Faktor-Faktor yang Dijadikan Pertimbangan dalam Pemberian

4.1.10 Faktor-Faktor yang Dijadikan Pertimbangan dalam Pemberian

Pembiayaan di KBMT Wihdatul Ummah Dalam memberikan pembiayaan kepada mitranya KBMT Wihdatul Ummah menetapkan beberapa syarat yang harus dipenuhi agar pembiayaan yang diajukan dapat terfasilitasi dan risiko pembiayaan dapat dikendalikan sebelumnya. Penilaian ini terdapat pada MAP yang diisi oleh AO. MAP ini cukup mewakili penilaian terhadap prinsip pemberian pembiayaan yaitu 5 C character, capacity, collateral, capital, condition. Selain itu, KBMT Wihdatul Ummah juga memiliki penilaian pendekatan syarat BMT. Penilaian- penilaian tersebut akan dijelaskan di bawah ini. 1. Pendekatan syarat BMT a. Lama usaha minimal 1 tahun b. Plafond di bawah BMPK c. Jangka waktu di bawah 18 bulan d. Persetujuan istrisuami e. Memenuhi BMTable 2. Character Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon peminjam dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa peminjam dapat memenuhi kewajibannya. Penilaian yang menyangkut character meliputi : pendapat AO tentang mitra yang bersangkutan dengan melakukan investigasi, sebagai penguatnya AO dapat melakukan wawancara dengan tetangga, teman, rekan sekerja, dan sebagainya untuk memperoleh informasi tentang pribadi mitra. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam character ada 14 variabel yaitu: pendapat pihak ke-3 terhadap mitra, tanggung jawab hutang kepada pihak lain dari mitra apakah ada, kolektibiltas pembiayaan sebelumnya untuk mitra lama, ibadah langsung, tanggung jawab terhadap keluarga, hemat, pergaulan dengan tetangga, kesabaran, keterbukaan dengan BMT, keterbukaan pada keluarga, keuletan, kerendahatian serta penampilannya. Sehingga dari informasi tersebut dapat disimpulkan karakter dari mitra apakah baik, meragukan atau tidak baik. 3. Capacity Yaitu penilaian tentang kemampuan mitra untuk mengelola bisnisnya apakah layak atau tidak layak untuk mendapatkan pembiayaan. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi peminjam di masa lalu untuk mitra lama yang didukung dengan pengamatan di lapangan atas sarana usahanya seperti toko, karyawan, alat-alat, pabrik serta metode kegiatannya. Penilaian capacity ditujukan untuk menilai apakah usaha dari mitra layaktidak layak untuk mendapatkan pembiayaan. Informasi yang dibutuhkan untuk penilaian kelayakan usaha ada 20 variabel yaitu tahun pendirian usaha, cara mempertahankan karyawan, lokasi usaha bila tidak strategis bagaimana cara mengatasinya, sumber dan cara memperoleh barang, jenis dan cara mendapatkan konsumen, cara penjualan, faktor yang mempengaruhi harga, kualitas harga menurut AO, sarana penunjang usaha, pesaing, kapabiliti mitra dalam mengelola usaha, kapabiliti karyawan, modal awal, profit margin PM berdasarkan inventory turn over ITO, bulanan, modal sekarang, PM dalam sebulan 3 kali mark up BMT apakah ada atau tidak, dan perkembangan usaha dibandingkan dengan usaha pada pengajuan sebelumnya apakah mengalami penambahan, tetap, atau penurunan. Sehingga pada akhirnya dapat diberikan kesimpulan apakah mitra usaha pengaju layaktidak layak untuk mendapatkan pembiayaan. 4. Capital Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon peminjam, yang diukur dengan posisi pendapatan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio finansialnya dan penekanan pada komposisi modalnya. Penilaian capital terkait dengan pendekatan saving power yaitu kemampuan mitra untuk melakukan angsuran dengan plafond yang sesuai. Hal ini dinilai dari laba bersih usahanya setelah dikurangi dengan kebutuhan rumah tangga sehingga akan diperoleh saving power. Rasio angsuran besarnya maksimal 75 persen dari saving power. 5. Collateral Yaitu jaminan yang dimiliki calon peminjam. Penilaian ini bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu rasio kegagalan pembayaran terjadi, jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajibannya. Selain itu jaminan digunakan sebagai penguat apabila kepribadian mitra tersebut meragukan. Terdapat 9 variabel dalam penilaian collateral ini yaitu : jenis jaminan, nama pemilik, persetujuan pemilik, tahun pembuatan, kondisi jaminan, nilai taksasi sekarang dan saat jatuh tempo, dan proyeksi plafond maksimal adalah 80 dari nilai taksasi saat jatuh tempo. Sehingga diperoleh kesimpulan apakah jaminan memadai atau tidak. Batasan jaminan disesuaikan dengan besarnya plafond, yaitu: 5 juta : jaminan dapat berupa harta lancar 5-10 juta : jaminan berupa BPKB 10 juta : jaminan berupa surat tanah, AJBT Akte Jual Beli Tanah 6. Condition Yaitu pihak BMT harus melihat kondisi keuangan ekonomi yang terjadi di masyarakat dan secara spesifik melihat adanya ketertarikan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon peminjam. Hal tersebut dilakukan karena kondisi eksternal berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon peminjam. Penilaian condition didasarkan pada titik kritis yang dihadapi oleh mitra baik dari sisi usaha, keluarga, maupun BMT sehingga terdapat 12 variabel. a. Usaha Pendekatan tentang faktor yang bepengaruh terhadap kinerja mitra dari segi konsumen, supplier, karyawan, mental spekulasi, pesaing, kapabiliti mitra dalam mengelola usaha, kapabiliti karyawan, serta situasi eksternal yang dapat memperburuk kondisi usahanya. b. Keluarga Kesehatan, keharmonisan, pendidikan merupakan faktor yang dapat berpengaruh bagi usaha mitra dari segi keluarga untuk itu harus diketahui cara mengatasinya. 3. BMT Menyangkut faktor internal yang digunakan oleh BMT tentang penilaian terhadap mitra dan bagaimana cara mengatasinya. Dapat disimpulkan bahwa pertimbangan KBMT Wihdatul Ummah di dalam memberikan pembiayaan sangatlah ketat. Setiap penilaian pendekatan 5 C dan persyaratan BMT memiliki variabel- variabel yang banyak dan lengkap. Didapat 67 variabel yang dapat mewakili penilaian pendekatan 5 C dan persyaratan BMT. Sehingga dapat dilihat bahwa tugas account officer pada lembaga keuangan mikro syariah sangatlah berat, dimana mereka harus terampil, teliti dan tepat dalam melakukan analisa kelayakan mitra. Apabila terjadi kekurangan informasi akan menimbulkan suatu risiko pembiayaan. Variabel-variabel tersebut kemudian dijadikan variabel respon dalam analisis diskriminan untuk dilihat variabel-variabel apa saja yang paling mempengaruhi di dalam menentukan kolektibilitas dan periode pembiayaan yang tepat bagi mitranya.

4.2. Sistem Manajemen Risiko Pembiayaan KBMT Wihdatul Ummah