Menurut  Wheelen  dan  Hunger  2003,  perumusan  strategi  adalah pengembangan  rencana  jangka  panjang  untuk  manajemen  efektif  dari
kesempatan dan  ancaman lingkungan, dilihat dari  kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Metode  yang  digunakan  untuk  merumuskan  beberapa  alternatif strategi yaitu matiks SWOT. Matriks SWOT adalah sebuah alat pencocokan
yang  penting  yang  membantu  para  manajer  mengembangkan  empat  jenis strategi:  strategi  SO,  strategi  ST,  strategi  WO  dan  strategi  WT  David,
2009.
2.7. Pengambilan Keputusan
Proses  Hierarki  Analitik  Analytical  Hierarchy  Process-AHP digunakan untuk mengorganisasikan informasi dan judgement dalam memilih
alternatif  yang  paling  disukai  Saaty  dalam  Marimin,  2005.  Dengan menggunakan  AHP,  suatu  persoalan  yang  akan  dipecahkan  dalam  suatu
kerangka  berpikir yang  teroganisir,  sehingga  kemungkinan
dapat diekspresikan  untuk  mengambil  keputusan  yang  efektif  atas  persoalan
tersebut. Prinsip  kerja  AHP  adalah  penyederhanaan  suatu  persoalan  kompleks
yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata  dalam  suatu  hierarki.  Kemudian  tingkat  kepentingan  setiap  variabel
diberi  nilai  numerik  secara  subjektif  tentang  arti  penting  variabel  tersebut secara  relatif  dibandingkan  dengan  variabel  yang  lain.  Dari  berbagai
pertimbangan  tersebut  kemudian  dilakukan  sintesa  untuk  menetapkan variabel  yang  memiliki  prioritas  tinggi  dan  berperan  untuk  mempengaruhi
hasil pada sistem tersebut Marimin, 2005.
2.8. Hasil Penelitian Terdahulu
Bhakti 2009 melakukan penelitian yang berjudul analisis diskriminan dalam  klasifikasi  pola  pengembalian  kredit  sektor  pertanian  studi  kasus  PT
Bank  XYZ.  Dari  hasil  penelitiannya  disebutkan  bahwa  analisa  sistem kelayakan  kredit  mempertimbangkan  23  variabel  penilaian  terhadap  debitur
sebagai  parameter  pemberian  kredit.  Berdasarkan  validitas  menggunakan
korelasi product moment Pearson terdapat 20 variabel  yang signifikan,  yaitu Rasio  Hutang,  Rasio  Keuntungan,  Rasio  Likuiditas,  Rata-rata  Rekening
Koran, Mutasi Kredit, Pengalaman Manajemen, Pengalaman Usaha, Reputasi Usaha,  Prospek  Usaha,  Pesaing,  PembeliPelanggan,  Pemasok,  Wilayah
Pemasaran,  Jenis  Produk,  Jangka  Waktu  Fasilitas,  Jenis  Usaha  dan  Posisi Klaim.  Dari  hasil  analisis  diskriminan  muncul  lima  fungsi  pembeda  yang
akan mengklasifikasikan kelas kolektibilitas Lancar, Dalam Perhatian Khusus DPK,  Kurang  Lancar,  Diragukan,  dan  Macet.  Hasil  analisis  diskriminan
mencerminkan  ketetapan  prediksi  untuk  membedakan  antar  kelas  sebesar 80.4.  Pengaruh  variabel  kelayakan  kredit  terhadap  pengembalian  kredit
Lancar sebesar 84, kolektibilitas Dalam Perhatian Khusus 5, kolektibilitas Kurang Lancar 1, kolektibilitas Diragukan 3 dan kolektibilitas Macet 6.
Jadi dalam pengembalian kreditnya PT Bank XYZ sudah cukup baik dengan kualitas kredit macet kolektibilitas 3-5 sebesar 10.
Artiprasetyo  2009  melakukan  penelitian  mengenai  Analisis  Strategi terhadap  Penurunan  Penjualan  dan  Laba  pada  Perusahaan  Jamu  Kemasan.
Peneliti  menggunakan  alat  analisis  Matriks  IFE,  Matriks  EFE,  Matriks SWOT,  dan  Metode  AHP  dengan  menggunakan  program  Microsoft  Excel
2007 dan Expert Choice 2000.
III. METODE PENELITIAN
3.1.  Kerangka Pemikiran
KBMT  Wihdatul  Ummah  merupakan  salah  satu  bentuk  lembaga keuangan  mikro  syariah.  Fokus  dari  penelitian  ini  adalah  aktivitas  financing
atau  pembiayaan.  KBMT  Wihdatul  Ummah  menerapkan  sistem  pembiayaan BMT  yang  bersegmentasikan  masyarakat  menengah,  miskin  dan  nyaris
miskin.  Sebagian  besar  dari  mereka  adalah  pemilik  usaha  mikro  yang membutuhkan penambahan modal.
Sebagai  lembaga  keuangan  yang  membiayai  usaha  mikro  dinilai risikonya  sangat  tinggi.  Tingginya  risiko  pembiayaan  mengindikasikan
adanya pembiayaan bermasalah yang dinyatakan dengan rasio NPF. Untuk itu akan  dievaluasi  pergerakan    rasio  NPF  pada  tahun  2006-2011  dan
peramalannya di tahun 2012, 2013, dan 2014 menggunakan analisis trend dan forecasting.
Usaha-usaha mikro yang dibiayai oleh KBMT Wihdatul Ummah dinilai tidak  memenuhi  syarat  perbankan  atau  disebut  tidak  bankable.  Sehingga
terdapat  perbedaan  penilaian  kelayakan  mitra  yang  diterapkan  di  KBMT Wihdatul Ummah. Untuk itu perlu dievaluasi faktor-faktor apa yang menjadi
pertimbangan  dalam  penilaian  kelayakan  mitra.  Faktor-faktor  tersebut  akan mempengaruhi  KBMT  Wihdatul  Ummah  dalam  menentukan  kolektibilitas
dan  periode  pembiayaan  yang  tepat  bagi  mitra.  Ketepatan  dalam menempatkan  mitra  ini  akan  berpengaruh  terhadap  risiko  pembiayaan.
Faktor-faktor tersebut dievaluasi dari MAP sebagai dasar penilaian kelayakan mitra  yang  digunakan  oleh  KBMT  Wihdatul  Ummah.  MAP  tersebut  berisi
penilaian dengan pendekatan 5 C  character, capacity, collateral, condition, dan  capital  dan  persyaratan  BMT.  Melalui  MAP  ini  akan  dikelompokkan
variabel-variabel  apa  saja  yang  berpengaruh  besar  terhadap  peningkatan risiko  pembiayaan.  Pengelompokkan  variabel-variabel  ini  menggunakan
analisis diskriminan.