uji Normalitas uji homogenitas

JUARA | Januari – April 2013 46 | Dr. Sapta Kunta Purnama apabila nantinya antara kelompok 1 dan kelompok 2 terdapat perbedaan, perbedaan tersebut benar–benar karena adanya perbedaan rata-rata nilai yang diperoleh.

K. PENGujIAN hIPOTESIS

Pengujian Hipotesis pada dasarnya merupakan langkah untuk menguji apakah pernyataan yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan teknik analisis t-test dengan taraf signifikansi 5. Rangkuman hasil perhitungan t-test dapat dilihat pada table 3, sebagai berikut: Tabel 3: Rangkuman hasil T-Test Keterampilan Bulutangkis pada Taraf Signiikasi α = 0,05. Data db t hitung t tabel Keterangan Tes Keterampilan Bulutangkis 30 4,3533 1.67 Signiikan Berdasarkan hasil uji t data dan tes Keterampilan Bulutangkis kelompok kontrol dan kelompok imagery diperoleh penghitungan t sebesar 4,3533 sedang angka batas penolakan hipotesis nol dalam tabel adalah 1,67. Ternyata lebih besar dari angka batas penolakan hipotesis nol, dengan demikian hipotesis nol ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh signifikan latihan imagery terhadap keterampilan bulutangkis.

l. KESIMPulAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Terdapat pengaruh signifikan latihan imagery terhadap keterampilan bulutangkis pada mahasiswa JPOK FKIP UNS. Hasil uji perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok imagery tersebut diperoleh t hitung sebesar 4,3533 t tabel = 1,67. Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dikemukakan di atas maka disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Bagi para Pembina, pelatih dan guru penjaskes dalam upaya meningkatkan hasil belajar keterampilan motorik hendaknya menggunakan pendekatan mengajar atau latihan imagery. Jurnal Iptek Olahraga, Volume I | No. 1 Latihan Imagery | 47 2. Dalam proses merencanakan program latihan imagery hendaknya harus disesuaikan dengan teori-teori latihan mentah mental training yang telah dibuktikan manfaatnya. 3. Bagi para peneliti lain disarankan untuk meneliti penerapan model latihan mental yang lain yang dapat mendukung tercapainya percepatan prestasi olahraga. DAFTAR PuSTAKA Bird, Anne Marie dan Bernette Cripe 1986. Psychology and Sport Behavior, Santa Clara: Times MirrorMosby College Publishing. Bompa, Tudor O. 1983. Theory and Methodology of Training, IOWA: KendallHunt Publishing Company. Drowatzky, Jonh N., Motor Learning principles and Practices, Minnesota: Burgess Publishing Company. 1975. Fox, Edward L. 1984. Sport physiology, Holt: W.B. Saunderts Company. Lutan, Rusli et al., Manusia dan Olah Raga, Bandung: ITB dan FPOK-IKIP Bandung, Tanpa tahun ___, Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 1988 Porter, Kay dan Judy Foster 1`986. The Mental Athlete, New York: Ballantine Books. Rushall, Brent S., Imagery Training in Sports, San Diego: Sports Science Associates. 1991. Singgih D. Gunarsa 1996 Psikologi Olahraga: Teori dan Taktik, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. -----, Psikologi Olahraga, Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. 1989 Tutko, Thomas dan Umberto Tosi 1976. Sports Psyching, Los Angeles: JP. Tarccher, Inc. Yessis, Michael dan Turbo, Richard, Rahasia Kebugaran dan Pelatihan Olahraga Soviet. terjemahan. Bandung: ITB Bandung, 1993.