DISKuSI PENEMuAN Bidang Sport Science & Penerapan Iptek Olahraga KONI Pusat
Jurnal Iptek Olahraga, Volume I
|
No. 1 Dampak Penerapan “Complex Training” Terhadap Peningkatan Kemampuan Dinamis Anaerobik
| 27 Untuk kemampuan kelincahan agility peningkatan yang terjadi
juga signifikan dari rata-rata 7,91 detik menjadi 7,41 detik, terpaut lebih singkat 0,50 detik. Hal ini menunjukkan hasil yang sangat baik
peningkatnnya untuk cabang olahraga yang membutuhkan kemampuan agility. Pelatihan kekuatan maksimal yang adekuat ternyata memberikan
dampak yang siginifikan peningkatnnya terhadap kemampuan agility, hal ini ditunjukkan dengan kemampuan “break” saat harus merubah arah
akselerasi. Gerakan ketika merubah arah ini benar-benar membutuhkan kemampuan kekuatan maksimal karena harus melakukan pengereman dan
dengan segera membalikkan badan untuk segera melakukan perubahan arah. Jika kemampuan kekuatan maksimal otot tungkainya tidakkurang
baik maka kecil kemungkinan untuk bisa melakukan gerakan ini lebih cepatlebih lincah
Untuk kemampuan lainnya seperti power dan kekuatan maksimal sudah bisa diyakinkan akan terjadi peningkatan yang signifikan karena pelatihan
“complex training” bericirikan penggabungan dua komponen kemampuan tersebut, sehingga peningkatan yang terjadi sangat siginifikan.
Hasil temuan data berdasarkan penggabungan kemampuan anaerobik bersifat alaktasid, yang terdiri dari kemampuan speed, agility, power, dan
kemampuan kekuatan maksimal menunjukkan peningkatan yang signifikan. dari hasil perlakuan “complex training”. Rata-rata peningkatannya sebesar
3.05, yaitu dari rata-rata 50.00 menjadi 53.05. Hal ini mengisyaratkan bahwa jika hendak meningkatkan kemampuan yang bersifat anaerobik
yang alaktasid tersebut sebaiknya memanfaatkan pelatihan kekuatan yang intensif dan eksklusif, karena pelatihan complex training menunjukkan
kekhasan dalam pelatihan yang bersifat anaerobik alaktasid yang memfasilitasi kemampuan akselerasi gerakan sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan kemampuan ini.
Temuan lain dari kemampuan ini adalah adanya peningkatan yang konsisten dari masing-masing anggota sampel setelah perlakuan complex
training pada keempat kemampuan anaerobik alaktasid tersebut. Temuan pada kemampuan speed endurance yang juga mengalami
peningkatan yang signifikan ditandai dengan peningkatan rata-rata kecepatan lari per 50 meternya untuk menempuh jarak 150 meter sprint.
Perubahan difisit waktu antar jarak tersebut sebesar rata-rata kurang dari
JUARA
|
Januari – April 2013
28 |
Dikdik Djafar Sidik, Dkk.
0.50 detik. Dan, peningkatan rata-rata sebesar 0.27 detik merupakatan catatan waktu yang signifikan. Hal ini seperti yang sering terjadi pada
perlombaan dalam nomor sprint di atletik. Waktu tersebut sangat bermakna untuk menentukan siapa yang menjadi terbaik walaupun berbeda 0,01
detik. Ini merupakan kemampuan mempertahankan percepatan langkah secara maksimal.
Pada kemampuan daya tahan kelincahan agility endurance ditemukan peningkatan rata-rata sebesar 1,28 detik. Suatu perubahan peningkatan
yang sangat signifikan karena meningkatnya lebih dari 1 detik. Hal ini tentu disebabkan oleh kemampuan menahan berat badan saat berhenti
medadak yang kemudian melakukan gerakan merubah arah secara cepat, kemampuan ini pasti disebabkan oleh peningkatan kemampuan kekuatan
maksimal otot tungkai yang menjadi lebih baik. Sehingga mampu kemudian melakukan akselerasi dan mempertahankannya untuk jumlah pengulangan
yang cukup banyak.
Power endurance yang merupakan kemampuan gabungan dari kemampuan kecepatan, kekuatan, dan daya tahan menunjukkan kualitas
yang sangat kompleks. Peningkatan rata-rata dari kemampuan power endurance otot tungkai sebesar 107 m untuk tungkai kanan dan 1,15 m
untuk tungkai kiri merupakan angka peningkatan yang signifikan. Jika diimplementasikan dalam kebutuhan kemampuan power endurance ini
untuk perlombaan nomor lompat dalam atletik sudah bisa dipastikan sangat signifikan.
Temuan pada kemampuan daya tahan kekuatan otot tungkai yang mengalami peningkatan sangat signifikan rata-rata 38,17 kali pengulangan
merupakan modal dasar untuk mampu mempertahankan performa baik dalam bentuk speed, agility, power, maximum strength, speed endurance, agility
endurance, maupun power endurance. Dengan peningkatan kemampuan daya tahan kekuatan otot maka peluang untuk bertahan dalam setiap
melakukan gerak menjadi lebih besar.
Untuk kemampuan yang bersifat anaerob laktasid seperti: “speed endurance, agility endurance, power endurance, dan strength endurance”,
pelatihan inipun memberikan dampak yang siginifikan. Temuan dari hasil perlakuan yang secara penghitungan volume latihan memenuhi syarat
pelatihan daya tahan, yaitu jumlah pengulangan yang cukup banyak total
Jurnal Iptek Olahraga, Volume I
|
No. 1 Dampak Penerapan “Complex Training” Terhadap Peningkatan Kemampuan Dinamis Anaerobik
| 29 repetisinya yaitu mencapai jumlah 12–24 untuk beban maksimal dan 180
kali lompatan. Untuk kemampuan anaerobik bersifat laktasid yang menggabungkan
kemampuan speed endurance, agility endurance, power endurance, dan strength endurance nampak pada perubahan peningkatan masing-masing anggota
sampel yang memiliki kelebihan pada satu komponen namun masih lemah pada komponen lain sehingga akumulasi kemampuan menjadi berubah.
Hal ini sejalan dengan prinsip individualisasi yang menyatakan bahwa setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda dan kemampuan
anaerobik yang laktasid sangat dipengaruhi oleh kemampuan aerobik terutama manfaat pemulihan dan ketikan menghindari cepat datangnya
kelelahan.
Seperti terlihat pada grafik 13 bahwa terdapat 6 sampel yang mengalami penurunan kemampuan setelah dijadikan skor gabungan. Hal ini yang
luput dari pemantauan adalah variabel lain seperti dasar kemampuan aerobiknya. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan anaerobik yang
hendak ditingkatkan secara eksklusif harus memenuhi syarat kemampuan aerobik yang sudah cukup baik.
Begitu juga dengan skor gabungan yang diperoleh dari hasil kemampuan anaerobik yang alaktasid dengan anaerobik yang laktasid menunjukkan
perubahan peningkatan yang belum signifikan. Hal ini disebabkan karena nilai gabungan anaerobik laktasid yang tidak signifikan sehingga
berpengaruhi terhadap kemampuan anaerobik secara keseluruhan. Temuan lain dari kemampuan ini adalah meyakinkan bahwa kemampuan anaerobik
dipengaruhi oleh kemampuan yang bersifat daya tahan aerob.
Hal lain yang menjadi temuan penelitian adalah tentang aspek psikologis yaitu adanya kepercayaan diri yang cukup tinggi dari setiap
atletpemain ketika melakukan pergerakan dalam kecabangan olahraga dalam hal ini permainan futsal, seperti ketika mereka melakukan sikap
tumpuan untuk melakukan gerakan “shooting” bola ke gawang. Nilai positif lain yang dirasakan adalah kemampuan kualitas otot menjadi lebih
padat muscle density sehingga menjadi lebih kokoh saat melakukan pergerakan. Namun perubahan kemampuan aerob perlu dicermati untuk
ditindaklanjuti melalui kajian penelitian berikutnya.
JUARA
|
Januari – April 2013
30 |
Dikdik Djafar Sidik, Dkk.