kelemahan utama dari KBMT Wihdatul Ummah adalah kesalahan memprediksi kemampuan mitra dalam pengembalian pembiayaan
dengan skor 0,43. Total nilai skor dari matriks IFAS adalah 3,88 yang menunjukkan bahwa secara internal BMT sudah termasuk dalam
kategori cukup kuat dalam menangani masalah-masalah internal.
b. Analisis Matriks EFAS
Matriks EFAS yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data-data yang diperoleh dari analisis lingkungan eksternal,
diantarannya adalah faktor ancaman dan faktor peluang. Perhitungan bobot dan nilai menggunakan teknik delphi. Matriks External
Strategic Factors Summary dapat dilihat pada Tabel 27 di bawah ini.
Tabel 27. Hasil perhitungan matriks IFAS
No. Faktor Eksternal
Bobot Penilaian
Skor Bobot
Peluang Opportunities
1. Tren
jumlah pembiayaan
dan portofolio pada enam tahun terakhir
selalu meningkat. 0,20
4,00 0,80
2. Mendapat
suntikan dana
dari Pemerintah Kota Bogor.
0,15 3,50
0,53 3.
Isu kenaikan harga BBM pada tahun 2012.
0,18 3,75
0,68
Ancaman Threats
4. Lokasi kurang strategis.
0,14 3,25
0,46 5.
Adanya pesaing BMT, BPR, dan leasing di sekitar daerah tersebut.
0,17 4,00
0,68 6.
Adanya software
untuk menilai
kelayakan mitra
yang sudah
dikembangkan oleh pesaing. 0,15
4,00 0,60
TOTAL 1,00
22,50 3,75
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa faktor yang menjadi peluang utama bagi KBMT Wihdatul Ummah adalah tren
jumlah pembiayaan dan portofolio pada enam tahun terakhir selalu meningkat dengan skor 0,80. Sedangkan ancaman utama KBMT
Wihdatul Ummah adalah adanya pesaing BMT, BPR, dan leasing di sekitar daerah tersebut dengan skor 0,68. Total nilai skor dari
matriks EFAS adalah 3,75 yang menandakan bahwa BMT sudah bisa merespon dengan baik faktor-faktor eksternal dengan
memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman.
c. Rumusan Strategi
Tahap ini merupakan pemaduan antara faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal yang dihadapi KBMT Wihdatul Ummah untuk
mendapatkan suatu rumusan alternatif strategi untuk mengendalikan peningkatan risiko pembiayaan. Rumusan alternatif strategi disusun
atas pertimbangan empat faktor yaitu: kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman strategis yang dihadapi oleh KBMT Wuhdatul Ummah.
Perumusan alternatif strategi dikembangkan menggunakan metode SWOT, dimana alternatif strategi yang dihasilkan dikelompokkan
menjadi alternatif strategi S-O, W-O, S-T, dan W-T. Tabel 28 di bawah ini adalah matriks SWOT untuk KBMT Wihdatul Ummah.
Berdasarkan matriks SWOT di bawah beberapa rumusan alternatif strategi yang dapat menjadi masukan bagi KBMT Wihdatul
Ummah, adalah :
1. Strategi S-O
Memperketat penilaian persyaratan BMT dan penilaian character mitra. S1, S2-O1,O3
2. Strategi W-O
Memberikan pelatihan yang intensif mengenai analisa kelayakan mitra kepada para tenaga marketing agar lebih siap dan kompeten
dalam menghadapi peningkatan pengajuan pembiayaan. W1, W2-O1, O3
3. Strategi S-T
Melakukan sosialisasi kepada mitra dan calon mitra bahwa KBMT Wihdatul Ummah merupakan lembaga keuangan mikro
syariah yang melaksanakan MAP dengan transparan, tepat nilai, dan tepat sasaran. S1,S2,S3,S4-T2
4. Strategi W-T
Menggunakan software untuk menilai kelayakan mitra seperti MAP dan memberikan pelatihan pada account officer cara
mengoperasikannya. W1-T2,T3
Tabel 28. Hasil matriks SWOT
IFAS
EFAS
STRENGTHS S
1. Memiliki formulir
Memorandum Analisis Pembiayaan
MAP sebagai alat untuk menganalisis
kelayakan mitra.
2. Memorandum
Analisis Pembiayaan MAP telah cukup
mewakili aspek penilaian 5C.
3. Persetujuan
suamiistri memiliki pengaruh paling besar
dalam menentukan kolektibilitas mitra.
4.
Keterbukaan pada BMT memiliki
pengaruh paling besar dalam menentukan
periode pembiayaan mitra.
WEAKNESS W
1. Sumber daya manusia
belum maksimal dan optimal dalam
mengimplementasikan MAP.
2. Nilai forecasting NPF
tahun 2012, 2013, 2014 meningkat jauh
di atas batas maksimal yang ditetapkan Bank
Indonesia.
3. Kesalahan di dalam
memprediksi kemampuan mitra
dalam pengembalian pembiayaan.
4. Pengalaman
pembiayaan memiliki pengaruh yang kecil di
dalam menentukan kolektibilitas mitra.
5. ROI dan lokasi
memiliki pengaruh yang kecil untuk
menentukan periode pembiayaan harian dan
bulanan mitra.
6. Mampu mengatasi titik
kritis memiliki pengaruh yang kecil
untuk menentukan periode pembiayaan
pekanan mitra.
OPPORTUNITIES O
1. Tren
jumlah pembiayaan
dan portofolio pada enam
tahun terakhir selalu meningkat.
2. Mendapat
suntikan dana dari Pemerintah
Kota Bogor. 3.
Isu kenaikan harga BBM pada tahun 2012.
STRATEGI S-O
Memperketat penilaian persyaratan BMT dan
penilaian character mitra. S1, S2-O1,O3
STRATEGI W-O
Memberikan pelatihan yang intensif mengenai
analisa kelayakan mitra kepada para tenaga
marketing agar lebih siap dan kompeten dalam
menghadapi peningkatan pengajuan pembiayaan.
W1, W2-O1, O3
THREATS T
1. Lokasi kurang
strategis. 2.
Adanya pesaing BMT, BPR, dan leasing di
sekitar daerah tersebut. 3.
Adanya software untuk menilai kelayakan
mitra yang sudah dikembangkan pesaing.
STRATEGI S-T
Melakukan sosialisasi kepada mitra dan calon
mitra bahwa KBMT Wihdatul Ummah
merupakan lembaga keuangan mikro syariah
yang melaksanakan MAP dengan transparan, tepat
nilai, dan tepat sasaran. S1,S2,S3,S4-T2
STRATEGI W-T
Menggunakan software
untuk menilai kelayakan mitra seperti MAP dan
memberikan pelatihan
pada account officer cara mengoperasikannya. W1-
T2,T3
4.5.2 Alternatif Strategi
Berdasarkan perumusan alternatif strategi yang di dapat dari Matriks SWOT maka disusun struktur hierarki yang terdiri dari lima
tingkat seperti yang digambarkan pada Gambar 16. Dimana pada tingkat pertama adalah ultimate goal, tingkat kedua adalah faktor-
faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi pengendalian risiko pembiayaan, tingkat ketiga adalah aktor yang berperan dan
mempengaruhi dalam penyusunan strategi manajemen risiko, tingkat keempat adalah tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
pengendalian risiko pembiayaan, dan tingkat kelima adalah alternatif- alternatif strategi yang dapat dipilih oleh BMT untuk mengendalikan
risiko pembiayaan. Fokus
Faktor
Aktor
Tujuan
Alternatif Strategi
Gambar 16. Struktur hierarki pemilihan strategi pengendalian risiko pembiayaan
1. Tingkat 1
: Fokus yang menjadi inti permasalahan yang ingin dipecahkan dengan metode AHP Ultimate Goal.
2. Tingkat 2
: Hal-hal yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi dan menjadi penyebab meningkatnya tingkat risiko
pembiayaan Faktor.
Strategi Manajemen Risiko KBMT Wihdatul Ummah dalam Mengatasi Peningkatan Risiko Pembiayaan
F1 F2
F3
A3 A2
A1
T2 T1
AS1 AS2
AS3 AS4
a. F1 : Isu kenaikan harga BBM ancaman terhadap kelancaran
angsuran. Berdasarkan hasil SWOT, faktor eksternal ini mendapatkan skor
yang paling tinggi. Pada awal tahun 2012 pemerintah memberikan kebijakan bahwa harga BBM akan dinaikkan. Hal
ini masih merupakan isu karena kebijakan ini baru akan diberlakukan. Didukung oleh hasil forecast pada pembahasan
sebelumnya bahwa nilai NPF pada tahun 2012 sebesar 7,47 maka dapat diperkirakan kelancaran angsuran akan terancam.
Pada tahun 2006, NPF KBMT Wihdatul Ummah sebesar 12 yang juga disebabkan oleh kenaikan BBM.
b. F2 : Memorandum Analisis Pembiayaan MAP sebagai dasar
penilaian kelayakan mitra. Berdasarkan hasil SWOT, faktor internal ini memiliki skor yang
paling tinggi. KBMT Wihdatul Ummah telah memiliki suatu dasar penilaian kelayakan mitra yang disebut dengan
Memorandum Analisis Pembiayaan MAP. MAP ini sudah cukup lengkap dan mewakili aspek penilaian 5 C. Sehingga
apabila terjadi peningkatan risiko pembiayaan, BMT sudah dapat memperkirakan risiko yang terjadi. Tetapi MAP ini masih
memiliki kekurangan. Account Officer AO yang berperan dalam mengisi MAP masih belum optimal dan maksimal.
Banyak variabel-variabel yang belum terisi oleh AO. Oleh karena itu, MAP yang baik ini akan menjadi masalah dalam
peningkatan risiko pembiayaan apabila AO belum ditingkatkan kompetensinya.
c. F3 : Peningkatan jumlah pembiayaan dan portofolio.
Berdasarkan hasil SWOT, faktor internal ini memiliki skor yang paling tinggi. Tren menunjukkan bahwa pembiayaan mengalami
peningkatan dari segi demand dan supply. Tetapi, tren ini akan menjadi masalah apabila BMT tidak
prudent dalam menganalisis kelayakan mitranya.
3. Tingkat 3
: Aktor-aktor yang berperan dalam pengambilan keputusan strategi manajemen risiko.
a. A1 : Account officer
Account officer pada KBMT Wihdatul Ummah berperan dalam melayani pengajuan pembiayaan, melalui analisis kelayakan
serta memberikan rekomendasi atas pengajuan pembiayaan sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan.
b. A2 : Kabag Marketing
Kabag Marketing pada KBMT Wihdatul Ummah berperan dalam merencanakan, mengarahkan serta mengevaluasi target
financing serta memastikan strategi yang digunakan sudah tepat dalam upaya mencapai sasaran, termasuk dalam penyelesaian
pembiayaan bermasalah. c.
A3 : Manajer Manager pada KBMT Wihdatul Ummah berperan dalam
merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan seluruh aktivitas lembaga yang meliputi penghimpunan dana dari pihak
ketiga dan penyaluran dana yang merupakan kegiatan utama lembaga serta kegiatan yang secara langsung berhubungan
dengan aktivitas utama tersebut dalam upaya mencari target. 4.
Tingkat 4 : Tujuan yang ingin dicapai untuk mengendalikan
peningkatan risiko kredit. a.
T1 : Menciptakan penilaian kelayakan mitra yang lebih prudent dan tepat sasaran.
Peningkatan risiko pembiayaan akan dapat dikendalikan apabila sistem penilaian mitra lebih prudent dan tepat sasaran. BMT
nantinya akan memprediksi kemampuan calon mitra apabila terjadi permasalahan yang menimpa mitra
b. T2 : Meningkatkan kesiapan dalam peningkatan pembiayaan,
portofolio, serta peramalan NPF. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tren dan peramalan
menunjukkan peningkatan. Tren pembiayaan dan portofolio
yang meningkat akan menjadi suatu risiko pembiayaan apabila BMT tidak siap. Peramalan NPF pun menunjukkan peningkatan,
untuk itu BMT harus benar-benar siap menghadapi kejadian yang akan terjadi di masa yang akan datang.
5. Tingkat 5 : Pilihan strategi yang telah dirumuskan dengan matriks
SWOT yang akan direkomendasikan sebagai hasil untuk mencapai tujuan penelitian.
a. AS1 : Strategi SO
Memperketat penilaian persyaratan BMT dan penilaian character mitra.
b. AS2 : Strategi WO
Memberikan pelatihan yang intensif mengenai analisa kelayakan mitra kepada para tenaga marketing agar lebih siap dan
kompeten dalam
menghadapi peningkatan
pengajuan pembiayaan.
c. AS3 : Strategi ST
Melakukan sosialisasi kepada mitra dan calon mitra bahwa KBMT Wihdatul Ummah merupakan lembaga keuangan mikro
syariah yang melaksanakan MAP dengan transparan, tepat nilai, dan tepat sasaran.
d. AS4 : Strategi WT
Menggunakan software untuk menilai kelayakan mitra seperti MAP dan memberikan pelatihan pada account officer cara
mengoperasikannya. Struktur hierarki yang telah disusun kemudian dibuat kuesioner
untuk dihitung bobot prioritasnya sehingga akan dirumuskan suatu strategi manajemen risiko yang efektif untuk peningkatan risiko
pembiayaan. Kuesioner disebarkan kepada empat expert, diantaranya ketua pengurus Yayasan Peramu, manajer KBMT Wihdatul Ummah,
kabag marketing KBMT Wihdatul Ummah dan akademisi keuangan IPB. Keempat expert tersebut membandingkan dari setiap elemen-
elemen mana
yang paling
penting. Perbandingan
tersebut
menggunakan pairwise comparison. Hasil dari perbandingan para expert digabungkan dengan perkalian geometrik dan disusun suatu
matriks pembobotan
gabungan pendapat.
Kemudian diolah
menggunakan super decisions.
a. Hasil Pengolahan Data secara Horizontal
Hasil pengolahan horizontal menunjukkan hubungan antara elemen-elemen dalam satu hierarki dengan elemen-elemen lainnya
di tingkat hierarki yang berbeda. Dari pengolahan horizontal akan terlihat tingkat pengaruh antara satu faktor terhadap sejumlah
faktor lainnya pada tingkat hierarki dibawahnya. 1.
Faktor
Tabel 29. Bobot dan prioritas hasil pengolahan pada tingkat 2 UGFaktor
F1 F2
F3 CR
UG 0,474046
0,285468 0,240486
0,0204
Dari Tabel 29 terlihat bahwa isu kenaikan harga BBM ancaman terhadap kelancaran angsuran F1 merupakan prioritas
utama dengan mendapat bobot paling tinggi, yaitu sebesar 0,474046. Nilai CR sebesar 0,0204 yang berarti penilaian
dianggap konsisten karena CR 0,1. 2.
Aktor
Tabel 30. Bobot dan prioritas hasil pengolahan pada tingkat 3 FaktorAktor
A1 A2
A3 CR
F1 0,164684
0,241193 0,594123
0,0804 F2
0,380060 0,289766
0,330174 0,0013
F3 0,399729
0,391109 0,209161
0,0822
Dari Tabel 30 terlihat bahwa pada F1, manajer A3 merupakan prioritas utama dengan bobot paling tinggi, yaitu
sebesar 0,594123 dan nilai CR sebesar 0,0804. Pada F2, account officer A1 merupakan prioritas utama dengan bobot
paling tinggi, yaitu sebesar 0,380060 dan nilai CR sebesar 0,0013. Pada F3, account officer A1 juga merupakan
prioritas utama dengan bobot paling tinggi, yaitu sebesar 0,399729 dan nilai CR sebesar 0,0822. Semua penilaian
dianggap konsisten karena CR 0,1.
3. Tujuan
Tabel 31. Bobot dan prioritas hasil pengolahan pada tingkat 4 AktorTujuan
T1 T2
CR A1
0,632798 0,367202
0,0000 A2
0,285204 0,714796
0,0000 A3
0,140377 0,859623
0,0000
Dari Tabel 31 terlihat bahwa pada A1, menciptakan penilaian kelayakan mitra yang lebih prudent dan tepat sasaran
T1 merupakan prioritas utama dengan bobot paling tinggi, yaitu sebesar 0,632798 dan nilai CR sebesar 0,0000. Pada
A2, meningkatkan kesiapan dalam peningkatan pembiayaan, portofolio serta peramalan NPF T2 merupakan prioritas utama
dengan bobot paling tinggi, yaitu sebesar 0,714796 dan nilai CR sebesar 0,0000. Pada A3, meningkatkan kesiapan dalam
peningkatan pembiayaan, portofolio serta peramalan NPF T2 merupakan prioritas utama dengan bobot paling tinggi, yaitu
sebesar 0,859623 dan nilai CR sebesar 0,0000. 4.
Alternatif Strategi
Tabel 32. Bobot dan prioritas hasil pengolahan pada tingkat 5
Tujuan Alternat
if Strategi
AS1 AS2
AS3 AS4
CR
T1 0,329234
0,388638 0,194500
0,087628 0,0618
T2 0,103559
0,408776 0,334605
0,153059 0,0603
Dari Tabel 32 terlihat bahwa pada T1, memberikan pelatihan yang intensif mengenai analisa kelayakan mitra
kepada para tenaga marketing agar lebih siap dan kompeten dalam menghadapi peningkatan pengajuan pembiayaan AS2
merupakan prioritas utama dengan bobot paling tinggi, yaitu sebesar 0,388638 dan nilai CR sebesar 0,0618. Pada T2,
memberikan pelatihan yang insentif mengenai analisa kelayakan mitra kepada para tenaga marketing agar lebih siap dan
kompeten dalam
menghadapi peningkatan
pengajuan pembiayaan AS2 juga merupakan prioritas utama dengan
bobot paling tinggi, yaitu sebesar
0,408776
dan nilai CR sebesar 0,0603.
b. Hasil Pengolahan Data secara Vertikal