Uji Perolehan Kembali Recovery Penentuan Batas Deteksi Limit of Detection dan Batas Kuantifikasi Uji Keseksamaan Presisi

27

3.5.6.3 Uji Analisis Of Variance ANOVA

Uji ANOVA merupakan jenis analisis parametrik. Uji ini digunakan untuk menguji ada tidaknya perbedaan nilai rata-rata secara signifikan pada variabel terikat pada 2 atau lebih kelompok. Jenis ANOVA yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji One way ANOVA.

3.5.6.4 Uji One way ANOVA

Uji ini digunakan untuk menganalisis satu variabel terikat berdasarkan satu variabel tidak terikat sebagai factor. Dimana kita ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan nilai rata-rata antara 2 kelompok atau lebih. Dalam penelitian ini kita ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan nilai rata-rata kadar mineral dari ke 4 sampel sawo. Jika probabilitas 0.05 ini berarti terdapat perbedaan statistik yang signifikan nilai rata-rata kadar mineral antar sampel.

3.5.6.5 Uji Kruskal-Wallis

Uji Kruskal-Wallis adalah uji nonparametrik yang digunakan untuk membandingkan tiga atau lebih data sampel. Uji ini dilakukan ketika asumsi ANOVA tidak terpenuhi atau dengan kata lain uji ini merupakan alternatif dari uji ANOVA. Bila probabilitas 0.000 lebih kecil dari 0.05 maka ini artinya terdapat perbadaan statistik yang signifikan antar kadar mineral dalam sampel.

3.5.7 Validasi Metode

3.5.7.1 Uji Perolehan Kembali Recovery

Uji perolehan kembali atau recovery dilakukan dengan metode adisi penambahan baku. Dalam metode adisi dengan menambahkan sejumlah larutan standar dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis. Persen perolehan kembali ditentukan dengan menentukan berapa persen analit 28 yang ditambahkan dapat ditemukan. Larutan baku yang ditambahkan yaitu 6 mL larutan baku kalsium konsentrasi 1000 µgmL, 10 mL larutan baku kalium konsentrasi 1000 µgmL, dan 1,5 mL larutan baku natrium konsentrasi 1000 µgmL. Sampel yang telah dihaluskan ditimbang secara seksama sebanyak 50 g di dalam krus porselen, lalu ditambahkan 6 mL larutan baku kalsium konsentrasi 1000 µgmL, 10 mL larutan baku kalium konsentrasi 1000 µgmL, dan 1,5 mL larutan baku natrium konsentrasi 1000 mcgmL, kemudian dilanjutkan dengan prosedur destruksi kering seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus di bawah ini Harmita, 2004: Perolehan Kembali = C F − C A C ∗ A × 100 Keterangan: C A = Kadar logam dalam sampel sebelum penambahan baku C F = Kadar logam dalam sampel setelah penambahan baku C ∗ A = Kadar larutan baku yang ditambahkan

3.5.7.2 Penentuan Batas Deteksi Limit of Detection dan Batas Kuantifikasi

Limit of Quantification Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan. Sebaliknya, batas kuantifikasi merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Batas deteksi dan batas kuantifikasi ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Harmita, 2004; Rohman dan Gandjar, 2007: Simpangan Baku = � ∑Y−Yi 2 n −2 Batas Deteksi LOD = 3× �� ����� Batas Kuantitasi LOQ = 10× �� ����� 29

3.5.7.3 Uji Keseksamaan Presisi

Uji keseksamaan atau presisi diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien variasi. Keseksamaan atau presisi merupakan ukuran yang menunjukan drajat kesesuaian antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan swcara berulang untuk sampel yang homogen. Nilai simpangan baku yang relatif yang memenuhi persyaratan menunjukan adanya keseksamaan metode yang dilakukan. Adapun rumus untuk menghitung simpangan baku relatif adalah Rohman dan Gandjar, 2007. ��� = �� �� × 100 Keterangan : �� = Kadar rata-rata sampel SD = Standar Deviasi RSD = Relative Standard Deviation 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dilakukan oleh bagian Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa tumbuhan yang digunakan adalah sawo dengan jenis Manilkara zapota L. P.Royen dari suku Sapotaceae. Data hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 42.

4.2 Analisis Kuantitatif

4.2.1 Kurva Kalibrasi Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium