III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel pooled data yang merupakan gabungan data silang cross
section dan data runtun waktu time series selama kurun waktu 1996-2010 pada delapan negara ASEAN 5+3 yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand,
Filipina, Korea Selatan, Jepang dan China. Jenis data panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah balanced panel dimana setiap unit cross section memliki
jumlah observasi time series yang sama. Sumber data yang digunakan berasal dari World Bank dan Asian Development Bank ADB.
Tabel 1. Variabel, Data yang Digunakan, dan Sumber Data Variabel
Data yang Digunakan Sumber
Data 1 2 3
SIGAP Persentase Kesenjangan antara Tabungan
Domestik dan Investasi Domestik terhadap GDP Tahunan data dalam persen
ADB
FDI Persentase Nilai
FDI Inflow terhadap GDP
Tahunan data dalam persen World Bank
CPI Persentase Tingkat Inflasi Berdasarkan Consumer
Price Index Tahunan data dalam persen World Bank
TP Jumlah Populasi Tahunan data dalam jumlah
jiwa World Bank
GROWTH Tingkat Rata-Rata Pertumbuhan Ekonomi Tahunan data dalam persen
World Bank DKRISIS Variabel
dummy krisis
3.2 Metode Pengolahan Data
Pengolahan atas data sekunder untuk variabel kesenjangan tabungan dan investasi, FDI Inflow, tingkat inflasi, total populasi, pertumbuhan ekonomi dan
dummy krisis ekonomi untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kesenjangan tabungan dan investasi domestik menggunakan beberapa paket
program statistik seperti Microsoft Office Excel 2007 dan EViews 6.0. Kegiatan pengolahan data dengan Microsoft Office Excel 2007 meliputi pembuatan tabel
dan grafik untuk analisis deskriptif. Pengujian signifikasi analisis regresi data panel menggunakan EViews 6.0 sebagai program pengolahan datanya.
3.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan antara lain metode analisis deksriptif dan metode analisis inferensia. Metode analisis deskriptif digunakan untuk
memberikan gambaran umum mengenai kondisi kesenjangan tabungan dan investasi domestik di negara ASEAN 5+3 meliputi perkembangan tabungan dan
investasi domestik dan beberapa variabel lain seperti FDI, tingkat inflasi, total populasi, pertumbuhan ekonomi dan krisis ekonomi di negara ASEAN 5+3.
Metode analisis inferensia yang dilakukan untuk mengestimasi model ini adalah pendekatan ekonometrika dengan metode analisis regresi data panel.
Baltagi 2008 menyatakan bahwa keunggulan penggunaan analisis data panel antara lain sebagai berikut :
1. Analisis data panel memiliki kontrol terhadap heterogenitas data individual
dalam satu periode waktu.
2. Analisis data panel menyajikan data yang lebih informatif, lebih bervariasi,
memiliki kolinearitas antar variabel yang kecil, memiliki derajat kebebasan
yang lebih besar dan lebih efisien.
3. Analisis data panel lebih tepat dalam mempelajari dinamika penyesuaian
dynamics of change.
4. Analisis data panel dapat lebih baik mengidentifikasi dan mengukur pengaruh
yang secara sederhana tidak dapat terdeteksi dalam data cross section atau
time series saja.
5. Model analisis data panel dapat digunakan untuk membuat dan menguji
model perilaku yang lebih kompleks dibandingkan analisis data cross section
murni atau time series murni.
6. Analisis data panel pada level mikro dapat meminimisasi atau menghilangkan
bias yang terjadi akibat agregasi data ke level makro.
3.3.1 Uji Stasioneritas Data Panel
Analisis data panel umumnya menggunakan data dalam bentuk level dengan tujuan untuk memudahkan interpretasi model, namun jika kemudian
penelitian menggunakan data dengan series yang yang mengandung tren, maka perlu dilakukan pengujian unit root, untuk memastikan bahwa hubungan antara
variabel dependen dan variabel independen tidak menunjukkan spurious regression. Bila hasil pengujian unit root menunjukkan adanya tren pada data
level, maka seperti biasanya, harus dilakukan pembedaan pertama first differencing untuk menghindari terjadinya hasil yang misleading. Perlu diingat
bahwa karena data yang digunakan dalam penelitian adalah data panel, maka pengujian unit root yang digunakan bukan menggunakan metode yang biasa,
tetapi menggunakan panel unit root. Pengujian ini disarankan oleh Baltagi 2005 untuk data panel dengan N dan T yang relatif tidak besar.
Hipotesis nol yang digunakan dalam pengujian panel unit root sama seperti pada pengujian unit root untuk data time series murni, hanya saja statistik
uji yang digunakan merupakan pengembangan lebih lanjut dari statistik uji Augmented Dickey–Fuller ADF dan Phillips–Perron PP. Statistik uji yang
digunakan dalam menguji panel unit root terdiri dari dua jenis, yaitu common unit root yang terdiri dari statistik uji Levin, Lin and Chu LLC dan Breitung’s test;
serta individual unit root yang terdiri statistik uji Im, Pesaran and Shin IPS, ADF – Fisher test dan PP – Fisher test. Setelah diperoleh hasil pengujian yang
menyatakan bahwa series dari data panel tidak mengandung unit root maka estimasi bisa dilaksanakan.
3.3.2 Metode Estimasi Regresi Data Panel
Data panel adalah satu set observasi yang terdiri dari beberapa individu pada suatu periode tertentu. Observasi tersebut merupakan pasangan y
it
variabel terikat dengan x
it
variabel bebas dimana i menunjukkan individu, t menunjukkan waktu, dan j menunjukkan variabel bebas yang dinyatakan dalam
sebuah persamaan berikut: y
it
= α + βxj
it
+
it
3.1
N adalah jumlah unit cross section, T adalah jumlah periode waktunya dan K
komponen error dalam pengolahan kuadrat
2. Fixed Effect Model
emasukkan unsur variabel dummy sehingga intersept
it it
it 1i
2 2it
3 3it
it
3.3
Metode estimasi regresi data panel dengan menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, antara lain :
1. Pooled Least Square Model
Pooled Least Square Model merupakan metode estimasi model regresi data panel yang paling sederhana dengan asumsi intercept dan koefisien slope
yang konstan antar waktu dan cross section Common Effect. Persamaan pada estimasi menggunakan Pooled Least Square Model dapat dituliskan dalam bentuk
sebagai berikut : 3.2
dimana : = nilai variabel terikat dependent variable untuk setiap unit cross section
= nilai variabel penjelas explanatory variable ke-j untuk setiap cross section α = intercept yang konstan antar waktu dan cross section
= slope untuk variabel ke-j yang konstan antar waktu dan cross section = komponen error untuk setiap unit cross section ke-i pada periode waktu t.
adalah jumlah variabel penjelas. Dengan
mengasumsikan terkecil biasa, kita dapat melakukan proses estimasi secara terpisah untuk setiap
cross section. Kelemahan Pooled Least Square Model ini adalah dugaan parameter
β akan bias karena tidak dapat membedakan observasi yang berbeda pada periode yang sama serta tidak dapat membedakan observasi yang sama pada
periode yang berbeda.
Fixed effect
model m α bervariasi antar individu maupun antar unit waktu. Fixed effect model lebih
tepat digunakan jika data yang diteliti ada pada tingkat individu serta jika terdapat korelasi antara dan x . Persamaan pada estimasi menggunakan Fixed effect
model dapat dituliskan dalam bentuk sebagai berikut : Y =
β + β X + β X + u
Asumsinya adalah bahwa error secara individual tidak saling berkorelasi begitu
g paling tepat digunakan untuk
Test
erupakan pengujian untuk memilih apakah model yang
1
Keputusan memasukkan
variabel dummy ini harus didasarkan pada
pertimbangan statistik. Penambahan variabel dummy ini akan dapat mengurangi banyaknya degree of freedom yang akhirnya akan memengaruhi keefisienan dari
parameter yang diestimasi. Kelebihan pendekatan ini adalah dapat menghasilkan dugaan parameter
β yang tidak bias dan efisien. Tetapi kelemahannya jika jumlah unit observasinya besar maka akan terlihat rumit.
3. Random Effect Model
Random Effect Model disebut juga komponen error error component model karena di dalam model ini parameter yang berbeda antar unit cross section
maupun antar waktu yang dimasukkan ke dalam error. Persamaan pada estimasi menggunakan Random Effect Model dapat dituliskan dalam bentuk sebagai
berikut : 3.4
dengan 3.5
dimana : ~ N 0, u
2
= komponen cross section error ~ N 0, v
2
= komponen time series error
2
~ N 0, w = komponen error kombinasi
juga dengan error kombinasinya.
3.3.3 Pengujian Model Data Panel Statis
Untuk memilih model mana yan pengolahan data panel, maka terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan,
antara lain:
1. Chow
Chow Test m
digunakan Pooled Least Square Model atau Fixed Effect Model. Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
H : Pooled Least Square Model H : Fixed Effect Model
n terhadap hipotesis nol tersebut adalah dengan ngg
Dasar penolaka me
unakan F-Statistic seperti yang dirumuskan oleh Chow: ~
,
3.6 dimana:
tricted Residual Sum Square Sum Square Residual PLS ed
en uti distribusi F yaitu
,
. Jika lai C
2. Hausman Test
dalah pengujian statistik sebagai dasar pertimbangan kita
enolakan H maka digunakan statistik Hausman dan
emba e
dimana M adalah matriks kovarians untuk parameter β dan k adalah deraj
sar dari , maka cukup bukti
el ya RRSS = Res
URSS = Unrestricted Residual Sum Square Sum Square Residual Fix N = jumlah data cross section
T = jumlah data time series K = jumlah variabel independ
Dimana pengujian ini mengik ni
HOW Statistics F Statistic hasil pengujian lebih besar dari F Tabel, maka cukup bukti bagi kita untuk melakukan penolakan terhadap H
sehingga model yang kita gunakan adalah Fixed Effect Model, begitu juga sebaliknya.
Hausman Test a
dalam memilih apakah menggunakan Fixed Effect Model atau Random Effect Model. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
H : Random Effect Model
H
1
: Fixed Effect Model Sebagai dasar p
m ndingkannya dengan Chi squar . Statistik Hausman dirumuskan dengan:
~ 3.7
at bebas yang merupakan jumlah variabel independen.
Jika nilai H hasil pengujian lebih be untuk melakukan penolakan terhadap H
sehingga mod ng digunakan adalah
Fixed Effect Model, begitu pula sebaliknya.
.4 Metode Evaluasi Model
Setelah hasil pengolahan data dengan metode analisis data panel selesai asi terhadap model estimasi yang dihasilkan.
etrika
Model estimasi regresi linear yang ideal dan optimal harus menghasilkan a Best Linear Unbiased Estimator BLUE yang
ntara
n yang stokastik.
iliki varians minimum disebut estimator yang efisien.
Pengujian asumsi normalitas dilakukan untuk melihat apakah error term al atau tidak. Jika asumsi normalitas ini tidak dipenuhi
aka p
3
dilakukan, harus dilakukan evalu Metode estimasi yang dihasilkan melalui metode analisis data panel tersebut harus
dievaluasi berdasarkan tiga kriteria sebagai berikut: 1.
Kriteria Ekonometrika 2.
Kriteria Statistik 3.
Kriteria Ekonomi
3.4.1 Kriteria Ekonom
estimator yang memenuhi kriteri a
lain sebagai berikut : a.
Estimator linear artinya adalah estimator merupakan sebuah fungsi linear atas sebuah variabel depende
b. Estimator tidak bias artinya nilai ekspektasi sesuai dengan nilai yang
sebenarnya. c.
Estimator harus mempunyai varians yang minimum. Estimator yang tidak bias dan mem
Terdapat beberapa permasalahan yang dapat menyebabkan sebuah estimator tidak dapat memenuhi asumsi kriteria BLUE antara lain sebagai berikut:
1. Normalitas
mengikuti distribusi norm m
rosedur pengujian dengan menggunakan uji t-statistic menjadi tidak sah. Pengujian asumsi normalitas dapat dilakukan dengan Jarque Bera Test atau
dengan melihat plot dari sisaan. Hipotesis dalam pengujian normalitas adalah: H
: Residual berdistribusi Normal H
1
: Residual tidak berdistribusi Normal
Dasar penolakan H dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas
Jarque Bera dengan taraf nyata α sebesar 0,05 dimana jika lebih besar
menandakan H tidak ditolak dan residual berdistribusi normal.
2. Multikolinearitas
Istilah multikolinearitas berarti terdapat hubungan linier antar variabel independennya. Gujarati 2006 menyatakan indikasi terjadinya multikolinearitas
dapat terlihat melalui: a.
Nilai R-squared yang tinggi tetapi sedikit rasio yang signifikan. b.
Korelasi berpasangan yang tinggi antara variabel-variabel independennya. c.
Melakukan regresi tambahan auxiliary dengan memberlakukan variabel independen sebagai salah satu variabel dependen dan variabel independen
lainnya tetap diberlakukan sebagai variabel independen. Cara untuk mendeteksi multikolinearitas adalah dengan menghitung
korelasi antara dua variabel bebas. Serta cara untuk mengatasi masalah multikolinearitas antara lain biasanya dilakukan dengan menambah jumlah data
atau mengurangi jumlah data observasi, menambah atau mengurangi jumlah variabel independennya yang memiliki hubungan linear dengan variabel lainnya,
mengkombinasikan data cross section dan time series, mengganti data, dan mentransformasi variabel.
3. Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi dasar dari metode regresi linear adalah varians tiap unsur error adalah suatu angka konstan yang sama dengan
2
. Heteroskedastisitas terjadi ketika varians tiap unsur error tidak konstan. Guajarati 2006 menyatakan
heteroskedastisitas memiliki beberapa konsekuensi, diantaranya adalah : a.
Estimator OLS masih linier dan masih tidak bias, tetapi varians tidak minimum sehingga hanya memenuhi karakteristik Linier Unbiased
Estimator LUE. b.
Perhitungan standar error tidak lagi dapat dipercaya kebenarannya karena varians tidak minimum sehingga dapat menghasilkan estimasi regresi yang
tidak efisien.
c. Uji hipotesis yang didasarkan pada uji F-statistic dan t-statistic tidak
dipercaya. Uji heteroskedastisitas dapat diatasi mengggunakan metode GLS Weight
Cross-section yang tersedia dalam program EVIEWS 6.0.
4. Autokorelasi
Gujarati 2006 menyatakan autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu seperti dalam data time
series atau diurutkan menurut ruang seperti dalam data cross section. Suatu model dikatakan memiliki autokorelasi jika error dari periode waktu time series yang
berbeda saling berkorelasi. Masalah autokorelasi ini akan menyebabkan model menjadi tidak efisien meskipun masih tidak bias dan konsisten. Autokorelasi
menyebabkan estimasi standar error dan varian koefisien regresi yang diperoleh akan underestimate, sehingga R
2
akan besar tetapi di uji t-statistic dan uji F- statistic menjadi tidak valid.
Untuk masalah autokorelasi pengujiannya dilakukan dengan melihat Durbin-Watson stat yang nilainya telah disediakan dalam program EVIEWS 6.0
dibandingkan dengan DW-Tabel. Sebuah model dapat dikatakan terbebas dari autokorelasi jika nilai Durbin-watson stat terletak di area nonautokorelasi.
Penentuan area tersebut dibantu dengan nilai tabel D
L
dan D
U.
Jumlah observasi N dan jumlah variabel independen K. Dengan menggunakan hipotesis
pengujian sebagai berikut: H
: Tidak terdapat autokorelasi H
1
: Terdapat autokorelasi Maka aturan pengujiannya adalah sebagai berikut :
0 d D
L
: tolak H , ada autokorelasi positif
D
L
≤ d ≤ D
U
: daerah ragu-ragu, tidak ada keputusan D
U
d 4 – D
U
: terima H , tidak ada autokorelasi
4 - D
U
≤ d ≤ 4-D
L
: daerah ragu-ragu, tidak ada keputusan 4 – D
L
d 4 : tolak H
, ada autokorelasi negatif
3.4.2 Kriteria Statistik
Evaluasi model berdasarkan kriteria statistik dilakukan dengan beberapa pengujian antara lain sebagai berikut:
a. Koefesien Determinasi R
2
Nilai koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat variabel independen yang digunakan dalam penelitian dapat
menjelaskan variabel dependen. Nilai tersebut menunjukkan seberapa dekat garis regresi yang kita estimasi dengan data yang sesungguhnya. Nilai R
2
terletak antara nol hingga satu dimana semakin mendekati satu maka model akan semakin baik.
b. Uji F-statistic Uji
F-statistic digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian secara bersama-sama signifikan
memengaruhi variabel dependen. Nilai F-statistic yang besar lebih baik dibandingkan dengan F-statistic yang rendah. Nilai ProbF-statistic merupakan
tingkat signifikansi marginal dari F-statistic. Dengan menggunakan hipotesis pengujian sebagai berikut:
H :
β
1
= β
2
=…= β
k
=0 H
1
: minimal ada salah satu β
j
yang tidak sama dengan nol Tolak H
jika F-statistic F
αk-1,NT-N-K
atau ProbF-statistic α. Jika H
ditolak, maka artinya dengan tingkat keyakinan 1-
α kita dapat menyimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan di dalam model secara bersama-sama
signifikan memengaruhi variabel dependen.
c. Uji t-statistic Uji
t-statistic digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Dengan menggunakan hipotesis pengujian sebagai berikut: H
: β
j
= 0 H
1
: β
j
≠ 0
Tolak H jika t-statistic t
α2NT-K-1
. Jika H ditolak, maka artinya dengan tingkat
keyakinan 1- α kita dapat menyimpulkan bahwa variabel independen ke-i secara
parsial memengaruhi variabel dependen.
3.4.3 Kriteria Ekonomi
Evaluasi model estimasi berdasarkan kriteria ekonomi dilakukan dengan membandingkan kesesuaian tanda dan nilai estimator dengan teori ekonomi dan
kesesuaian dengan logika.
3.5 Perumusan Model
Rancangan model yang akan diajukan adalah model regresi linear dengan lima variabel independen, dengan variabel dependennya SIGAP dan variabel
independennya adalah FDI, CPI, TP, GROWTH, dan DKRISIS. Data yang diperoleh pada variabel-variabel tersebut ternyata berbeda satuan. Variabel
SIGAP, FDI, CPI, dan GROWTH disajikan dalam satuan persentase, sedangkan variabel TP disajikan dalam satuan jumlah jiwa. Oleh karena itu, untuk
memudahkan dalam mengolah data dan interpretasi hasil akhir, variabel independen TP yang berbeda satuan akan ditransformasi sehingga menjadi bentuk
satuan yang sama, yaitu dalam bentuk log natural, sedangkan untuk variabel DKRISIS yang tidak memiliki satuan, tidak ditransformasi karena tidak akan
diinterpretasikan hasilnya. Dengan model tersebut diharapkan bahwa hasil regresi yang diperoleh akan lebih efisien dan mudah untuk diinterpretasikan.
Sesuai dengan keterangan di atas, maka spesifikasi model tersebut secara ekonometrika akan menjadi model sebagai berikut :
SIGAP
it
= α +β
1
FDI
it
+ β
2
CPI
it
+ β
3
lnTP
it
+ β
4
GROWTH
it
+ β
5
DKRISIS +
it
3.8 dimana:
SIGAP
it
= Kesenjangan Tabungan dan Investasi Domestik terhadap GDP Tahunan data dalam persen
FDI
it
= Persentase Nilai FDI Inflow terhadap GDP Tahunan data dalam
persen
CPI
it
= Persentase Tingkat Inflasi Berdasarkan Consumer Price Index Tahunan data dalam persen
TP
it
= Jumlah Populasi Tahunan data dalam jumlah Jiwa GROWTH
it
= Tingkat Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi Tahunan data dalam persen
DKRISIS = Variabel dummy yang mengindikasikan terjadinya krisis ekonomi dimana nilainya sama dengan satu pada saat krisis ekonomi dan
nilainya sama dengan nol pada saat bukan krisis ekonomi.
3.6 Definisi Operasional Variabel