9 Mineral adalah zat anorganik yang sama halnya dengan vitamin dalam jumlah
kecil bersifat esensial bagi banyak proses metabolisme dalam tubuh Tan dan Kirana, 2007.
Mineral yang terdapat dalam tubuh dan makanan terutama terdapat dalam bentuk ion-ion. Kesimbangan ion-ion mineral dalam tubuh mengatur proses
metabolism, mengatur keseimbangan asam basa, tekanan osmotik, membantu transport senyawa-senyawa penting pembentuk membran, beberapa diantaranya
sebagai konstituen pembentuk jaringan tubuh. Mineral dalam tubuh berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, dan kekurangan atau kelebihan salah satu
mineral akan berpengaruh terhadap kerja mineral lainnya Poedjiadi,1994. Mineral digolongkan dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral
makro adalah mineral yang dibutuhkan dalam tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari.
Mineral makro antara lain : natrium, kalium, kalsium dan magnesium. Sedangkan yang termasuk mineral mikro antara lain : mangan dan zink Tan dan Kirana,
2007.
2.2.1 Kalium
Kalium merupakan merupakan kation penting dalam cairan intraselular yang berperan dalam keseimbangan pH dan osmolasitas. Tubuh manusia
mengandung 2.6 mg kalium per kg berat badan bebas lemak, sel-sel syaraf dan otot mengandung banyak kalium. Dalam jumlah kecil mineral ini dijumpai dalam
cairan ekstraseluler. Kadar kalium serum adalah 14-22 mg100 ml Suhardjo, 1992.
10 Kekurangan kalium umumnya disebabkan oleh karena ekskresi yang
berlebihan melalui ginjal, muntah-muntah yang berlebihan dan diare yang berat. Pengaruh kekurangan kalium terutama pada otot yaitu lemah urat dan dapat
mengakibatkan kelumpuhan Suhardjo, 1992. Peningkatan asupan kalium dalam diet telah dihubungkan dengan
penurunan tekanan darah, karena kalium memicu natriuresis kehilangan natrium melalui urin. Diduga bahwa peningkatan asupan kalium untuk mengimbangi
natrium dalam diet bermanfaat bagi kesehatan jantung. Dosis sehari kalium adalah 3500 mg Barasi, 2007.
2.2.2 Kalsium
Kalsium terdapat sebanyak 99 dalam tulang kerangka dan sisanya dalam cairan antarsel dan plasma. Dalam bahan makanan terutama terdapat dalam susu
dan telur, juga gandum dan sayur – mayur, antara lain bayam. Reabsorbsinya dari usus memerlukan adanya vitamin D dalam bentuk aktifnya, yaitu kalsitriol.
Fungsinya selain sebagai bahan bangun bagi kerangka, juga sebagai pemeran penting pada regulasi daya rangsang dan kontraksi otot serta penerusan impuls
saraf. Lagi pula Ca mengatur permeabilitas membran sel bagi K dan Na dan mengaktivasi banyak reaksi enzim, seperti pembekuan darah Tan dan Kirana,
2007. Kebutuhan kalsium pada orang dewasa normal diperkirakan 1000 mghari.
Kekurangan kalsium menimbulkan antara lain melunaknya tulang osteomalacia serta mudah terangsangnya saraf dan otot, dengan akibat serangan kejang
tetania. Dalam kebanyakan kasus kekurangannya disebabkan oleh defisiensi vitamin D dan terhambatnya resorpsi Ca, atau karena penyakit hipoparatirosis dan
insufisiensi ginjal Tan dan Kirana, 2007.
11
2.2.3 Natrium
Seperti halnya kalium, natrium juga termasuk dalam larutan elektrolit tubuh dalam bentuk ion positif. Di dalam tubuh, natrium terkonsentrasi di luar sel
Devi, 2010. Natrium memainkan peranan penting dalam mempertahankan konsentrasi dan volume cairan ekstraseluler CES. Ini adalah kation utama dari
CES dan determinan utama dari osmolalitas CES. Natrium penting dalam mempertahankan kepekaan konduksi dari syaraf dan jaringan otot dan membantu
dalam pengaturan asam-basa Horne, 2000. Perubahan kadar natrium dapat mempengaruhi tekanan darah tetapi tidak
dengan sendirinya menyebabkan tekanan darah tinggi. Meskipun demikian, terdapat cukup banyak bukti yang mendukung anggapan bahwa mengurangi
asupan natrium dapat menurunkan tekanan drah. Kadar natrium yang dibutuhkan tubuh sehari 1600 mg Barasi, 2007.
2.2.4 Magnesium