Potensi Pasar Kajian Ekowisata Pada CTN Nantu-Boliyohuto
                                                                                117
Gambar 5.12 Peta Penutupan Lahan di CTNNB
Analisis Sensitivitas Satwa dan Tumbuhan
Kawasan  CTN  Nantu-Boliyohuto  memiliki  keanekaragaman  hayati  yang cukup  tinggi,  dengan  tumbuhan  sebanyak  204  jenis,  49  jenis  burung  24  jenis
diantaranya merupakan endemik Sulawesi, dan mamalia  yang mendiami hampir seluruh  tipe  habitat  kawasan  hutan  hujan  tropis  CTNNB.  Penelitian  Dunggio
2005  pada  kawasan  SM  Nantu  menghasilkan  peta  penyebaran  satwa  dan tumbuhan endemik dan dilindungi, yang dilakukan dengan pendekatan tipe habitat
sebagai tempat hidup dan berkembangbiak, serta daerah jelajahnya. Habitat adalah suatu  lingkungan  dengan  kondisi  tertentu  dimana  suatu  spesies  atau  komunitas
hidup,  sedangkan  daerah  jelajah  home  range  adalah  luas  areal  yang  digunakan suatu  kelompok  satwa  dari  suatu  spesies  dalam  melakukan  aktivitasnya  pada
kurun waktu tertentu Rowe, 1996. Daerah jelajah terbentuk berdasarkan jelajah harian  suatu  kelompok  yang  merupakan  rata-rata  jarak  tempuh  suatu  kelompok
dalam melakukan aktivitas hariannya. Sesuai  dengan  tujuan  penunjukan  saat  ini,  SM  Nantu  yang  merupakan
bagian  CTNNB,  merupakan  kawasan  perlindungan  satwa  endemik  antara  lain babirusa  dan  anoa,  sehingga  dalam  kajian  ini  parameter  sensivitas  satwa
dihasilkan dari analisa  daerah jelajah babirusa dan anoa. Daerah jelajah babirusa dan  anoa  dianalisa  berdasarkan  penampakan,  jejak,  korotan,  spot  pakan,  dan
kubangan. Penelitian  Clayton  1996  tentang  habitat  dan  perilaku  babirusa  di  SM
Nantu  seluas  32.000  ha,  memperkirakan  terdapat  500  ekor  babirusa,  namun jumlah  ini  terus  menurun  karena  tingginya  tingkat  kerusakan  hutan  dan
perburuan.    Habitat  babirusa  berupa  hutan  hujan  dataran  rendah,  menyukai kawasan  hutan  dimana  terdapat  aliran  sungai,  sumber  air,  rawa,  dan  cerukan-
cerukan  air  yang  memungkinkannya  mendapatkan  air  minum  dan  berkubang. Satwa ini mengunjungi tempat-tempat air dan tempat mengasin salt-lick secara
teratur untuk
mendapatkan garam-garam
mineral untuk
membantu pencernaannya. Sebagai herbivora babirusa menyukai makanan berupa dedaunan
dari  jenis  pohon  kayu  kuning,  gondal  dan  daun  meranti  yang  jatuh.  Selain  itu babirusa  juga  menyukai  jenis  umbi-umbian  seperti  kilo,  tunas  globa  dan  rebung,
juga  jamur  dan  buah-buahan  seperti  mangga.  Kadangkala  babirusa  terlihat  suka
mengais  pohon-pohon  tumbang  yang  telah  membusuk,  kemungkinan  untuk mendapatkan  sumber  protein  hewani  berupa  ulat  atau  cacing.  Makanan  utama
babirusa  adalah  berbagai  jenis  buah,  namun  satwa  ini  juga  mengkonsumsi  buah, daun, rumput, dan bahan-bahan dari satwa diantaranya daging, ikan, burung dan
serangga  dalam  jumlah  yang  kecil.  Wilayah  jelajah  babirusa  menggunakan minimum convex polygon berkisar 0,8-12,8 km2 Clayton 1996.
Secara  umum,  karakteristik  habitat  anoa  yaitu  hutan  rapat  yang  terdiri  dari beberapa strata tajuk, kombinasi dari pohon tinggi, perdu, semak belukar, tegakan
bambu.  Komposisi  jenis  tumbuhan  yang  ada  merupakan  jenis-jenis  yang  dapat dimakan  oleh  anoa  baik  daun,  pucuk,  terubusan,  bungan  bahkan  buahnya.  Pada
habitat  itu,  terdapat  sumber  air  baik  berupa  air  yang  mengalir  seperti  sungai, danau  dan  rawa  atau  berupa  cerukan-cerukan  air.  Secara  umum  anoa  dataran
rendah  ditemukan  mulai  dari  hutan  pantai  sampai  hutan  pada  ketinggian  sekitar 1000  m  dpl,  dengan  kisaran  suhu  udara  harian  22-27
C,    Anoa  dataran  rendah menyukai  hutan  di  sepanjang  aliran  sungai  yang  disebut  hutan  riparian.  Anoa
membutuhkan  air  setiap  hari  baik  untuk  minum  maupun  untuk  berendam  ketika terik  matahari  menyengat.  Karena  itu  aktivitas  anoa  tidak  jauh  dari  sumber
sumber  air  berupa  sungai,  mata  air,  rawa  dan  danau,  terlebih  dalam  musim kemarau  dimana  persediaan  air  di  dalam  hutan  terbatas.  Meskipun  anoa  dapat
dijumpai  pada  radial  yang  agak  jauh  dari  sumber  air  namun  anoa  akan  selalu mempertimbangkan  bahwa  wilayah  jelajah  hariannya  tetap  ada  air.  Anoa
membutuhkan air
setiap hari,
baik untuk
minum maupun
untuk berkubang.Demikian  pula  hutan  bambu  sangat  disukai  anoa  Mustari,
http:www.scribd.comdoc22143969Kharakteristik-Habitat-Anoa Selain  melalui  perjumpaan  langsung,  kehadiran  anoa  dalam  Kawasan
CTNNB  dapat  diketahui  dari  jejak  yang  ditinggalkannya  baik  berupa  jejak  kaki maupun  kotorannya  serta  tempat  anoa  berkubang  dan  berendam  Gambar  5.13..
Pada beberapa batang pohon, sering terdapat lumpur gesekan badan anoa setelah berkubang. Selain itu anoa memiliki kebiasaan mengasah tanduknya dengan cara
menggosokkannya pada batang pohon tertentu. Bekas renggutan makan anoa pada tumbuhan  bawah  juga  dapat  menjadi  petunjuk  keberadaannya.  Jejak  anoa  juga
dapat berupa tulang belulang yang ditinggalkan oleh anoa yang mati secara alami
                                            
                