45 tertinggal  pada  kain  poliester  kemudian  dikeruk  dengan  pisau  secara
periodik.  Hasil  pengerukan  DC  kemudian  ditampung  dalam  screw  feeder menuju hopper yang dilengkapi propeller sebelum ditarik masuk ke dalam
proses  pengeringan  melalui  feeder  oven.  Gambar  Dewatering  Centrifuge dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16. Dewatering Centrifuge Unit Korat, 2009
i. Pengeringan
Drying
Proses  pengeringan  yang  dilakukan  di  PT.  UJA  1  dilakukan  dengan menggunakan  flash  dryer.  Flash  dryer  sendiri  merupakan  cerobong  yang
dilengkapi blower pada salah satu ujungnya sebagai penyedot udara,   heat exchanger
steam maupun oli untuk pemanas udara, input pemasukan pati basah,  dan  cyclone  untuk  memisahkan  udara  dengan  tapioka.  Media
pengering  yang  digunakan  pengeringan  flash  adalah  udara  yang dipanaskan. Suhu pengeringan berkisar 190
o
C-210
o
C. Pemasukan  pati  basah  dilakukan  pada  feeder  oven.  Sebelum  masuk
ke  dalam  flash  dryer,  pati  basah  dilewatkan  terlebih  dahulu  pada  slinger, yaitu berupa pisau berputar yang fungsinya memecah gumpalan pati basah
menjadi lebih kecil. Pengecilan ukuran gumpalan pati basah ini bertujuan mampercepat  proses  pengeringan  dan  menghindari  pembentukan  kerak
yang terlalu banyak. Proses  pada  flash  dryer  dimulai  dengan  masuknya  udara  ke  dalam
cerobong.  Udara  kemudian  melewati  steam  tube  heat  exchanger.  Suhu udara  yang  awalnya  berkisar  33
o
C  akan  menjadi  150-160
o
C.  udara  ini kemudian  dipanaskan  lagi  pada  oil  tube  heat  exchanger  hingga  suhu
mencapai 190-210
o
C. Udara yang telah panas ini kemudian akan bertemu Pemasukan
suspensi pati
Pengeruk hidrolik
46 dengan  pati  basah  yang  dimasukkan  ke  dalam  flash  dryer  melalui  feeder
oven hingga  proses  pengeringan  terjadi.  Pada  saat  pengeringan,  panas
sensibel dari udara pengering akan ditangkap oleh air pada bahan pangan dan  digunakan  sebagai  panas  laten  penguapan.  Skema  pengeringan  pada
flash dryer di PT. UJA 1 dapat dilihat pada Lampiran 5.
Proses  pengeringan  akan  menurunkan  kadar  air  tapioka  dari  sekitar dari 34  menjadi kurang dari 12,5 standar  UJA. Tapioka  yang telah
kering kemudian dipisahkan dari udara pengering dengan adanya cyclone. Udara  yang  berat  jenisnya  kecil  akan  diteruskan  menuju  blower,
sedangkan  tapioka  yang  berat  jenisnya  lebih  rendah  akan  terperangkap pada  cyclone  dan  akan  turun  dan  terpisah  dari  udara.  Suhu  udara  basah
setelah  terpisah  dari  tapioka  bervariasi  tergantung  setting  kecepatan pemasukan  pati  basah,  tetapi  nilainya  berkisar  60
o
C.  sedangkan  suhu tapioka kering juga bervariasi tetapi nilainya berkisar 45
o
C. Tapioka yang terkumpul  pada  dasar  cyclone  kemudian  dibawa  dengan  screw  conveyor
menuju  rotary  valve  untuk  kemudian  dialirkan  menuju  ayakan  dengan bantuan blower yang berbeda dengan blower flash dryer. Gambar cyclone
dapat dilihat pada Gambar  17.
Gambar 17. a Cyclone, b skema  cyclone PT. UJA 1
Pemanasan  udara  yang  dilakukan  pada  flash  dryer  ada  dua  tahap, yaitu  pemanasan  udara  dengan  steam  dan  pemanasan  udara  dengan  oli
panas.  Pemanasan  udara  dilakukan  dengan  dua  tahap  karena  panas  yang dihasilkan  dari  pemanas  steam  150-160
o
C  belum  mencapai  suhu  proses yang diinginkan  yaitu 200
o
C-210
o
C. Jenis penukar panas yang digunakan adalah  penukar  panas  jenis  tabung  tube  heat  exchanger.  Perbedaannya
Ke blower exhoust
Ke packing Cyclone
Screw conveyor Udara
pendingin
47 hanya  pada  sumber  panasnya.  Pada  pemanas  steam,  panas  diperoleh  dari
steam yang  diperoleh  dari  pembangkit  listrik  Cogen  Plant  Departement
PT.  GGP  yang  letaknya  bersebelahan  dengan  PT.  UJA  1.  Sedangkan sumber  panas  pemanas  oli  adalah  oli  yang  dipanaskan  dengan
menggunakan  bahan  bakar  residu,  yaitu  fraksi  minyak  bumi  yang  lebih rendah dari minyak tanah.
j. Pengayakan