Kecermatan Accuracy Keseksamaan Validasi Metoda Analisis

17 1. Gangguan yang berasal dari matriks sampel yang mana dapat mempengaruhi banyaknya sampel yang mencapai nyala 2. Gangguan kimia yang dapat mempengaruhi jumlah banyaknya atom yang terjadi di dalam nyala. 3. Gangguan oleh absorbansi yang disebabkan bukan oleh absorbansi atom yang diananlisis; yakni absorbansi oleh molekul – molekul yang tidak terdisosiasi di dalam nyala. 4. Gangguan oleh penyerapan non–atomik non atomic absorption Rohman dan Gandjar, 2009. Cara mengatasi gangguan ini adalah dengan bekerja pada panjang gelombangyang lebih besar atau pada suhu yang lebih tinggi. Jika kedua cara ini masih belum bias membantu menghilangkan gangguan ini, maka satu-satunya cara adalah dengan mengukur besarnya penyerapan non-atomik menggunakan sumber sinar yang memberikan spoektrum kontinyu Rohman, 2009.

2.4 Validasi Metoda Analisis

Validasi metoda analisis adalah suatu penilaian yang terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya Harmita, 2004.

2.4.1 Kecermatan Accuracy

Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali recovery analit yang ditambahkan. Persen perolehan kembali dapat ditentukan dengan cara membuat sampel placebo eksepien obat, cairan biologis 18 kemudian ditambah analit dengan konsentrasi tertentu biasanya 80 samapai 120 dari kadar analit yang diperkirakan, kemudian dianalisis dengan metode yang akan divalidasi. Tetapi bila tidak memungkinkan membuat sampel placebo karena matriksnya tidak diketahui seoperti obat-obatan paten, atau karena analitnya berupa suatu senyawa endogen misalnya metabolit sekunder pada kultur kalus, maka dapat dipakai metode adisi. Metode adisi dapat dilakukan dengan menambahkan sejumlah analit dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis dengan metode tersebut. Persen perolehan kembaliditentukan dengan menentukan berapa analit yang ditambahkan tadi dapat ditemukan Harmita, 2004.

2.4.2 Keseksamaan

Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui pernyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen Harmita, 2004. Presisi harus dilakukan pada tiga tingkatan yang berbeda yaitu : keterulangan repeatibilility, presisi antara intermediate precision dan ketertiruan reproducibility Rohman, 2009. Pengujian presisi pada saat awal validasi metode seringkali hanya menggunakan dua parameter yang pertama, yaitu: keterulangan dan presisi antara. Reprodusibilitas biasanya dilakukan ketika akan melakukan uji banding antar laboratorium. Presisi sering kali diekspresikan dengan SD atau Standar Deviasi Relatif RSD dari serangkaian data. RSD dirumuskan dengan: ��� = �� �̅ �100 19 Keterangan: �̅ : Kadar rata-rata sampel SD : Standar Deviasi RSD : Relative Standard Deviation

2.4.3 Batas Deteksi dan Batas Kuantifikasi