6 Karkas merupakan bagian tubuh unggas setelah dipotong, dihilangkan
bulunya, dipisahkan kepala, leher, kaki, dan jeroannya, maka karkas disebut bagian  yang  edible  atau  dapat  dimakan  karena  terdapat  daging  dan  kulit
yang menempel pada tulang-tulang karkas. Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa produksi karkas itik lokal lebih rendah dari itik Pekin.  Hal lain yang
menarik dari Tabel 1 adalah selisih antara bagian daging dada dan paha serta betis  pada  itik  lokal  lebih  besar,  sedangkan  pada  itik  Pekin  hampir  sama.
Hal  tersebut  karena  pada  itik  Pekin  sudah  dilakukan  pemuliaan  khusus untuk produksi daging.
2.1.2 Ciri-ciri Daging Itik
Dibandingkan  dengan  daging  ayam,  pada  umur  yang  sama  49  hari, daging  itik  memiliki  warna  lebih  tua.
Daging  dada  ayam  100  terdiri  atas serat  berwarna  putih  dan  daging  pahanya  berwarna  merah,  sedangkan
daging  itik  Pekin  16  seratnya  berwarna  putih  dan  84  berwarna  merah
tua. Warna merah pada daging disebabkan karena mioglobin Fletcher 2003;
Akiba  et  al.  2001;  Chaijan  2008.  Pada  unggas  berumur  delapan  minggu, kandungan mioglobin daging unggas berwarna merah sebesar 0,4 mggram
daging,  sedangkan  pada  daging  unggas  berwarna  putih  sebesar  0,01  mgg daging.  Kandungan  mioglobin  tersebut  makin  tinggi  dengan  bertambahnya
umur. Sebagai akibat tingginya kandungan mioglobin, kandungan Fe daging merah juga lebih tinggi daripada daging putih. Kandungan Fe daging merah
itik  sebesar  2,40  mg100  g  daging  mentah  termasuk  kulit,  sedang kandungan  Fe  daging  putih  daging  ayam  broiler  sebesar  0,90  mg100  g
daging mentah termasuk kulit yang dapat dimakan Stadelman et al. 1988. Ion Fe merupakan katalis yang dapat mempercepat laju oksidasi Tang et al.
2000
;
Alvarado et al. 2007
;
Barciela et al. 2008; Min et al. 2010; Yoon et al.
2010.  Menurut  Lawrie  1991  kandungan  Fe  daging  ternak  bergantung pada spesies, jenis kelamin, umur, jenis urat daging, dan aktivitas. Pada urat
daging yang aktivitasnya tinggi menyebabkan terbentuknya mioglobin lebih banyak.  Hal  ini  didukung  pernyataan  Rusell  et  al.  2003  bahwa  daging
paha itik mengadung Fe yang lebih tinggi daripada daging dada itik.
7 Selain itu, daging dengan serabut merah mengandung kadar lemak dan
kolesterol lebih tinggi daripada serabut otot putih. Daging itik juga memiliki komposisi  kimia  yang  berbeda  dari  jenis  unggas  lain.  Kandungan  lemak
daging  itik  lebih  tinggi  dari  ayam  dan  kalkun  Stadelman  et  al.  1988. Kandungan  air,  protein,  lemak  dan  abu  daging  dada  itik  liar  Anas
platyrhynchos berturut-turut 73,93; 20,8; 3,39; dan 1,27 Cobos et al. 2000. Komposisi kimia daging unggas, selain  spesies, bergantung pada
umur,  pakan,  jenis  kelamin  dan  lingkungan.    Kandungan  abu,  protein  dan lemak  daging  itik  pekin  umur  6  minggu  lebih  rendah  P0,01  daripada
umur 7, 8, dan 9 minggu Erisir et al. 2009. Demikian pula pada itik pekin A44, kandungan protein dan lemak pada umur 7 dan 8 minggu lebih rendah
daripada umur 9 minggu Witak 2007. Kelebihan  daging  unggas  dibandingkan  dengan  daging  asal  ternak
ruminansia adalah kadar proteinnya lebih tinggi, sedangkan kadar lemaknya lebih  rendah  Mountney  dan  Parkhurst  1995.  Lemak  tersebut  sebagian
besar  merupakan  lemak  subkutan  dan  tidak  banyak  didistribusikan  pada jaringan daging seperti halnya pada ternak ruminansia.
Sebagai  unggas  air,  itik  memiliki  kulit  yang  tebal.  Oleh  karena perlemakan  pada  unggas  sebagian  besar  menyebar  di  bawah  kulit,  maka
tebalnya kulit itik antara lain disebabkan oleh penyebaran lemak yang ada di bawah kulit lemak subkutan. Kandungan lemak daging dada dan paha itik
lokal umur 8 minggu masing-masing sebesar 3,84 dan 8,47, sedangkan kulit  dada  dan  kulit  paha  berturut-turut  sebesar  59,32  dan  52,67
Damayanti    2003.  Kandungan  lemak  daging  dada  itik  betina  lokal  Jawa afkir umur 12 bulan, langsung dari pasar  dengan dan tanpa kulit  masing-
masing  9,46  dan  1,53,  sedangkan  kandungan  lemak  daging  pahanya dengan dan tanpa kulit masing-masing 12,21 dan 4,16 Hustiany 2001.
Kandungan  lemak  daging  dada  itik  pekin  umur  14  minggu  ialah  sebesar 4,81  Chartrin  et  al.  2006.  Akibat  pemberian  pakan  yang  berlebih  pada
itik  antara umur 12-14   minggu, menyebabkan terjadinya  akumulasi  lemak yang  tinggi  pada  jaringan  adiposa  daging  dada  dan  paha  serta  peningkatan
kandungan  trigliserida  pada  urat  daging  dada  dan  paha  Chartrin  et  al.
8 2005.  Menurut  Baeza  et  al.  2006  kombinasi  genotipe,  umur  dan  nutrien
pakan  memungkinkan  untuk  mencapai  kandungan  lemak  daging  dengan kisaran yang diinginkan.
Berbeda  dari  ternak  ruminansia,  lemak  unggas  sebagian  besar  terdiri atas  asam  lemak  tidak  jenuh  Pisulewski  2005.  Komposisi  asam  lemak
daging  dada  itik  liar  Anas  platyrhynchos  paling  tinggi  adalah    ALTJG 36,3-46,0,  diikuti    ALJ  33,8-37,52  dan  ALTJT  16,5-28,9.    Dari
data  tersebut  terlihat  bahwa  daging  dada  itik  sangat  baik  dimanfaatkan sebagai sumber asam lemak esensial tidak jenuh ganda Cobos et al. 2000.
Menurut Witak 2008  daging dan lemak itik mempunyai nilai nutrisi yang baik  karena  kandungan  asam  lemak  tidak  jenuhnya  lebih  tinggi  daripada
asam lemak jenuh pada daging dada itik pekin A44 umur 8 minggu 40,15 vs 24,13 dan pada daging paha 51,38 vs 23,54 dan kandungan asam
lemak oleat C18:1 dan linoleatnya C18:2 tinggi. Komposisi asam lemak jenuh dan tidak jenuh pada daging dada dengan kulit pada itik Jawa betina
afkir  dengan  kulit  masing-masing  sebesar  2695,8  vs  5058,8  mg100  g daging,  sedangkan  pada  daging  paha  masing-masing  sebesar  2491,3  vs
4830,9  mg100  g  daging  Hustiany  2001.  Hustiany  2001  menunjukkan bahwa  asam  lemak  oleat  C18:1  dan  asam  lemak  linoleat  C18:2  daging
dada  itik  Jawa  betina  afkir  dengan  kulit  lebih  tinggi  dibandingkan  daging paha  dengan  kulit.  Asam  lemak  oleat  C18:1  dan  linoleat  C18:2  pada
daging dada itik  betina afkir masing-masing sebesar 337,9 dan  159,6 mgg lemak,  sedangkan  pada  daging  pahanya  kandungan  kedua  asam  lemak
tersebut  masing-masing  sebesar  239,5  dan  133,1  mgg  lemak.  Komposisi asam  lemak  daging  unggas,  menurut  Cortinas  et  al.  2004,  Baeza  et  al.
2006 dan Ferrini et al. 2008 dapat dimodifikasi melalui komposisi asam lemak dalam pakan.
9
2.2   Flavor Daging 2.2.1  Terminologi