Rendemen Uji lipat Penelitian Pembuatan Gel Ikan Nila Merah Oreochromis sp

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penelitian Pembuatan Gel Ikan Nila Merah Oreochromis sp

Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan frekuensi pencucian terbaik pada surimi ikan nila merah. Penelitian ini berupa perhitungan rendemen, uji lipat, uji gigit, pengujian protein larut garam dan kekuatan gel. Perlakuan pada penelitian pendahuluan yaitu banyaknya pencucian daging lumat yang dilakukan 1 kali, 2 kali, dan 3 kali dengan penambahan cryoprotectant berupa STPP 0,25 untuk tiap perlakuan.

4.1.1 Rendemen

Rendemen merupakan bagian yang dapat dimanfaatkan dari suatu individu atau biota. Semakin tinggi rendemennya maka nilai ekonomisnya pun akan semakin tinggi pula. Hasil perhitungan rendemen daging dan surimi ikan nila merah yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Rendemen daging dan surimi ikan nila merah Oreochromis sp Bobot gr Rendemen daging Bobot daging lumat dibagi 3 gr Bobot surimi Ikan utuh daging fillet Frekuensi pencucian 6000 1500 25 1 2 3 1 2 3 500 500 500 389 378 367 Rendemen Surimi 19,45 18,9 18,35 Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa rendemen daging ikan nila merah sebesar 25, sedangkan rendemen surimi ikan nila yang dihasilkan berturut-turut sebesar 19,45; 18,9; 18,35. Rendemen daging lebih kecil jika dibandingkan dengan hasil penelitian Filho 2010 sebesar 30-35. Hal ini dapat disebabkan oleh habitat atau lingkungan dan cara makan. Setelah pencucian, rendemen akan semakin berkurang akibat pelepasan atau hilangnya komponen-komponen lain seperti darah, lemak, serta protein larut air. Semakin banyak frekuensi pencucian maka akan menurunkan bobot surimi yang dihasilkan Suzuki 1981.

4.1.2 Uji lipat

Uji lipat merupakan salah satu pengujian sensori awal bertujuan untuk menentukan serta memastikan kekuatan gel dan elastisitas surimi oleh para panelis Shaviklo, 2006. Berdasarkan hasil analisis Kruskal Wallis dapat diketahui nilai Asymsig 0,05 Hal ini dapat dikatakan bahwa perbedaan frekuensi pencucian tidak memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap nilai pengujian uji lipat. Berikut adalah hasil pengujian uji lipat dapat dilihat pada Gambar 5. 4,67 4,57 4,73 4,45 4,5 4,55 4,6 4,65 4,7 4,75 Pencucian 1 kali Pencucian 2 kali Pencucian 3 kali Gambar 5 Histogram nilai rata-rata uji lipat gel ikan nila merah Oreochromis sp Gambar 5 menunjukkan bahwa nilai frekuensi pencucian 2 kali menunjukkan nilai uji lipat yang terbesar yaitu, 4,73 sedangkan nilai terkecil ditunjukkan oleh frekuensi pencucian 1 kali sebesar 4,57. Berdasarkan Gambar 5. dapat dilihat bahwa tendensi penilaian uji lipat terhadap produk gel ikan mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya frekuensi pencucian. Uji lipat dapat dikaitkan dengan kemampuan elastisitas produk. Elastisitas produk sosis atau produk berbasis gel dapat disebabkan oleh kandungan protein myofibril yaitu aktin dan miosin, kualitas air cucian, pH daging, temperatur air, kadar air, kekuatan ionik dan tendensi hidrophilik Sonu, 1986.

4.1.3 Uji gigit