Analisis protein larut garam PLG Wahyuni 1992 Uji lipat dan uji gigit Shaviklo 2006 Uji emulsi Sathe dan Salunkhe 1981 diacu dalam Wahyuni 1992

yaitu diantara dua plat jepitan berkekuatan 35 kgcm 2 selama 5 menit. Kertas saring yang digunakan yaitu Whatman 1 no 40. Luas area basah yaitu luas air yang diserap kertas saring akibat penjepitan, dengan kata lain selisih luas antara lingkaran luar dan dalam kertas saring. Bobot air bebas jumlah air dalam sosis yang terlepas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Berat air : Luas area basah  8,0 0,0948 3.4.4 Kekuatan gel White dan Englar diacu dalam Alpis 2002 Kekuatan gel dapat diukur dengan alat Reoner RE-3305 dengan luatan amatan 400 x 0,01 mm; sensitifitas 0,5 v; kecepatan putar mesin 0,5 mms dan kecepatan mencetak grafik 40 mmmin. Kekuatan gel memiliki satuan gramforce gf. Nilai konversi yang digunakan sebesar 25 gf.

3.4.5 Analisis protein larut garam PLG Wahyuni 1992

Sampel sebanyak 5 gram ditambahkan 50 ml larutan NaCl 5 kemudian dihomogenkan dengan waring blender selama 2-3 menit, suhu dijaga agar tetap rendah 5-8 C. Setelah itu disentrifugasi pada 3400 x G selama 30 menit dengan suhu 10 C. Selanjutnya disaring menggunakan kertas saring Whatman no.1. Filtrat ditampung dalam erlenmeyer dan disimpan pada suhu 4 C. sebanyak 1 ml filtrat dianalisis kandungan proteinnya dengan menggunakan metode mikro Kjeldahl. Kadar PLG = Keterangan: A = Volume titrasi HCl sampel ml B = Volume titrasi HCl blanko ml fp = faktor pengenceran

3.4.6 Uji lipat dan uji gigit Shaviklo 2006

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat elastisitas sosis. Uji Lipat dan uji gigit dapat dilakukan dengan tangan dan gigitan menggunakan gigi depan. Uji lipat dilakukan dengan melipat contoh irisan dengan tebal ± 5 mm secara perlahan sampai terlihat retakan-retakan. Hasil irisan tersebut dilipat dengan tangan, diantara ibu jari dan telunjuk, kemudian dilipat untuk diamati kondisinya. Hasil pengamatan pada bagian lipatan dikonversikan dengan score sheet yang telah disediakan. Uji gigit dapat dilakukan dengan menggigit contoh dengan gigi depan untuk mengevaluasi elastisitas contoh. Hasil pengamatan pada bagian gigitan dikonversikan dengan score sheet yang telah disediakan.

3.4.7 Uji emulsi Sathe dan Salunkhe 1981 diacu dalam Wahyuni 1992

Uji emulsi ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas dan stabilitas panas emulsi. Sampel sebanyak 10 gram disuspensikan ke dalam 50 ml air. Tambahkan minyak, aduk-aduk di dalam ruang waring blender berkecepatan tinggi selama 2 menit. Emulsi dituangkan ke dalam tabung-tabung sentrifuse. Kemudian tabung sentrifuse ditempatkan dalam penangas air 25 °C selama 30 menit, sebelum disentrifus. Selanjutnya tabung-tabung sentrifuse selama 20 menit dengan kecepatan 145 rpm. Stabilitas emulsi dilakukan dengan cara suspense yang telah diaduk dalam waring blender seperti pada pengukuran aktivitas emulsi dituangkan ke dalam dua tabung sentrifuse. Emulsi tersebut dipanaskan pada suhu 80 °C selama 30 menit, lalu didinginkan dalam penangas air 25 °C, sebelum disentrifus. Sentrifus dilakukan selama 30 menit. Aktifitas emulsi dinyatakan dalam . Stabilitas emulsi dinyatakan dalam campuran emulsi setelah pemanasan.

3.4.8 Analisis proksimat