Status Hukum KBMT Wihdatul Ummah

6. Memprakarsaimemfasilitasi pendirian BPR Syariah, LAZ lokal BM Bogor dan Jejaring Muamalah di Bogor. 7. Melakukan eksperimentasi dan kerjasama untuk pengembangan asuransi mikro yang berjejaring dengan LKMS dengan prinsip- prinsip ’takaful-mikro’. 8. Melakukan studiriset tentang dampak pelayanan LKMS di level usaha mikro dan keluarga miskin. 9. Berpartisipasi dalam programproyekpelatihan untuk penguatan kelembagaan dan penguatanpemulihan ekonomi rakyat. Yayasan PERAMU ini mendampingi beberapa lembaga ekonomi dan keuangan mikro. Lembaga-lembaga tersebut adalah : 1. Lembaga Amil Zakat: Yayasan Baytul Maal Bogor, Kota Bogor 2. Lembaga microfinancemicrobanking syariah: a PT BPRS Rif’atul Ummah Bank BIRU, Kabupaten Bogor b KBMT Wihdatul Ummah, Kota Bogor c KBMT Khidmatul Ummah, Kabupaten Bogor d KBMT Tadbiirul Ummah, Kabupaten Bogor e KBMT Jamiatul Mubalighin, Kabupaten Sukabumi f KBMT Wasilah, Kota Bogor g Koperasi Baytul Ikhtiar, KotaKabupaten. Bogor 3. Working GroupAgency Takaful Mikro Indonesia Takmin, Kota Bogor

4.1.3 Status Hukum KBMT Wihdatul Ummah

Pada awalnya KBMT Wihdatul Ummah dibentuk oleh kelompok swadaya masyarakat yang tidak berbadan hukum, kemudian KBMT Wihdatul Ummah dilegalkan dengan bentuk badan hukum koperasi, yang terdaftar pada Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan PPK Provinsi Jawa Barat pada tanggal 28 Juli 1998 dengan No. 882BHKWK 10VII.1998. Sebagai koperasi, BMT akan memiliki kekuatan hukum, sehingga dapat beroperasi lebih luas dan memperoleh pengakuan yang sah sebagai institusi keuangan. Status koperasi juga memudahkan akses ke sumber-sumber pengembangan ekonomi yang lebih luas. Namun dengan status hukum koperasi, BMT terkena kewajiban-kewajiban yang melekat pada koperasi seperti iuran anggota, dan pembagian sisa hasil usaha SHU. Selain itu terdapat penambahan perangkat kerja yaitu Dewan Pengawas Syariah yang baru dibentuk oleh KBMT Wihdatul Ummah setelah berstatus koperasi. Fungsi Dewan Pengawas Syariah adalah untuk memberikan jaminan kepada masyarakat tentang konsistensi pengembangan BMT syariah. Keanggotaan KBMT Wihdatul Ummah dibagi tiga : 1. Anggota Penegak, yaitu anggota yang memiliki hak untuk memilih dan dipilih sebagai pengurus, mendapatkan SHU serta kontrol penuh. Mempunyai kewajiban membayar simpanan pokok sebesar Rp 500.000,00 dan simpanan wajib Rp 60.000,00 per tahun. Para pendiri BMT masuk sebagai anggota penegak ini. 2. Anggota Penggerak, yaitu anggota yang mempunyai hak untuk bicara dalam Musyawarah Anggota Tahunan dan pembagian SHU, tetapi tidak mempunyai hak untuk dipilih. Kewajibannya membayar simpanan pokok sebesar Rp 50.000,00. 3. Anggota Penggembira, yaitu anggota yang hanya berhak atas pelayanan jasa-jasa BMT. Kewajibannya membayar simpanan pokok sebesar Rp 5.000,00 ketika pertama kali bergabung menjadi anggota BMT. Setiap mitra otomatis akan menjadi anggota penggembira.

4.1.4 Misi dan Tujuan KBMT Wihdatul Ummah