sheet yang telah disediakan. Uji gigit dapat dilakukan dengan menggigit contoh dengan gigi depan untuk mengevaluasi elastisitas contoh. Hasil pengamatan pada
bagian gigitan dikonversikan dengan score sheet yang telah disediakan.
3.4.7 Uji emulsi Sathe dan Salunkhe 1981 diacu dalam Wahyuni 1992
Uji emulsi ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas dan stabilitas panas emulsi. Sampel sebanyak 10 gram disuspensikan ke dalam 50 ml air. Tambahkan
minyak, aduk-aduk di dalam ruang waring blender berkecepatan tinggi selama 2 menit. Emulsi dituangkan ke dalam tabung-tabung sentrifuse. Kemudian tabung
sentrifuse ditempatkan dalam penangas air 25 °C selama 30 menit, sebelum disentrifus. Selanjutnya tabung-tabung sentrifuse selama 20 menit dengan
kecepatan 145 rpm. Stabilitas emulsi dilakukan dengan cara suspense yang telah diaduk dalam waring blender seperti pada pengukuran aktivitas emulsi
dituangkan ke dalam dua tabung sentrifuse. Emulsi tersebut dipanaskan pada suhu 80 °C selama 30 menit, lalu didinginkan dalam penangas air 25 °C, sebelum
disentrifus. Sentrifus dilakukan selama 30 menit. Aktifitas emulsi dinyatakan dalam . Stabilitas emulsi dinyatakan dalam campuran emulsi setelah
pemanasan.
3.4.8 Analisis proksimat
Analisis proksimat yang dilakukan terhadap ikan patin meliputi: kadar air, abu, protein dan lemak.
1 Analisis kadar air AOAC 1995
Tahap pertama yang dilakukan untuk menganalisis kadar air adalah mengeringkan cawan porselen dalam oven pada suhu 102
-105 C selama
30 menit. Cawan tersebut diletakkan ke dalam desikator kurang lebih 30 menit hingga dingin dan ditimbang hingga beratnya konstan. Kemudian cawan dan
sampel seberat 1-2 gram ditimbang setelah terlebih dahulu dihomogenkan. Cawan dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 102
-105 C selama 6 jam. Cawan
tersebut dimasukkan ke dalam desikator dan dibiarkan hingga dingin kemudian ditimbang.
Perhitungan kadar air: kadar air =
x 100
Keterangan: A = Berat cawan kosong gram B = Berat cawan dengan sampel gram
C = Berat cawan dengan sampel setelah dikeringkan gram
2 Analisis kadar abu AOAC 1995
Tahap yang dilakuakan adalah cawan abu porselen dikeringkan di dalam oven selama 30 menit dengan suhu 105
C, lalu didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang. Sampel sebanyak 1-2 gram yang telah dihomomogenkan
dimasukkan ke dalam cawan abu porselen. Cawan abu porselen dipijarkan dalam tungku pengabuan bersuhu sekitar 105
C sampai tidak berasap. Selanjutnya cawan tersebut dimasukkan ke dalam tanur pada suhu 600
C selama 2-3 jam. Proses pengabuan dilakukan sampai abu berwarna putih. Setelah itu cawan abu
porselen didinginkan dalam desikator selama 30 menit, kemudian ditimbang beratnya.
Perhitungan kadar abu: Kadar abu:
x 100 Keterangan: A = Berat cawan abu porselen kosong gram
B = Berat cawan abu porselen dengan sampel gram C = Berat cawan abu porselen dengan sampel setelah dikeringkan
gram
3 Analisis kadar protein AOAC 1995
Prinsip dari analisis protein, yaitu untuk mengetahui kandungan protein kasar crude protein pada suatu bahan. Tahap-tahap yang dilakukan dalam
analisis protein terdiri dari tiga tahap, yaitu destruksi, destilasi dan titrasi.
1 Tahap destruksi
Sampel ditimbang seberat 0,5 gram, kemudian dimasukkan ke dalam tabung Kjeltec. Satu butir Kjeltab dimasukkan ke dalam tabung tersebut dan
ditambahkan 10 ml H
2
SO
4
. Tabung yang berisi larutan tersebut dimasukkan ke dalam alat pemanas dengan suhu 410
C ditambahkan 10 ml air. Proses destruksi dilakukan sampai larutan menjadi bening.
2 Tahap destilasi
Isi labu dituangkan ke dalam labu destilasi, lalu ditambahkan dengan aquades 50 ml. Air bilasan juga dimasukkan ke dalam alat destilasi dan
ditambahkan larutan NaOH 40 sebanyak 20 ml. Cairan dalam ujung tabung kondensor ditampung dalam erlenmeyer 125
ml berisi larutan H
3
BO
3
dan 3 tetes indikator cairan methyl red dan brom cresol green yang ada di bawah kondensor. Destilasi dilakukan sampai diperolah 200
ml destilat yang bercampur dengan H
3
BO
3
dan indikator dalam erlenmeyer. Perhitungan jumlah nitrogen dalam bahan:
Nitrogen = x 100
Kadar protein = Nitrogen x faktor konversi 6,25
4 Analisis kadar lemak AOAC 1995
Sampel seberat 2 gram W
1
dimasukkan ke dalam kertas saring dan dimasukkan ke dalam selongsong lemak, kemudian dimasukkan ke dalam labu
lemak yang sudah ditimbang berat tetapnya W
2
dan disambungkan dengan tabung soxhlet. Selongsong lemak dimasukkan ke dalam ruang ekstraktor tabung
soxhlet dan disiram dengan pelarut lemak. Tabung ekstraksi dipasang pada alat destilasi soxhlet, lalu dipanaskan pada suhu 40
C dengan menggunakan pemanas listrik selama 16 jam. Pelarut lemak yang ada dalam labu lemak didestilasi hingga
semua pelarut lemak menguap. Pada saat destilasi pelarut akan tertampung di ruang ekstraktor, pelarut dikeluarkan sehingga tidak kembali ke dalam labu
lemak, selanjutnya labu lemak dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C, setelah
itu labu didinginkan dalam desikator sampai beratnya konstan W
3
. Perhitungan kadar lemak:
Kadar lemak = x 100
Keterangan: W
1
= Berat sampel gram W
2
= Berat labu lemak tanpa lemak gram W
3
= Berat labu lemak dengan lemak gram
3.4.9 Analisis Data Steel and Torrie 1980