KAjIAN TEORITIK Bidang Sport Science & Penerapan Iptek Olahraga KONI Pusat

Jurnal Iptek Olahraga, Volume I | No. 1 Dampak Penerapan “Complex Training” Terhadap Peningkatan Kemampuan Dinamis Anaerobik | 11 a Direct phosphorylation [coupled reaction of creatine phosphate CP and ADP b Anaerobic mechanism glycolysis and lactic acid formation Energy soueces: CP Energy soueces: glucose Oxygen use: None Products: 1 ATP per CP, creatine Duration of energy provision: 15 s. Oxygen use: None Products: 2 ATP per glucose, lactic acid Duration of energy provision: 30-60 s. Gambar 1. Metabolisme Otot: Energi untuk kontraksi Sumber:www.slideshare.netjorrlvhuman anatomy physiologymuscle-energi-sistem Kemampuan fisik yang termasuk dalam system kerja anaerobik yang pertama atau disebut dengan kemampuan anaerobik alaktasid adalah kemampuan kecepatan gerak, baik dalam bentuk Speed, Agility, maupun Quickness. Banyak cabang olahraga yang membutuhkan komponen- komponen tersebut baik secara tersendiri yaitu: hanya membutuhkan kemampuan Speed saja, atau Agility saja, namun banyak cabang olahraga yang membutuhkan gabungan dari kemampuan-kemampuan tersebut. Selain kemampuan kecepatan gerak, kemampuan lain yang system kerjanya berdasarkan sumber energi anaerob adalah kemampuan kekuatan yang cepat power. Kemampuan anaerobik alaktasid adalah kemampuan tubuh dimana mekanisme penyediaan energi untuk mewujudkan gerak eksplosif yang tidak bergantung pada kebutuhan O 2 dan geraknya hanya dapat berlangsung dalam beberapa detik saja, serta hasil pembakaran energinya tidak menghasilkan asam laktat. Sistem energi anaerobik alaktasid menggunakan sistem energi ATP- PC, artinya Adenosin Triphospate bekerja bersama-sama dengan creatine postat dalam meningkatkan kinerja sistem energinya. Sistem ATP-PC ini hanya bisa berlangsung dalam kurun waktu yang singkat, tidak lebih dari 10 detik. Sistem kerjanya tidak menggunakan O 2 dan pembakarannya tidak menghasilkan asam laktat Tattam www.slideshare.netjorrflveffect JUARA | Januari – April 2013 12 | Dikdik Djafar Sidik, Dkk. of training on the energi-sistem; Matthew Fox, 1971. Gambar 2.2 ATP Energi Cycle Sumber:http:www.lammerouge.jecontent3_factsheetsconstantanaerobik.htm Kemampuan fisik yang termasuk dalam system kerja anaerobik yang kedua atau disebut juga kemamapuan anaerobik laktasid adalah kemampuan kecepatan gerak yang dapat dipertahankan dalam waktu yang lebih lamaatau kecepatan maksimal yang konsisten dalam jumlah pengulangan yang cukup banyak, seperti kemampuan Speed yang dipertahankan dalam durasi yang relative panjang atau Speed Endurance, kemampuan Agility yang dapat bekerja dalam waktu yang lama atau Agility Endurance, kemampuan power yang dipertahankan dalam durasi atau pengulangan yang lama yang juga disebut dengan istilah Power Endurance, dan kemampuan kekuatan otot yang dipertahankan dalam waktu yang cukup lama atau Strength Endurance. Sistem ini yang beroperasi tanpa menggunakan O 2 untuk membantu memulihkan pasokan ATP dalam otot adalah sistem asam laktat. Sistem ini melibatkan pemecahan parsial glukosa untuk membentuk asam laktat. Sistem ini yang dilibatkan oleh tubuh manusia sebagai kemampuan anaerobik laktasid. Energi yang disediakan oleh sistem ini untuk tubuh adalah penting karena menyediakan pasokan cepat ATP untuk tubuh yang membantu dalam ledakan singkat intens kegiatan yang biasanya berlangsung dari sekitar 30-60 detik dan dapat bertahan hingga 2 menit. Jika intensitas dari kegiatan ini dapat dipertahankan maka asam laktat kemudian akan terakumulasi dalam otot. Jurnal Iptek Olahraga, Volume I | No. 1 Dampak Penerapan “Complex Training” Terhadap Peningkatan Kemampuan Dinamis Anaerobik | 13 Glycogen Pyrucic Acid lactic Acid Glucose Insufi- cleni Oqygen ADP+P ATP Gambar 2.3 Sistem Glikolisis Sumb er:http:www.lammerouge.jecontent3_factsheetsconstantanaerobik.htm Hakikat Complex Training adalah metode latihan yang menggabungkan pelatihan kekuatan yang bersifat maksimal melalui koordinasi intramuscular Neural Activation dengan latihan kekuatan yang eksplosif, sehingga diharapkan hasil pelatihannya adalah mampu meningkatkan komponen strength dan power Ward,2009. Complex training adalah suatu metode latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kondisi fisik seorang atlet dimana atlet melakukan latihan kekuatan dengan intensitas tinggi yang ditransfer ke dalam latihan pliometrik dengan tuntutan biomekanika yang sama kelompok otot yang sama atau persendian yang sama dari latihan kekuatan tersebut Docherty et al, 2004; Shepperd,2008; MacKenzie,2007. Sebagai contoh: 1a Squat:2-4 repetisi 80-90 1b Jump Squat: 10 repetisi Atau 1a Bench Press: 2-4 repetisi 80-90 1b Clap Push up: 10repetisi Teori dasar dari complex training ini adalah dengan mengambil keuntungan dari potential post-activation. Potential post-activation adalah suatu fenomena, yang terjadi ketika kekuatan otot meningkat yang didapat dari proses kontraksi selama latihan. Jadi, dalam contoh di atas, melakukan bentuk Squat dengan beban berat akan menyebabkan peningkatan dalam hal kekuatan otot, yang secara teoritis meningkatkan kekuatan output jump squat. Mengenai kombinasi antara latihan kekuatan dengan intensitas yang tinggi kemudian ditransferkan ke latihan pliometrik itu sendiri mempunyai hubungan antara satu dengan yang lainnya. Metode latihan ini bekerja berdasarkan sistem syaraf serta pada saat yang bersamaan mengaktifkan serat otot kedut cepat. Latihan kekuatan dengan intensitas yang tinggi mengaktifkan serat otot kedut cepat serat JUARA | Januari – April 2013 14 | Dikdik Djafar Sidik, Dkk. otot kedut cepat ini bertanggung jawab terhadap aktifitas power yang eksplosif. Pada latihan yang berikutnya yaitu latihan pliometrik serat-serat otot yang tadinya diaktifkan pada latihan kekuatan tadi, kali ini digunakan atau dipakai. Selama aktifitas ini berlangsung otot-otot mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk beradaptasi. Bentuk latihan complex training yang intensif dapat melatih serat otot kedut lambat untuk bekerja layaknya serat otot kedut cepat. Apabila hal tersebut terjadi, maka bisa dibayangkan bagaimana hasilnya terhadap kemampuan fisik seorang atlet, sudah dapat dipastikan luar biasa dampaknya. Penerapan complex training merupakan metode yang diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan yang bersifat anaerob, seperti kemampuan kecepatan geraknya dalam bentuk speed, agility, atau powernya, maupun kemampuan yang bersifat daya tahan kecepatan seperti daya tahan kecepatan dalam bentuk speed speed endurance, agility agility endurance, dan juga power otot yang bisa dipertahankan dalam waktu yang lama atau dalam jumlah pengulangan yang banyak power endurance.

C. METODOlOGI PENElITIAN

Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan disain “one group pretest and posttest”. Adapun rancangan penelitian ini adalah: Jurnal Iptek Olahraga, Volume I | No. 1 Dampak Penerapan “Complex Training” Terhadap Peningkatan Kemampuan Dinamis Anaerobik | 15 Gambar 2. Desain penelitian Tempat dan waktu Penelitian dilaksanakan di Fitness Center mulai bulan Juli sampai dengan November 2011. Pelaksanaan latihan dilakukan 3 kali dalam satu minggu tergantung pada tujuan latihannya sesuai dengan ketentuan prinsip dan norma pembebanan latihan dalam mencapai tujuan latihan fisik. Subjek Penelitian yang diambil adalah para mahasiswi yang tergabung dalam unit kegiatan olahraga prestasi futsal mahasiswa puteri sejumlah 12 orang. Instrumen Penelitian yang digunakan untuk melaksanakan proses dan mengumpulkan data berupa program latihan untuk “Complex Training” dan beberapa item tes untuk mengetahui kemampuan Anaerob, seperti: 1. Tes Kecepatan Gerak dalam bentuk a. Speed: Sprint 20 meter b. Agility: Shuttle run 4m x 5 shuttle 2. Tes Kekuatan yang Cepat: a. Power: St, Broad Jump 3. Tes Daya Tahan Kecepatan: a. Speed Endurance: Tes Sprint 150 meter b. Agility Endurance: 10 m x 10 rep 4. Tes Power Endurance Stamina Otot: a. Power Endurance: Tes Lompat 10 Hop