D. Dokumentasi dan perekaman Setelah semua tahapan penerapan sistem traceability dilakukan, kegiatan
selanjutnya adalah mendokumentasikan serangkaian kegiatan yang telah dilakukan sebagai arsip apabila kelak dibutuhkan perusahaan. Rekaman mutu
mewakili bukti bahwa prosedur mutu yang diharuskan telah diterapkan pada produk dan jasa yang ditentukan. Rekaman harus dalam keadaan sah, mudah
diidentifikasi, dan mudah ditemukan. Pembentukan divisi pada perusahaan yang spesifik menangani masalah traceability sangat direkomendasikan.
2.3 Sistem Informasi
Sistem adalah seperangkat unsur-unsur yang terdiri dari manusia, alat, konsep dan prosedur yang dihimpun menjadi satu untuk maksud dan tujuan
bersama Davis 1992. Sedangkan menurut Dengen dan Hatta 2009 sistem adalah sekumpulan elemen yang dalam sebuah jaringan yang bekerja secara
teratur dalam satu kesatuan yang bulat dan terpadu untuk mencapai sebuah tujuan atau sasaran tertentu. Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian
subsistem. Misalnya, sistem komputer terdiri dari subsistem perangkat keras dan perangkat lunak. Masing-masing subsistem dapat terdiri dari subsistem yang lebih
kecil lagi. Subsistem-subsistem tersebut saling berinteraksi dan berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat
tercapai Amirin 2003. Model umum sebuah sistem terdiri dari masukan, pengolah, penyimpanan
dan keluaran. Hal ini tentu saja sangat sederhana karena sebuah sistem mungkin memiliki beberapa masukan dan keluaran. Informasi merupakan data yang telah
diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang Davis 1992. Sedangkan
sistem informasi adalah kumpulan atau susunan yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak serta tenaga pelaksananya yang bekerja dalam sebuah proses
berurutan dan secara bersama-sama saling mendukung untuk menghasilkan suatu produk Dengen dan Hatta 2009. Model dasar sebuah sistem informasi dapat
dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Model dasar sistem informasi Davis 1992. Sistem informasi memiliki perhatian khusus terhadap pengumpulan,
penyimpanan, analisis dan mendapatkan kembali retrieval data. Dalam konteks manajemen keamanan pangan hal-hal tersebut sangat penting untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam kerangka waktu yang singkat dan berpotensi memungkinkan pengambilan keputusan yang harus dibuat secara real time
McMeekin et al. 2006. Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan telah mendorong timbulnya
ketertarikan pada sistem elektronik bagi chain traceability. Salah satu contohnya ketertarikan akan sistem yang mampu memfasilitasi komunikasi antara sistem
bisnis dan bekerja secara terintegrasi sebagai bagian dari manajemen produksi. Dalam hal ini, sistem traceability berperan sebagai perlindungan merk dagang
brand protection melalui penyediaan informasi seperti asal bahan mentah yang digunakan, rekaman sepanjang proses produksi processing hystory dan
informasi terkait lainnya McMeekin et al. 2006. Dengan menggunakan sistem elektronik untuk melakukan traceability sepanjang rantai distribusi chain
traceability, informasi hanya akan dimasukkan sekali tidak ditulis setiap kali bahan mentah diproses, dikemas atau dikemas ulang. Hal ini dapat mengurangi
kesalahan dan penghematan waktu pada beberapa tahapan dalam rantai distribusi Frederiksen et al. 2002; Larsen 2003.
Info-Fisk project Frederiksen et al. 2002, melakukan kajian pada rantai distribusi ikan segar dan mendemonstrasikan bahwa sistem berbasis internet
internet-based mampu
menyediakan kemampuan
traceability secara
keseluruhan sejak penangkapan, pengumpul, pelelangan, grosir dan penjualan terakhir pada supermarket. Sistem ini menggunakan barcode sebagai media
identifikasi produk dan XML Extensible Markup Language untuk transfer informasi berbasis internet antar operator bisnis.
Data Pengolahan
Informasi Penyimpanan
3 METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian