Pengaruh Total Populasi terhadap Kesenjangan Negara ASEAN 5 Pengaruh Total Populasi terhadap Kesenjangan Negara ASEAN 5+3

Hasil ini sesuai dengan yang terjadi di Asia Donghyun dan Kwanho, 2009 serta Model Pertumbuhan Solow dimana total populasi dianggap sangat berpengaruh terhadap tingkat tabungan suatu negara Todaro dan Smith, 2006. Dengan adanya total populasi menandakan adanya modal manusia yang baik dalam membangun pertumbuhan suatu negara dan memacu pertumbuhan ekonomi. Tingginya tingkat tabungan domestik apabila tidak diimbangi dengan pertumbuhan investasi domestik maka akan memicu kesenjangan tabungan dan investasi domestik yang lebih besar. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya populasi yang berkualitas mampu memacu tingkat tabungan dan investasi domestik secara bersamaan sehingga kesenjangan tabungan dan investasi domestik dapat diminimalisasi. Pengaruh positif atau negatif dari total populasi bergantung pada kemampuan sistem perekonomian negara tersebut dalam menyerap dan memanfaatkan pertambahan total populasi tersebut secara produktif. Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh tingkat dan jenis akumulasi modal, tersedianya input dan faktor penunjang seperti kecakapan manajerial dan administrasi. Hal yang diutamakan dalam pertumbuhan total populasi adalah ketersediaan sumber daya manusia SDM yang berkualitas di suatu negara. Tanpa adanya SDM yang berkualitas maka kondisi kesenjangan tabungan dan investasi domestik tetap berada pada nilai yang tinggi dan pencapaian pembangunan serta kesejahteraan masyarakat tidak dapat tercipta.

a. Pengaruh Total Populasi terhadap Kesenjangan Negara ASEAN 5

Negara di kawasan ASEAN 5 umumnya memiliki total populasi yang beragam. Hal tersebut terlihat dari negara Indonesia yang menjadi negara dengan jumlah penduduk terbesar di ASEAN 5 hingga mencapai 202 juta jiwa dan Singapura yang memiliki jumlah penduduk terendah di ASEAN 5 hanya dengan 3.6 juta jiwa. Kondisi yang terjadi di negara ASEAN 5 yang umumnya negara berkembang, walaupun memiliki total populasi yang tinggi tabungan domestiknya tidak terlalu besar. Hal tersebut dikarenakan rendahnya kualitas SDM yang dihasilkan, yang tercermin melalui nilai IPM untuk negara Indonesia, Thailand dan Filipina yang lebih rendah dibandingkan negara maju di kawasan ASEAN 5 lainnya yaitu Malaysia dan Singapura. b. Pengaruh Total Populasi terhadap Kesenjangan Negara ASEAN 5+3 Kondisi total populasi di negara Korea Selatan, Jepang dan China umumnya juga beragam serupa dengan negara ASEAN 5. Hal ini terlihat dari negara China yang memiliki jumlah penduduk mencapai 1.2 milyar jiwa. Akan tetapi total populasi yang tinggi ini juga sejalan dengan pertumbuhan tabungan domestik di negara China yang mencapai 45 persen dari GDP. Sehingga peningkatan total populasi yang terjadi di kawasan ASEAN 5+3 yang merupakan negara maju berdampak pada peningkatan tabungan domestik negara tersebut, hal ini diutamakan karena kualitas SDM yang baik dan perkembangan kemajuan teknologi yang pesat di negara maju. Hasil ini sesuai dengan analisis regresi yang menyatakan bahwa peningkatan total populasi akan meningkatkan kesenjangan tabungan dan investasi domestik. 5.3.3.4 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kesenjangan Tabungan dan Investasi Domestik Negara ASEAN 5+3 Hasil analisis regresi diperoleh hasil koefisien untuk variabel pertumbuhan ekonomi sebesar -0.3067. Hal ini menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap kesenjangan tabungan dan investasi domestik negara ASEAN 5+3. Peningkatan persentase pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen, akan menurunkan kesenjangan tabungan dan investasi domestik sebesar 0.31 persen dengan asumsi cateris paribus. Hal ini sesuai dengan yang terjadi di Indonesia Purba, 2008 dan Namibia Shiimi dan Kadhikwa, 1999 serta teori Harrod-Domar yang menyatakan bahwa tingkat investasi domestik atau pembentukan modal akan ditentukan secara langsung oleh pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi, akan meningkatkan minat para investor untuk menanamkan modalnya sehingga akan mampu meningkatkan investasi domestik yang saat ini kurang baik. Memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu faktor penting dalam mengurangi kesenjangan surplus yang dialami negara ASEAN 5+3. Karena dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang baik maka akan memperkecil kesenjangan tabungan dan investasi domestik. Pertumbuhan ekonomi berdampak baik pada kondisi kesenjangan tabungan dan investasi di suatu negara. Karena diharapkan dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang baik di negara ASEAN 5+3, maka kesenjangan surplus yang terjadi di negara ASEAN 5+3 dapat berkurang. Sehingga peran pemerintahan suatu negara dalam memacu pertumbuhan ekonomi negaranya menjadi faktor yang dominan untuk dilaksanakan. Kenaikan pertumbuhan ekonomi dapat dipicu melalui kenaikan penawaran tenaga kerja, kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia, serta kenaikan produktivitas masukan yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan dan skala produksi. Adanya pertumbuhan ekonomi dapat memberikan kekuatan bagi suatu negara dalam rangka menjalankan kegiatan ekonomi yang ditunjang tabungan dan investasi domestik dalam rangka pencapaian kesejahteraan masyarakat.

a. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kesenjangan Negara ASEAN 5