Zoning textzoning statementlegal text: berisi aturan

Diterima Ditolak Sumber: Hasil olahan dari PerMenHut No. P.56Menhut-II2006 Gambar 2.3. Flowchart tahapan penetapan zonasi taman nasional Survey analisa Penyusunan Draft Rancangan Zonasi Konsultasi Publik Rekomendasi Pemda  Nilai biodiversitas, arkeologi, DTW, potensi Jasling  Data spatial: tanah, geologi, iklim, topografi, geomorfologi, land use  Sosekbud masyarakat  oceanografi  Peta rancangan zonasi  Uraian potensi global  Batas geografi zona  Kegiatan yang boleh tidak boleh pada tiap zona  Pembahasanpenyempurnaan  Berita acara dan peta hasil kesepakatan ditandatangani wakil- wakil para pihak dan wakil Balai  Bahan rekomendai Pemda Pengiriman dokumen ke direktur teknis  Rekomendasi pemerintah daerah  Buku data dan analisa Persetujuan direktur teknis Ka BTN Tata batas zonasi  Pemancangan patok batas  Penyusunan BA pemancangan patok batas Penetapan  Penandatanganan BA yang telah disetujui direktur  penandatanganan BA tata batas zonasi Buku Penataan Zonasi Ka BTN Pengesahan DirJen Instansi terkait Ka BTN menetapkan draft final penataan zonasi Penilaian Direktur teknis Buku Penataan Zonasi yang telah disahkan Selesai Mulai  Pembentukan Tim Kerja  Penyusunan rencana kerja Pengesahan Ka BTN Distribusi:  Eselon I Dephut  Eselon II PHKA  GubernurBupatiWalikota  Disseminasi kepada publikpara pihak 2.3. Pariwisata 2.3.1. Definisi Pariwisata Douglass 1982, mengemukakan bahwa aktifitas wisata adalah penggunaan waktu luang yang menyenangkan dan konstruktif yang memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman mental maupun fisik. Sedangkan Yoeti 1990 mendefinisikan wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain dengan suatu maksud tertentu dan dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Definisi lain dikemukakan oleh Gunn 1994, yaitu suatu pergerakan manusia yang bersifat sementara dari tempat tinggal atau pekerjaannya menuju satu tujuan tertentu, dimana aktfitas dilakukan di tempat tersebut serta disediakan fasilitas untuk mengakomodasi keinginan mereka. Sementara WTO Fennel, 1999 mendefinisikan kegiatan wisata sebagai kegiatan perjalanan seseorang untuk kesenangan pleasure, minimal satu hari dan tidak lebih dari satu tahun untuk wisatawan mancanegara dan enam bulan bagi wisatawan domestik. Istilah pariwisata terlahir dari bahasa Sansekerta, yaitu : pari yang artinya penuh, lengkap, atau berkeliling, dan wisata yang artinya pergi meningggalkan rumah terus-menerus, mengembara, sehingga jika dirangkai menjadi pariwisata yang artinya pergi secara lengkap meninggalkan rumah berkeliling terus menerus. Dalam operasionalnya, Pemerintah Indonesia mendefinisikan : mereka yang meninggalkan rumah untuk mrngadakan perjalanan tanpa mencari nafkah di tempat-tempat yang dikunjungi sambil menikmati kunjungan mereka Pendit, 2002. Dalam Agenda 21 2001 pariwisata didefinisikan sebagai ”Seluruh kegiatan orang melakukan perjalanan ke dan tinggal di suatu tempat diluar lingkungan kesehariannya untuk jangka waktu tidak lebih dari setahun untuk bersantai leisure, bisnis dan berbagai maksud yang lain”. Dari definisi tersebut berkembang sifat pariwisata yng sangat dinamis sehingga pariwisata mendapatan julukan sebagai; multi billion business, factory without smoke, gold mining without ending, dream industry . Dalam UU Kepariwisataan No. 10 tahun 2009 dijelaskan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagain dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tari