35 Smirnov. Uji ini bertujuan untuk mendeteksi distribusi data terdisrtribusi normal
atau tidak normal. Hasil uji tersebut menyatakan bahwa hanya kadar natrium yang terdistribusi normal karena Sig.p 0,05 sedangkan kalium, kalsium dan
magnesium terdistribusi tidak normal karena Sig.p 0,05. Maka untuk natrium bisa dilanjutkan dengan uji ANOVA yaitu uji One Way ANOVA guna mengetahui
ada tidaknya perbedaan nilai rata-rata secara signifikan antar sampel. Dari hasil yang diperoleh terdapat perbedaan statistik yang signifikan antar sampel dengan
probabilitas lebih kecil dari 0.05 P = 0.000 0.05. maka dilanjutkan dengan uji Post-Hoc menggunakan Turkey untuk mengetahui bahwa nilai rata-rata kadar
natrium pada sawo matang tidak berkulit mempunyai perbedaan yang signifikan dengan matang berkulit dan mengkal berkulit tetapi tidak mempunyai perbedaan
dengan mengkal tidak berkulit. Data dapat dilihat pada lampiran 15, point 4. Hasil uji normalitas kalium, kalsium, dan magnesium karena terdistribusi
tidak normal maka ini termasuk analisis non parametrik sehingga bisa dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis. Uji ini digunakan uji asumsi ANOVA tidak terpenuhi,
dalam hal ini kita akan mengetahui ada tidaknya perbedaan nilai rata-rata kadar kalium, kalsium dan magnesium antar sampel. Maka diperoleh hasil P = 0.000
0.05 ini berarti terdapat perbedaan statistik yang signifikan antar sampel. Tetapi pada uji ini kita tidak bisa mengetahui perbandingan antar sampel yang mana dari
keempat sampel tersebut adanya perbadaan yang signifikan.
4.2.4 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Berdasarkan data kurva kalibrasi kalsium, kalium, natrium dan magnesium diperoleh batas deteksi dan batas kuantitasi untuk mineral tersebut. Batas deteksi
36 dan batas kuantitasi kalium, kalsium, natrium dan magnesium dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Kalium, Kalsium, Natrium dan
Magnesium
Mineral Batas Deteksi µgml
Batas Kuantitasi µgml Kalium
0,5264 1,7547
Kalsium 0,3381
1,1270 Natrium
0,0267 0,0892
Magnesium 1,2984
0,0318
Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa semua hasil yang diperoleh pada pengukuran sampel berada diatas batas deteksi dan batas kuantitasi. Perhitungan
batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dilihat pada Lampiran 11, halaman 79.
4.2.5 Uji Perolehan Kembali Recovery
Hasil uji perolehan kembali Recovery kalsium, kalium, natrium dan magnesium setelah penambahan larutan baku dalam sampel dapat dilihat pada
Lampiran 12, halaman 84. Perhitungan persen recovery kalium, kaslium, magnesium dan natrium pada sampel dapat dilihat pada Lampiran 13, halaman 86.
Persen recovery kalsium, kalium, dan natrium pada sampel dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Persen Uji Perolehan Kembali recovery Kalium, kalsium, natrium
dan magnesium pada Sampel
No Mineral yang
dianalisis Recovery
Syarat rentang persen Recovery 1.
Kalium 92,6917
80-120 2.
Kalsium 99,1419
80-120 3.
Natrium 99,8363
80-120 4.
Magnesium 102,1610
80-120
Berdasarkan Tabel 3.3 di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata hasil uji perolehan kembali recovery untuk kalium 92,6917, kalsium 99,1419,
natrium 99,8363, dan magnesium 102,1610.
37 Persen perolehan kembali tersebut menunjukkan kecermatan kerja yang
memuaskan pada pengujian kandungan kalium, kalsium, natrium dan magnesium pada sampel. Hasil yang diperoleh dari uji perolehan kembali recovery ini
memenuhi syarat akurasi yang telah ditetapkan, jika rata-rata hasil perolehan kembali berada pada rentang 80-120 Ermer dan McB. Miller, 2005.
4.2.6 Simpangan Baku Relatif