Pengujian Beda Nilai Rata-rata Kadar Kalium, Kalsium, Natrium dan

34 Kadar magnesium berbanding terbalik dengan kalsium yaitu lebih tinggi pada sawo mengkal dan matang tidak berkulit dibanding yang berkulit. Kadar natrium justru lebih tinggi pada mengkal berkulit dan paling sedikit pada matang berkulit. Perbedaan kadar natrium yang lebih sedikit dibanding dengan kadar kalium yang lebih banyak dalam sampel, hasil penelitiaan ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa kadar kalium lebih tinggi dibanding natrium 16:1. Hal ini sesuai dengan peran mineral dalam tumbuhan yang berfungsi dan diedarkan ke buah dan bunga, sehingga kalium lebih banyak dalam buah. Sedangkan natrium pada tumbuhan diedarkan untuk merangsang pertumbuhan batang dan daun, maka kadarnya dalam buah hanya sedikit. Mineral diedarkan ke bagian-bagian tertentu dalam tanaman sesuai dengan kebutuhan. Dari hasil penelitian ini secara keseluruhan kadar yang paling tinggi dalam sawo ialah kalium seterusnya kalsium, magnesium dan natrium yang paling rendah, hal tersebut sesuai dengan literatur. Kalium dan kalsium dalam tanaman salah satunya berfungsi untuk memperkuat, karena fungsi kulit melindungi atau menutupi daging buah sehingga harus lebih keras.

4.2.3 Pengujian Beda Nilai Rata-rata Kadar Kalium, Kalsium, Natrium dan

Magnesium pada Sampel. Pengujian beda nilai rata-rata kadar kalium, kalsium, natrium dan magnesium pada sampel bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan pada kadar kalsium, kalium, natrium dan magnesium antar ke empat sampel yang terdiri dari sawo matang dan mengkal berkulit serta sawo matang dan mengkal tidak berkulit. Uji awal yang dilakukan sebelum data diolah ialah uji normalitas data menggunakan metode statistik inferensi yaitu uji Kalmogorov- 35 Smirnov. Uji ini bertujuan untuk mendeteksi distribusi data terdisrtribusi normal atau tidak normal. Hasil uji tersebut menyatakan bahwa hanya kadar natrium yang terdistribusi normal karena Sig.p 0,05 sedangkan kalium, kalsium dan magnesium terdistribusi tidak normal karena Sig.p 0,05. Maka untuk natrium bisa dilanjutkan dengan uji ANOVA yaitu uji One Way ANOVA guna mengetahui ada tidaknya perbedaan nilai rata-rata secara signifikan antar sampel. Dari hasil yang diperoleh terdapat perbedaan statistik yang signifikan antar sampel dengan probabilitas lebih kecil dari 0.05 P = 0.000 0.05. maka dilanjutkan dengan uji Post-Hoc menggunakan Turkey untuk mengetahui bahwa nilai rata-rata kadar natrium pada sawo matang tidak berkulit mempunyai perbedaan yang signifikan dengan matang berkulit dan mengkal berkulit tetapi tidak mempunyai perbedaan dengan mengkal tidak berkulit. Data dapat dilihat pada lampiran 15, point 4. Hasil uji normalitas kalium, kalsium, dan magnesium karena terdistribusi tidak normal maka ini termasuk analisis non parametrik sehingga bisa dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis. Uji ini digunakan uji asumsi ANOVA tidak terpenuhi, dalam hal ini kita akan mengetahui ada tidaknya perbedaan nilai rata-rata kadar kalium, kalsium dan magnesium antar sampel. Maka diperoleh hasil P = 0.000 0.05 ini berarti terdapat perbedaan statistik yang signifikan antar sampel. Tetapi pada uji ini kita tidak bisa mengetahui perbandingan antar sampel yang mana dari keempat sampel tersebut adanya perbadaan yang signifikan.

4.2.4 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi