xci dalam bacaan, 5 guru bertanya jawab dengan siswa tentang kata-kata kunci yang
terdapat  dalam  bacaan,  6  guru  menugasi  siswa  untuk  membuat  pertanyaan, menjawabnya  dan  membuat  rangkuman,  7  guru  menugasi  siswa  untuk
mengerjakan tes membaca pemahaman dan angket minat baca, 8 guru dan siswa melakukan  evaluasi  dari  tes  membaca  pemahaman  dan  refleksi  terhadap  proses
belajar  mengajar  yang  telah  dilakukan,  9  guru  memberikan  nasihat  agar  siswa banyak membaca untuk meningkatkan skemata, 10 guru menutup pelajaran.
Disepakati  pula  bahwa  tindakan  siklus  III  dilaksanakan  dalam  1  kali pertemuan  karena  sebagai  penguatan  kepada  siswa  tentang  penggunaan  metode
SQ3R  dalam  membaca  pemahaman.  Penelitian  akan  dilaksanakan    pada  hari Sabtu, 14 Februari 2009.
b. Pelaksanaan Tindakan
Seperti  yang  telah  direncanakan  siklus  III  dilaksanakan  dalam  1  kali pertemuan  yaitu  Sabtu,  14  Februari  2009  di  ruang  kelas  X.3  SMA  Negeri  1
Sumberlawang. Siklus  III  dilaksanakan  pada  jam  pertama  07.00-08.30  WIB.
Langkah-langkah  yang  dilaksanakan  guru  dalam  pembelajaran  membaca pemahaman  pada  siklus  III  ini  sebagai  berikut:  1  guru  membuka  pelajaran
dengan  mengucap  salam,  2  guru  mengondisikan  kelas  dengan  melakukan presensi,  3  guru  memberikan  apersepsi  tentang  membaca  pemahaman  dan
metode  SQ3R,  4  guru  membagikan  sebuah  bacaan  yang  berjudul  “Relaksasi Termudah  dan  Termurah”  yang  diambil  dari  buku  paket  Bahasa  Indonesia  SMA
kelas X,  5 guru bertanya jawab dengan siswa tentang kata-kata sukar dan kata kunci,  6  guru  memandu  siswa  dalam  membuat  pertanyaan,  menjawab
pertanyaan, dan membuat rangkuman, 7 guru membagikan soal tes pemahaman isi dan angket minat baca, 8 siswa mengerjakan tes pemahaman isi dan angket
minat  baca,  9  guru  mengumpulkan  pekerjaan  siswa,  10  guru  memberikan nasihat agar siswa banyak membaca untuk meningkatkan skemata siswa, dan 11
guru menutup pelajaran. Pada kesempatan tersebut, peneliti menyampaikan terima kasih pada siswa serta guru yang telah membantu penelitian. Pada tahap ini, guru
bertindak  sebagai  pemimpin  jalannya  kegiatan  pembelajaran  membaca
xcii pemahaman di kelas, sedangkan peneliti hanya bertindak sebagai partisipan pasif
yang memantau serta mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.
Gambar 15. Guru menjelaskan kata-kata sukar dalam artikel yang dibaca siswa
Gambar 16. Siswa mengerjakan tes membaca pemahaman dengan metode SQ3R pada artikel berjudul “Relaksasi Termudah dan Termurah”
c. Observasi dan Interpretasi
Observasi dilaksanakan saat pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode SQ3R yang berlangsung yaitu pada hari Sabtu, 14 Februari
2009  pukul  07.00–08.30  WIB  jam  pelajaran  1-2.  Seperti  pada  siklus sebelumnya,  observasi  difokuskan  pada  situasi  pelakasanaan  pembelajaran,
kegiatan  yang  dilaksanakan  guru  serta  aktivitas  siswa  dalam  pembelajaran membaca  pemahaman.  Pada  observasi  ini,  peneliti  menggunakan  pedoman
observasi  sebagaimana  terlampir.  Pada  saat  observasi,  peneliti  bertindak  sebagai partisipan pasif dan duduk di bangku paling belakang. Sesekali, peneliti berada di
samping dan depan kelas untuk mengambil gambar.
xciii Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti diperoleh hasil sebagai beikut.
Pada  siklus  III  ini,  guru  mengaplikasikan  solusi  yang  telah  disepakati  dengan peneliti  untuk  mengatasi  kekurangan  pada  proses  pembelajaran  membaca
pemahaman pada siklus II. Guru mengucapkan salam untuk mengondisikan kelas, siswa  berdoa  kemudian  guru  melakukan  presensi.  Pada  hari  itu  semua  siswa
masuk  sehingga  jumlah  siswa  yang  mengikuti  pembelajaran  adalah  39  siswa. Pada kegiatan awal ini minat siswa tampak tinggi yang terlihat dari sikap senang
dan  semangat  para  siswa.  Langkah  selanjutnya,  guru  memberikan  apersepsi tentang  materi  membaca  pemahaman  dan  metode  SQ3R  untuk  menyegarkan
ingatan  siswa.  Lalu  guru  membagikan  artikel  berjudul  “Relaksasi  Termudah  dan Termurah” yang diambil dari buku paket sekolah. Kemudian guru meminta siswa
melakukan  survey  terhadap  bacaan  tersebut.  Selesai  melakukan  survey,  siswa bertanya pada guru mengenai kata-kata sukar yang terdapat dalam artikel tersebut.
Kemudian  guru  menjelaskan  arti  kata  tersebut.  Pada  saat  pembelajaran berlangsung siswa terlihat kesediaannya membaca artikel  yang  diberikan  dengan
kemauannya  sendiri.  Tidak  tampak  siswa  yang  malas  dan  sibuk  dengan aktivitasnya  sendiri.  Setelah  siswa  membaca  secara  sungguh-sungguh  artikel
tersebut  dengan  menggunakan  metode  SQ3R,  siswa  diminta  untuk  mengerjakan tes  membaca  pemahaman.  Para  siswa  terlihat  begitu  sungguh-sungguh  dan
konsentrasi  dalam  mengerjakan  soal.  Mereka  tertarik  untuk  mendapatkan  hadiah bila  mereka  telah  menyelesaikan  pekerjaan  mereka  dan  bila  hasil  pekerjaan
mereka  bagus.  Ssetelah  mereka  selesai  mengerjakan  latihan,  soal  dibahas bersama-sama. Guru memberikan pujian kepada siswa dengan kata “Bagus” atau
“Baik  Sekali”  bagi  siswa  yang  mendapat  nilai  baik  dan  guru  juga  berpesan  agar siswa banyak membaca di manapun berada.
Setelah selesai mengadakan evaluasi, peneliti menyampaikan terima kasih kepada seluruh siswa dan guru yang telah membantu penelitian. Pada kesempatan
yang  sama  peneliti  juga  memberikan  kenang-kenangan  pada  siswa  dan  guru sebelum  siklus  diakhiri.  Lalu  guru  menutup  pelajaran.  Pada  tahap  ini,  guru
bertindak  sebagai  pemimpin  jalannya  pembelajaran  membaca  pemahaman  di dalam kelas, sedangkan peneliti hanya sebagai partisipan pasif.
xciv Berdasarkan  angket  dan  hasil  pengamatan,  minat  membaca  siswa
mengalami  peningkatan.  Tingkat  tertinggi  minat  membaca  siswa  pada  siklus  III ini adalah “baik sekali” sebanyak 2 siswa. Tingkat terendah minat membaca yaitu
“kurang sekali”. Pada siklus III ini tejadi peningkatan nilai rata-rata kelasnya yaitu dari    68  menjadi  70.  Hal  itu  berarti  terjadi  peningkatan  tingkat  minat  membaca
kelas  dari  “kurang”  menjadi  “sedang”.  Perolehan  nilai  angket  minat  membaca dapat dilihat pada lampiran 44. Peningkatan tersebut tampak jelas  pada grafik dan
tabel perbandingan nilai angket membaca di bawah ini.
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Nilai
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Nomor Urut siswa
Gambar 17. Grafik Perbandingan Nilai Angket Minat Membaca
P rasiklus Siklus I
Siklus II Siklus III
Berdasarkan  grafik  tersebut  dapat  dilihat  mengenai  hasil  nilai  minat membaca  yang  diperoleh  setiap  siswa.  Garis  yang  ditunjukkan  memberikan
informasi  mengenai  skor  nilai  yang  diperoleh  siswa.  Siswa  dengan  nilai  rendah tergambar  dengan  garis  yang  lebih  pendek,  sedangkan  siswa  dengan  nilai  tinggi
tergambar dengan  garis  yang lebih tinggi. Berdasarkan  grafik perbandingan nilai minat membaca  pada pratindakan, siklus I, siklus II, dan siklus III menunjukkan
bahwa nilai minat membaca siswa pada siklus III lebih baik daripada nilai minat membaca  pada  siklus-siklus  sebelumnya.  Hal  ini  terlihat  pada  garis  yang
tergambar lebih tinggi pada siklus III jika dibandingkan dengan garis pada siklus- siklus sebelumnya.
xcv Tabel 16. Perbandingan Nilai Angket Minat Membaca
Jumlah Siswa No.
Nilai Pretes
Siklus I Siklus II
Siklus III Keterangan
1. 90- 100
1 2
Baik Sekali 2.
80- 89 2
2 5
Baik 3.
70- 79 3
9 16
20 Sedang
4. 60- 69
10 18
14 6
Kurang 5.
≤59 25
9 6
6 Kurang Sekali
Jumlah 38
38 39
39 Rata- rata
55, 57 64, 15