Gambar 5 Tahapan perancangan sistem informasi mengacu Thakur dan Hurburgh 2009.
3.2.3.1 Identifikasi kebutuhan sistem
Identifikasi  kebutuhan  sistem  merupakan  langkah  pertama  dari  analisis  dan desain  sistem  informasi  untuk  mendukung  implementasi  dokumentasi  program
traceability  pada  rantai  distribusi  ikan  tuna.  Tahapan  identifikasi  kebutuhan sistem  bertujuan  memenuhi  dan  menyelaraskan  antara  berbagai  kebutuhan  dari
seluruh aktor yang terlibat. Pelaksanaan  identifikasi  kebutuhan  sistem  meliputi  penentuan  dari  pihak-
pihak  aktor  yang  terlibat  dalam  rantai  distribusi  tuna.  Batasan  terhadap  pihak- pihak  aktor  dalam  penelitian  ini  adalah  aktor  yang  terkait  dengan  PT  X,  baik
pihak  supplier  maupun  pihak  yang  menerima  produk  akhir  hasil  produksi  dari perusahaan.  Secara  umum  aktor-aktor  yang  terlibat  dengan  PT  X  adalah  kapal
penangkap  ikan,  tempat  pendaratan  ikan  transit,  unit  pengolah  ikan  PT  X, grosir wholesalers, dan retailer.
Selanjutnya  dari  aktor-aktor  yang  terlibat  dibuat  interaksinya  dalam  bentuk gambar  model  sistem  traceability  dari  rantai  distribusi  tuna.  Gambar  model
tersebut menggunakan model diagram use case yang mengacu pada Lee dan Xue 1999. Diagram use case ini membantu menjelaskan mengenai hubungan antara
aktor dengan setiap use case dalam sistem traceability rantai distribusi tuna yang ada Gambar 6.
Identifikasi kebutuhan sistem
Pengembangan model traceability internal
Desain model untuk pertukaran informasi antara aktor yang terlibat dalam sistem
Desain basis data
Gambar 6 Model use case diagram dan bagian-bagiannya.
3.2.3.2 Pengembangan model traceability internal
Langkah  selanjutnya  adalah  pengembangan  model  traceability  internal. Traceability  internal  memiliki  peranan  yang  sangat  penting  dalam  traceability
secara  keseluruhan  chain  traceability.  Traceability  internal  dikembangkan sebagai  dasar  bagi  pengembangan  pertukaran  informasi  pada  chain  traceability
tuna. Traceability internal  yang baik akan memudahkan dalam pelacakan produk secara keseluruhan dalam suatu rantai distribusi.
Pengembangan model
traceability internal
dikembangkan dengan
menggunakan  teknik  Integrated  Definition  Modelling  IDEF0  yang  mengacu IDEF0  1993.  Teknik  Integrated  Definition  Modelling  IDEF0  menerangkan
mengenai  masukan  input,  keluaran  output,  kontrol  control  dan  mekanisme mechanisms  dari  suatu  proses  Gambar  7.  Model  ini  dapat  disusun  secara
Aktor Use case
Batasan sistem Sistem
Use case
Use case
Use case
Use case Sistem traceability rantai distribusi tuna
Aktor Aktor
Aktor Aktor
Aktor
Keterangan:
Garis penghubung
hierarki dalam bentuk struktur pohon tree stucture, yaitu berupa sub proses-sub proses dari  proses utama parent process.
Gambar 7 Model umum IDEF0. Langkah pertama dari teknik  IDEF0 adalah mengidentifikasi  fungsi  proses
utama. Proses utama pada penelitian ini adalah pengembangan sistem traceability internal pada UPI Unit Pengolahan Ikan tuna. Setelah mengetahui proses utama
maka  dilakukan  pendefinisian  input  sesuatu  yang  dapat  digunakan  dari  suatu proses  untuk  menghasilkan  suatu  output,  kontrol  kondisi  atau  prinsip  atau
batasan  yang  dibutuhkan  sehingga  suatu  proses  dapat  menghasilkan  output, mekanisme  bagaimana  suatu  proses  direalisasikan  dan  output  data  atau  obyek
yang dihasilkan dari suatu proses dari proses utama tersebut. Input  dan  kontrol  dipilih  secara  teoritis  mengacu  pada  standar    ISO  22005  :
2007,  sedangkan  mekanisme  dan  untuk  mencapai  output  yang  diinginkan mengacu  pada  Thakur  dan  Humburgh  2009.  Input  pada  penelitian  ini  adalah
regulasi,  karakteristik  produk  dan  harapan  konsumen  dengan  acuan  standar  ISO 22005  :  2007.  Mekanisme  yang  digunakan  adalah  standar  industri,  personal  dan
prosedur-prosedur  yang  ada,  sedangkan  output  yang  ingin  dihasilkan  adalah dokumentasi  proses  produksi,  sertifikat  yang  divalidasi,  jaminan  kualitas
keamanan pangan, kepuasan konsumen dan pemenuhan regulasi yang berlaku. Langkah  selanjutnya  dari  teknik  IDEF0  ini  adalah  menguraikan  proses
utama menjadi sub proses-sub proses. Penguraian proses utama ini dibagi menjadi 5 tahap dimana output dari suatu tahapan merupakan input bagi tahapan yang lain
Thakur  dan  Humburgh  2009.  Kelima  tahapan  tersebut  adalah  untuk  melihat rencana  sistem  traceability,  penerapan  traceability,  evaluasi  pelaksanaan  sistem,
validasi sistem dan perawatan sistem Gambar 8.
NAMA PROSES
Masukan Keluaran
Kontrol
Mekanisme
Gambar 8 Penguraian model IDEF0 pengembangan sistem traceability internal tuna.
3.2.3.3 Model pertukaran informasi traceability